8. KNIFE CARVING

244 42 0
                                    


"Ahkkk"

"Sssiall..."
Aku di kamar menahan mati-matian rasa ketidak tenangaan ini, aku sudah meminum obat ku tapi di tengah malam penyakit ini kembali datang.

"Ahhh berhentilahh! Aku lelahhh" teriak ku dan tanpa perduli berapa banyak barang yang sudah ku lempar-lempar.

Sampai aku berdiri di depan kaca dan melihat betapa kacaunya diri ku saat ini, rambut berantakaan dan airmata yang terus berjatuhaan, detak jantung ku semakin kencang saat aku menahan mati-matiaan rasa ketidak tenangaan ini.

Aku membuka lemari dan melihat dua pisau kesayangaan ku yang terukir KJ yang berarti inisial nama kim jaerin, otak ku sudah tak berpikir jernih lagi.

Aku keluar kamar dengan memakai jaket kulit panjang ku, dan menggunakan masker.
Aku berjalan dengan cepat sembari menahan mati-matiaan rasa ini.

Aku melihat di lorong jalanan kecil ada seorang gadis dengan seragam sekolah yang di ganggu pria-pria bajingan itu, jujur aku bukan berniat membantu, tapi aku butuh seseorang untuk membuat ku lebih tenang dengan cara yang sangat jahat yaitu dengan membunuh.

Aku berlari ke arah dua pria itu dan mendorong satu pria yang menarik baju gadis muda itu.

"Hey gadis nakal ini mau ikut-ikutan huh"

Di dalam masker bibir ku hanya tersenyum miring, betapa bodohnya pria jaman sekarang.
Saat tangannya mendekat ke arah ku, aku langsung menariknya, dan dengan pisau ku robek dari atas lengannya sampai bawah, tak perduli dia teriak kencang. Aku lalu mendorongnya sampai tersungkur.

Aku melirik gadis tersebut dia pasti ketakutaan, aku lalu menatapnya.
"Pergilah! Aku bukan mau membantu mu sungguh, pergi sebelum aku lebih tak terkendali" ucap ku dengan airmata ku yang terjatuh.

"B-baik eonnie, t-terimakasih..."
Beruntung gadis itu penurut.

Bughh
"Ahkk"

Dan kini pria yang satunya malah memukul punggung ku dari belakang dengan kayu, aku lalu menatapnya seperti orang yang kesetanaan.

"Primitif, kau salah melawan orang seperti ku" ucap ku lalu memainkan kedua pisau ku.

Aku bisa dengan jelas melihat wajahnya yang takut dan panik, hal itu membuat ku suka.
"Tak mau berlari hm?"

Saat aku mengatakaan itu pria itu benar-benar berlari namun sayangnya seorang Kim Jaerin aku tak pernah membiarkan mangsa lolos.

Aku melemparkan pisau sebelah kanan ku, dan tertawa kencang saat tepat mengenai kepalanya.

Aku lalu berjalan menghampirinya, dan melepas pisau itu. Melihat darah yang berceceran pada kedua pisau milik ku ini benar-benar menenangkaan ku.

"Who are you to take my prey?!"

Aku terdiam sejenak mendengar suara seorang pria yang berada di belakang, aku lalu menoleh dan dikejutkan karena melihat dia yang sempat aku lihat saat bersama Jay, aku tak tau namanya tapi yang jelas dia pasti juga mafia yang bekerja sama dengan jay.

Dia menatap ku dari atas ke bawah
"Gadis yang sangat terlatih dengan belatih pisau, luar biasa"

Dia mulai mendekat dan aku mulai mundur sembari mengarahkan pisau ku padanya yang terus mendekat.

"Kau tak mungkin bukan seorang mafia, kau pasti ada dalam bawahaan pria bermarga Kim itu kan" katanya

Aku tak tau harus apa tapi jujur, dia mendekati ku terus dan menatap mata ku dia pintar membuat ku berhenti berpikir rencana.

"Jika kau bukan, aku bisa mengajak mu masuk bertemu bersama Jay Park, kau tau dia kan" katanya lagi

Aku diam sejenak, dan melihat tangan pria itu perlahaan mengeluarkan pistol, sial aku cukup benci dengan senjata itu.
Dorr

Dorr

Sial pria ini benar-benar menembakaan ke arah ku entah kena atau tidaknya, dia berusaha menyebarkan tembakaan terus.

Aku hanya bisa menghindar dengan lincah, tapi sialnya tembakannya berhasil menggoreskan bahu kanan ku.
Terasa perih, tapi aku harus menahannya.

Aku tak akan bisa melawannya, dia cukup pintar, aku memutuskaan untuk melemparkannya sebuah botol soju yang ada, tak perduli jika itu melukainya, aku lalu pergi dengan cepat saat dia menahan beling-beling yang mengenainya.

....

8.00AM

"Jadi kau menemukaan satu belatih pisaunya?" Tanya jay lagi saat mendengar penjelasaan jake.

Pertengkaraan kecil jake semalam yang melawaan seorang gadis yang terlatih itu, dia sengaja mencoba menemukaan bukti-bukti agar bisa mencari siapakah gadis itu, maka jake mengecohkannya dan berhasil saat gadis yang jake tak tau siapa dia itu tanpa sadar menjatuhkan pisaunya.

"Ya, ini jelas-jelas bukan pisau sembarangaan ini khusus" ucap jay yang melihat belatih pisau itu.

"There is an initial knife engraving" ucap jay saat melihat ukiran KJ.

"Karina! Bawa belatih pisau ini periksa semua, sidik jari, data senjatanya dan lainnya!" Perintah jay

Karina mengangguk dan membawa pisau tersebut kedalam kotak coklat.
Kini jay sendiri semakin di buat pusing sendiri.

"Ah, apa gadis yang kau maksud adalah sama saat yang waktu itu menyerang ku" kata jay pada jake

"Hah?"

"Mendengar cerita mu seorang gadis dengan terlatih menggunakan belatih pisaunya mengingatkan aku padanya" jawab jay dengan jelas.

"Apa yang akan kau lakukan saat menemuinya?" Tanya jake

"Mendekatinaya, dan bertanya kenapa dia menjebak ku dalam rasa penasaraan" jawabnya

"T-tuan jay, tuan jake maaf menganggu waktu pagi. T-tapi saya dapat info bahwa gedung kantor kedua terbakar beberapa menit lalu tuan" ucap anak buah jay.

"APA?!!" Tentu jay dan jake kaget secara bersamaan.

"I-iya tuan, dan katanya ada map peringataan yang di tulis tepat di depan gerbang sebelum kejadian terjadi"

"Di sana tertulis Ini hanya pembukaan permainaan kita Jay Park, kau tau siapa aku kan" lanjutnya

Rahang jay mengeras seketika dia sudah salah berdiam diri, ternyata ketakutaannya sudah mulai terjadi. Jay langsung mengambil kunci mobilnya dan pergi keluar, ia langsung masuk dan membawa mobilnya dengan kecepataan sangat tinggi, kini Jay benar-benar sangat tersulut emosi.

~~~

Psycho Silent || Jay Park [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang