Tiga Belas

1.7K 216 37
                                    


Amelia's Pov

Aku mengerjapkan mata beberapa kali untuk bangun sepenuhnya. Aku merasa seperti ada yang sedang merangkul tubuhku. Ketika aku bisa membuka mata dengan sadar, aku terkejut melihat wajah Jenny sangat dekat di samping wajahku. Tidak hanya itu, sebelah tangannya juga memeluk tubuhku hingga aku kesulitan
menggerakan badan.

"Ish, dia ngapain sih meluk-meluk gw" ucapku pelan.

Namun sesaat sebelum aku menggeser tubuhnya itu, kedua mataku menatap wajah tidurnya Jenny. Dia terlihat sangat berbeda sekali, tidak ada wajah menyebalkannya, ekspresi datarnya, dan tatapan matanya yang hampa itu. Saat ini hanya ada wajah Jenny yang teduh dengan mata terpejam.

Tiba-tiba dia mengerjapkan matanya lalu ketika dia sudah bangun sepenuhnya, dia menatapku. Aku balas tatapan matanya dengan lekat. Dia kaget mendapati tangannya yang sedang merangkul tubuhku. Lalu dia langsung menjauhkan tubuhnya dariku.

"Sorry-sory, gw gak tau, gw gak sadar kalo meluk lo, shit, " ucapnya panik dengan kata terakhir yang dia ucapkan pelan lebih untuk ke dirinya sendiri.

"Pegel nih badan gw gak bisa gerak gara-gara lo peluk," gerutuku padanya.

"Ya gw gak tau, gw gak sadar, sorry"

Aku kembali menatapnya dengan lekat lalu bangun dari tempat tidur. Aku tidak mengucapkan apa-apa lagi padanya. Kemudian aku berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Ketika aku selesai, aku melihat Jenny sedang memerhatikan jajaran foto serta buku di meja belajarku.

"Ngapain lo?"

"Lihat doang" jawabnya santai dengan wajah datarnya itu.

Aku menghampirinya. "Gak aneh-aneh kan lo?"

"Gak ada untungnya juga gw aneh-anehin lo,"jawabnya seraya berjalan ke kamar
mandi.

Dari setelah pulang hingga detik ini dia sudah sukses membuatku kesal.

Ketika aku ingin merapikan tempat tidur, aku baru sadar kalau kasurku sudah tertata rapi.

"Tau diri juga dia," batinku.

Tok.tok.tok.

"Iya" teriakku berjalan ke pintu

"Kamu kok ga turun-turun buat makan sih?

"Ketiduran ma" jawabku dengan manja

Mama menggelengkan kepalanya, "ya sudah kalo gitu turun kita makan, ajak jenny sekalian"

Aku mengangguk cepat "iya ma" jawabku lalu menutup pintu

"Woyy" tiba-tiba suara menyebalkan itu membuatku terkejut.

Aku melihatnya dengan sebal. "Kayaknya lo deh yang sethan"

"Silahkan mbak kacanya di sana, tolong berkaca dulu sebelum bicara" jawabnya seraya mencari tempat

"Cari apa sih?" Tanyaku

"Buat gantung handuk"

Aku pun berjalan mendekatinya, "sini biar gw aja yang gantungnya" kataku lalu mengambil handuk di tangannya

"Oke, makasih Amelia Almira Chedid yang cantiknya seperti Bi Ida"

Aku menoleh ke arahanya, "bi ida?"

Dia mengangguk dengan antusias "He'eh"

"Ga deng, lo cantik, lo manis, dan lo baik"

Teriaknya yang membuat langkahku terhenti, pipi ku memerah dan tak berani untuk melihat nya dan kini jantungku kembali senam. Aku mencoba untuk mengatur nafasku.

Tempat Pulang [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang