Dua puluh

1.9K 239 63
                                    


<<<

Selamat membaca....

Setelah selesai dengan urusan bersenang-senang, kini mereka berenam bersiap untuk merapikan barang-barang untuk pulang.

Senyum jenny yang sedari tadi tidak memudar dengan ucapan amel, yang masih terngiang di telinganya. Tangan yang sedari tadi tidak terlepas dari tangan Jenny, kini sudah mulai berkaitan menggenggam sangat erat.

Untuk perihal perasaan amel, bahkan amel pun masih meragukan perasaannya. Bagi amel, jenny hanya teman jauh dari pikirannya untuk berhubungan dengan jenny lebih dari seorang teman. Amel yang terus bergulat dengan otak dan hatinya.

Otak: ga harus sama dia
Hati: ga, harus sama dia

Amel terus melawan perasaannya untuk hubungan dimana dunia punya 'Norma', amel nyaman saat berada di dekat Jenny, amel merasa aman, senang, dan saat jauh seperti hampa.

Di sisi lain, ada jenny yang terus berusaha untuk memenangkan hati amel, menyakinkan bahwa dia tidak akan berjalan sendirian menghadapi hubungan yang terlarang. Hubungan dimana semua orang menentangnya, dimana akan ada dua kubu yang bisa memaklumi dan ada yang bisa membencinya.

Dan yang lebih sangat menyedihkan, mereka akan membuat orang tua mereka kecewa, dengan hubungan yang akan mereka jalani.

Tapi jenny tidak akan berhenti sampai disitu, jenny akan terus menyakinkan Amel dan jenny tidak akan mundur sampai Amel sendiri yang menyuruhnya untuk 'pergi. (Gaya bat si jenny, kemarin aja udah disuruh pergi balik lagi wkwk:v)

Drtt....drtttt...drttt

Dering ponsel jenny pun bergetar, amel yang tadinya sedang mengobrol kini mengalihkan pandangan melihat layar ponsel Jenny yang tertera nama 'Lia.

Entah apa jika bersangkutan dengan 'Lia, amel merasa tidak senang jika orang bisa melihat perubahan wajahnya bisa disebut dengan 'Cemburu.

"Hallo, kenapa?" Tanya jenny lembut, amel  yang kesal lalu melepaskan pegangan tangan mereka, jenny tak menyadari itu dia membiarkan tangan ammel lepas dari genggamannya.

"...."

"Emang sekarang lagi dimana?"

"...."

"Ya udah, gw kesana sekarang"

"..."

"Ya bye" jenny pun mematikan telfonnya. Dengan cepat jenny membereskan barang-barangnya.

"Lo mau kemana?" Tanya Indra melihat jenny yang tergesa-gesa

"Ada urusan bentar, kak boleh minta tolong nanti tolong anterin Bang indra pulang kak ya soalnya mobilnya mau aku bawa" pinta Jenny pada dokter risa

"Iya jen" jawab Dokter risa

"Makasih kak, gw pergi dulu ya" pamit Jenny pada semua orang di sana, amel tidak ingin melihat wajah jenny. Jenny menyadari hal tersebut tapi jenny mengurusnya nanti.

"Ya udah bye" jenny pun meninggalkan tempat tersebut lalu pergi menuju tempat yang sudah diberi tahu Lia.

Amel menatap punggung jenny kini yang mulai sudah menjauh.

"Segitu pentingnya!" Gumam amel tersenyum terpaksa melihat punggung jenny yang sudah mulai menjauh.

"Ya udah gays, kita pulang. Nanti keburu kesorean" ajak Indra lalu pergi menuju kasir untuk membayar semua yang sudah dipesan.

Setelah selesai indra kembali menemui mereka. "Kalian langsung pulang, ga usah kemana-mana. Gw kasih kepercayaan sama lo" perintah Indra lalu menunjuk aris, aris pun mengangguk.

Tempat Pulang [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang