[Bintang]
Mata Starla terbuka perlahan sambil mencoba membiasakan diri dengan cahaya yang begitu terang menyambut kesadarannya, beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri dan pegal membuat cewek itu meringis kecil menahan diri.
Nafasnya yang semula teratur kini mulai memberat, matanya menangkap keganjalan yang membuat Starla tak bisa menghirup udara lebih bebas. Hidungnya terhalang alat bantu pernafasan, kemudian membuat cewek itu tersadar sesuatu. Dirinya pasti sedang berada di rumah sakit.
Otaknya memutar disela rasa pusingnya, ia berpikir keras untuk mengingat apapun yang harus dirinya ingat. Rasa ingin tertawa keras membuat Starla menghembuskan nafas sedikit kasar, dari semua yang ingin Starla coba ingat, kenapa tiba-tiba hanya pizza yang terlintas? Seketika cita-citanya sekarang ingin makan pizza.
Perut Starla berbunyi, Starla kembali menghembuskan nafasnya agak kasar karena rasa ingin menertawakan dirinya sendiri. Lapar pula habis kepikiran pizza.
Mencoba berpikir logis, kini Starla memutar bola matanya lebih luas untuk mencari tahu siapa yang saat ini berada di sisinya. Menemukan fakta bahwa ada seorang Nandar yang duduk menyandar di sofa sambil memejamkan mata, Starla kecewa. Kenapa bukan Lily? Padahal harapannya setelah sadar sedang dirawat di rumah sakit, Starla ingin Lily yang menjadi orang pertama saat dirinya membuka mata.
Tapi nggak papa, Nandar juga istimewa. Selain karena Starla susah menganggapnya sebagai Abang sendiri, NANDAR NIH MANTAN INCARAN STARLA LOOOHH!!
Aih, bangga banget sakit dijagain sama Nandar Aditya. Seluruh member fansclub Nandar harusnya lihat nih!
"A...bang?" lirih Starla mencoba memanggil Nandar dan membangunnya. Tapi pasti tidak terdengar, maka dirinya kini menarik nafas sekuat tenaga untuk mencoba lebih keras dan berniat akan teriak.
Tapi pas sekali Starla akan teriak, suara dering telepon yang nyaring membuat Starla membuang nafas dengan penuh rasa kesal.
'Bangsat!' kira-kira begitu makinya dalam hati.
Karena memang niatnya untuk berjaga, Nandar pun reflek membuka mata dan meraih hapenya yang di atas meja. Cowok itu lalu mengangkat teleponnya.
"Hm, paan?" begitu yang diucapnya saat sambungan tersambung. Matanya menoleh ke arah Starla untuk mengecek keadaannya, matanya menyipit memastikan jika posisi Starla agak berbeda dari sebelumnya. "Oh, bawa aja ke sini. Gua nggak bisa ke sana soalnya, ini kayaknya Starla bangun deh. Lo bisa panggil dokter?" katanya yang sedetik kemudian bangun dan mengecek Starla lebih dekat.
Entah apa yang dijawab si penelpon, Starla melihat Nandar memutuskan sambungan dan mengantongi hapenya. Pandangan Starla kabur seketika, entah kenapa semakin Nandar mendekat yang dilihatnya justru malah si Rian.
"Heh, bangun dong, Sist! Perawatan lo, makin gede makin dekil aja!" kata Rian tengil membuat Starla mengernyit heran. Wajahnya yang dibuat kemayu itu membuat Starla emosi, itu sangat menyebalkan dilihat.
"G-gue dekil aja... masih cantik, an-anjing... Kalau perawatan nanti makin cantik... Ntar lo tersaingi deh... He.. Hehe.. Ehehe..."
Di posisi lain, Nandar yang melihat Starla bergumam tak jelas sambil cengengesan sendiri langsung mengerutkan keningnya. Kenapa lagi ini orang? Bangun dari koma malah tiba-tiba jadi sinting begini.
Nandar membungkuk mendekatkan telinganya ke depan wajah Starla, lalu setelah mengetahui apa yang digumamkan cewek itu, Nandar menegakkan badannya sambil mendesah lega.
Mungkin ini efek obat bius yang menjadikan Starla berhalusinasi, kesadarannya belum benar-benar pulih soalnya. Nandar pernah mendengar, kebanyakan orang-orang yang habis dioperasi memang begini.
![](https://img.wattpad.com/cover/271499216-288-k292710.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang: The Patrick Couple
Fanfiction[DISCONTINUE] "Yang, kata si Jeli-nya Rindu, kita tuh Patrick Couple. Ehe, itu artinya kita bodoh nggak sih?" ft. Lee Haechan ©eipayow, 2021