Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara knalpot yang saling beradu dari setiap kumpulan yang ada di sirkuit ini mengganggu telinga Nandar yang biasa tenang di rumah, jika ada suara berisik pun itu dari sebuah video games.
Sebenarnya Nandar juga malas datang kesini, tapi curhatan Bintang sore tadi yang tiba-tiba datang ke rumah membuatnya membulatkan tekad untuk datang kesini.
Mata Nandar menatap sekitar, semua kumpulan sudah ia teliti dengan baik hanya untuk mencari sosok Starla yang entah bergabung dimana kumpulannya. Hampir saja Nandar ingin mengamuk kalau tiba-tiba matanya tak menemukan Starla sedang duduk di salah satu tribun dengan tangan kanannya yang mengapit sebatang rokok, sesekali perempuan itu menghirupnya dengan pandangan lurus ke sebuah motor di depannya yang sedang diperbaiki oleh temannya.
Tanpa ragu lagi kaki Nandar melangkah menghampiri, duduk di samping Starla yang membuat cewek itu seketika melotot sempurna saking terkejutnya.
"Uwaw, Bang Nandar datang ke tempat ginian?!" kata Starla kaget berlebihan, Nandar justru tak menjawab dan fokus menatap rokok yang sudah habis setengah di tangan Starla.
Sadar apa yang diperhatikan Nandar, Starla membuang rokoknya dan tak lupa menginjaknya sampai mati. Perempuan itu juga sempat meminta permen padanya takut Nandar nanti jadi tak nyaman bicara dengannya dengan bau rokok dalam mulutnya.
"Jadi, waktu di warung nasgor kemarin lo tuh merasa bersalah kan bukan karena terbiasa nggak ada orang yang ngerokok depan lo?" tanya Nandar untuk awal dari percakapan mereka, Starla tersenyum miris dengarnya sambil membuka bungkus permen.
"Iya, abisnya gue kaget pas Bintang izin, muka lo juga bikin gue deg-degan dan merasa menjadi orang paling banyak dosa di muka bumi. Gue nunduk karena malu ditanyain begitu, dalam hati ngumpat maki-maki diri sendiri karena sikap Bintang yang menghargai gue disaat seharusnya dia nggak perlu begitu." jawab Starla yang dibalas anggukan kecil Nandar. "Abang kesini gara-gara Bintang yang marah sama gue, ya?" tanyanya giliran.
Nandar berdehem, "Cowok lo marah." katanya membuat Starla menghela nafas. "Emangnya pacar lo ada berapa sih?"
Starla tertawa mendengar pertanyaan itu, "Cowok gue cuma satu, si Bintang doang. Cuman memang temen gue kebanyakan laki, jadi dia salah paham. Gue ada urusan pribadi sama Jerome, jangankan ke elo ataupun Bintang, Lily aja nggak gue kasih tau urusan apa itu. Yang jelas, ini bukan kayak yang Bintang pikirin. Agak aneh sih, Bintang hari ini agak sensitif, nggak tau kenapa." katanya menjelaskan.
Nandar diam mendengarkan penjelasan itu, matanya memandangi motor di depannya yang masih di utak-atik entah apa yang sedang diperiksa. Starla juga begitu.
"Bintang emang agak sensitif hatinya, La. Dia gampang menyimpulkan sesuatu, tapi sebagian kesimpulannya suka bener. Kalau fakta yang dia simpulin nggak sesuai, berarti dia pake emosinya." ucap Nandar membuat Starla mengernyit bingung, "Mungkin sebelum jalan sama lo, Bintang emang lagi nggak baik-baik aja suasana hatinya makanya sekarang bisa marah sama lo dengan kesalahpahaman itu. Bintang bilang, dia ngeliat lo ngobrol sama Jerome dari depan kelasnya, terus pas tau tadi lo diajak ketemuan sama Jerome, dia mikirnya yang aneh-aneh." lanjutnya menjelaskan lebih teliti.