"Apa Karina kesurupan?"
"Apa yang Ayah bicarakan? Aku benar-benar ingin berlatih menari. Aku akan dilatih oleh salah satu penari terbaik di dunia."
"Terserahmu sajalah."
Walau Ayahnya terlihat tidak mendukung dan malah mencibir kegiatan produktif anaknya, namun dia tetap mendukung. Itu hanya alibi luarnya saja. Padahal aslinya, Ayah Karina itu sangat perhatian pada anak perempuan satu-satunya itu.
Nah, itu buktinya dia dibelikan sepatu khusus sebagai tanda bahwa Ayahnya mendukung kegiatan positifnya. Karina terlihat semangat sekali untuk mengikuti latihan pertamanya, dia sudah membayangkan akan menjadi seorang dancer terkenal dan hebat.
Hm... Sepertinya dia sudah terlalu banyak menonton drama.
"Ayo latihan."
"Ayo."
Yang ada dalam benaknya, Jeno akan melatihnya dengan teknik hiphop namun yang ada adalah, dia disuruh berlatih seperti ayam.
Maksudnya?
Ya, seperti ayam yang sedang mengeram telur.
Kemudian, dia dilatih seperti sapi.
Maksudnya?
Ya, dia dilatih seperti posisi sapi yang sedang menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Ayo ajarkan aku teknik yang hebat. Kamu fikir aku bodoh? Kamu hanya mengerjaiku, bukan?"
Jeno tertawa pada akhirnya. Ah, ketahuan juga akal-akalannya dalam mengelabui dan mengerjai Karina.
"Baiklah, ayo kita mulai."
Berhubung Karina masih pemula jadi dia mengajarkan tarian dance dasar terlebih dahulu. Ini adalah tarian dance yang dia pelajari secara otdidak. Kalau Bunda Anna bilang ini seperti tarian jemur baju karena, gerakannya yang memang mirip saat menjemur baju.
"Tangan ke atas, bawah, berjongkok lalu berdiri dan berputar."
Karina menggumamkan gerakan yang dia pelajari sambil dia praktekkan. Namun, kenapa hasilnya sangat jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Jeno?
"Kenapa aku terlihat seperti robot yang mengalami stroke?"
Karina mengeluh lagi dan lagi. Dia penasaran kenapa Jeno yang melakukan gerakan yang sama namun hasilnya luar biasa. Bahkan, ketika Jeno bersin saja, dia terlihat sangat keren. Oh, sepertinya ini yang dikatakan orang dengan seniman sampai tulang sumsum.
Jangan bertanya dari mana Karina mendapatkan pepatah itu karena dia pelupa. Karina juga tidak mempermasalahkan jika pepatah yang dia percayai tidak orang percayai.
Itu... Bukan urusan dia.
"Ayo, mau belajar lagi?"
Karina menggelengkan kepalanya, dia sudah lelah setelah satu setengah jam berlatih. Akhirnya Jeno juga ikut beristirahat karena dia juga harus menyimpan tenaga dan energinya untuk kegiatan lagin. Dia sengaja meluangkan waktu dan datang lebih awal menuju studio latihan menari hanya untuk melatih Karina yang tiba-tiba ingin diajari menari setelah melihat pertunjukannya dengan Rachel minggu lalu.
Apa perempuan itu cemburu?
Atau iri?
Atau apa?
Jeno tidak bisa menebak isi kepala apalagi isi hati Karina.
Errr,,, itu rumit.
"Bagaimana bisa kamu latihan selama berjam-jam, bahkan kadang lebih dari sepuluh jam sehari? Semanjak kamu menggeluti dunia seperti ini, mungkin lebih banyak kamu habiskan berada di ruang latihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno Aldebaram
RomanceKarina, si anak dari keluarga cemara dan Jeno si anak dari keluarga broken home. Bukan kesempurnaan yang mereka cari. Namun, kekurangan yang satu sama lain yang saling dilengkapi. Thanks to do not plagiat and remake #jeno #karina #nct #aespa #ff #...