Empat puluh satu

1.8K 255 139
                                    

Aku belajar bahwa hidup ini menyenangkan
namun tidak bagiku karna kata bahagia akan
menjadi rumit.
Karna aku terlalu tinggi berharap.
.
.
.
.
.
.
~manusia yang belum sempurna~

Selamat membaca......

Gadis tomboi itu masih terlelap dalam tidurnya, dengan suara monitor mengiringi tiap hembusan nafasnya. Kini hanya ada satu wanita yang menemani sepanjang malamnya.

"Bangun jen, lo ga kangen gitu sama gw?" Tanya priya menggoyangkan tubuh jenny.

"Jen?"

"..."

"Gw punya gitar baru buat lo"

"...."

"Jen, bangun ya pliss" rengek priya terus menghoyangkan tubuh jenny

"..."

Priya melihat jenny yang tak kunjung membuka matanya.

"Ya udah gw nyerah, serah lo dah mau bangun apa kaga" ucap priya pasrah
"Eh jangan deng, lo harus bangun!"

Priya menatap lekat wajah jenny yang kini semakin pucat, priya memegang tangan jenny yang terasa dingin.

"Nanti kalo lo bangun, gw bakal bawa lo ke sesuatu yang indah" lirih priya pelan karena sudah tak bisa menahan air matanya.

Jari jemari jenny bergerak, yang bisa di rasakan priya. Dia langsung menghapus air matanya dengan kasar.

"Jenn, lo denger gw?" Tanya priya senang, lalu dengan cepat meriksa detak jantung jenny.

Priya sangat senang saat jenny membuka perlahan matanya, senyum tulus dari priya tak kunjung memudar.

"La-lagi?" Tanya jenny pelan karena masih merasa lemah.

Priya mengangguk dan memegang tangan jenny. "Gapapa, lo masih bisa bertahan saat ini. Gw bangga sama lo." ucapnya, jenny tersenyum tipis

"Gu-gua..haus"

Priya memberikan jenny minum, dan membantunya untuk duduk.

"Makasih"

Priya tersenyum. "Sama-sama kakak kesayangan gw" priya menarik hidung jenny pelan

"Bang indra sama kak risa?"

"Tenang mereka ga tau lo ada di rumah sakit."

Jenny tersenyum tulus. "Makasih ya"
"Gw mau pulang, gw mau liat bang indra sama kak risa"

"Nanti aja jen, nginap aja satu malem di sini. Lagian udah bubar jen"

Jenny menggeleng pelan. "Gw ga bisa bau obat"

"Udah jam 01.32 malem jen ini" ucap priya menunjukan arlojinya

Tok..tok..tok..

Mereka melihat ke arah pintu lalu saling melihat.

"Siapa?" Teriak priya

"Gw dan aris" jawab will

Jenny melihat priya seolah minta penjelasan.

"Salah satu temen lo yang bawa lo kesini" ucap priya

"Masuk aja" ucap priya, jenny menatap tajam priya

Aris dan will pun membuka pintunya, lalu berjalan mendekati Priya dan jenny.

"Hai jen" sapa aris, jenny membalas dengan senyuman.

"Gimana keadaan lo sekarang?" Tanya will

"Baik, dokter abal-abal ini aja yang lebay, mau nyuruh gw nginep di sini"

Tempat Pulang [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang