22. PARK JONGSEONG

236 33 0
                                    


Malam yang gelap, serta angin yang berhembus kencang tak akan bisa mendinginkan rasa panas emosi dari seorang kim jaerin yang mulai mengerti maksud dari ucapan seseorang yang baru saja mengkhianatinya.

"Katakan nama kedua orangtua mu!" Tegas jaerin.

"Hm, apa kau melupakannya baiklah aku akan mengatakan nama kedua orang tua ku yang nantinya akan menjadi mertua mu..."

"Choi Yunseo ayah ku, dan ibu ku Choi Hayoon. Sudah mengenalinya kan" lanjutnya dengan tersenyum jahatnya.

Jaerin langsung mengusap kasar wajahnya dengan gemetar, dia sudah jelas sangat mengingat kedua nama itu. Ingatan traumanya kembali, dia membutuhkan seseorang saat ini.

"Your his son"
Jaerin mencoba mendekati yeonjun dengan tetap mengarahkan pisaunya dengan gemetar.

Yeonjun tertawa remeh dan berkata "akan mencoba membunuhku? Bukankah penyakit mu ini sedang datang? Cobalah jika bisa"

Seperti sebuah hinaan, jaerin langsung berniat menghajar yeonjun dalam keadaan fisiknya yang lemah. Tapi yeonjun memanfaatkan itu dia bisa menghindar dan langsung menghepaskan jaerin sampai membentur pagar.

Dia lalu membuka koper yang sedari tadi ia pegang, dan itu berisikan senjata yang sempat ditunjukan yeonjun pada jaerin beberapa hari lalu. Jaerin meruntuki yeonjun yang ternyata dia malah menggunakan itu untuk menjebaknya.

"Aku semakin penasaran melihat wajah cantik mu jika sedang ketakutaan karena benda ini" dengan angkuhnya dia mengatakan itu dan mengarahkan senjata ke samping jaerin.

DORR

Satu tembakan, dan jaerin masih mencengkram tangannya sendiri menahannya.

DORR

Di tembakan kedua, tangannya sudah terlepas dari genggaman pisaunya dan tangannya mulai ingin menutup kedua telinganya.

DORR

"Kim Jaerin, ayolah tunjukan dirimu yang lain itu. Aku ingin juga melihatnya, lagipula jangan setakut itu hm, senjata ini makanan sehari-hari mu jika nanti kah akan menikah dengan ku" ucapnya dengan sangat percaya diri.

"B-bajingan! Aku tidak akan menikahi pria pengkhianat seperti mu" ucapnya dengan lantang.

Yeonjun terlihat menggertak, dia sudah sangat marah sebenarnya pada gadis didepannya. Hanya saja dia berpikir dia masih mau bermain dengannya.

DORR

Yang keempat, jaerin mulai menunduk, dan semakin menutup kedua telinganya. Dia hanya bisa menunduk, dan merasakan gemetar diseluruh tubuhnya, pikirannya menjadi kacau dan menyakitkan, serta bayangan-bayangan kejadian itu selalu muncul sekarang.

Yeonjun sangat puas melakukannya sengaja suara menggelegar, dan dia menembaknya asal di samping jaerin agar dia terlihat semakin melemah.

"Katakan kau memohon pada ku Kim! Aku selalu ingin salah satu dari keluarga angkuh mu memohon!" Tegas yeonjun

"Jika kau memohon aku akan berhenti!" Lanjutnya.

Tapi jaerin menggeleng "sampai kau benar-benar menembak diri ku pun. Aku tak akan melakukannya" ucapnya.

Yeonjun beranjak mendekati jaerin dia ingin menjambak rambut panjangnya itu. Tapi yeonjun dilempar sebuah beling tajam dan mengenai wajahnya.

Yeonjun memegang lukanya, dia langsung menoleh dan ternyata dia adalah musuh besarnya, siapalagi jika bukan pemimpin BlackBlood.

"Jay bajingan!"

Jay berjalan dan tak memperdulikan lukanya, bahkan bekas tusukan yang yeonjun berikan dipunggungnya ia bisa menahannya.
Saat itu juga jay kembali menendang yeonjun, lalu dia langsung mengambil alih dua belatih pisau jaerin.

Psycho Silent || Jay Park [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang