13. DEJAVU?

211 35 0
                                    


Kim Taehyung kini menatap gelangnya yang berbunyi dan bercahaya merah, dia tersenyum melihatnya. Lalu mematikan bunyi dan cahaya gelang itu, ia lalu bergegas menggunakan jasnya.

Dia lalu membuka ponselnya dan menghubungi kontak bernama Choi Yeonjun.

"Halo"

"Halo hyung, ada apa?" Tanya yeonjun dari telfonnya itu.

"Datanglah ke alamat yang akan ku kirim, hanya kau saja tak perlu ajak anak buah mu. Aku sudah menyuruh teman jaerin untuk datang juga" jawab taehyung.

"Baiklah hyung, ku akan segera kesana"

Setelah itu taehyung mematikan telfonnya, dia lalu masuk ke dalam mobil PORSCHE 911 terbaru miliknya.
Dan menjalankan mobilnya sesuai dengan alamat yang dia maksud, dalam perjalanannya tak bisa berbohong taehyung menahan rasa kesalnya terhadap jay yang berhasil menangkao adiknya. Tapi disisi lain dia ingin memarahi adiknya sendiri, taehyung sudah tau bagaimana sifat adiknya, dia bisa tertangkap seperti itu pasti karena jaerin tak bisa menahan emosi dirinya.

"Inilah kenapa seorang adik harus tetap diawasi meski sudah berumur dewasa" gumamnya.

Kim taehyung sampai sekitar dua puluh menitan perjalanan, dia lalu keluar dari mobilnya dan melihat bahwa Lee Jeno dan yeji sudah berada disana menunggunya.

"Hyung, apa benar jaerin benar-benar tertangkap?" Terlihat sekali wajah jeno panik.

"Eoh, tapi dia berhasil memberikan sinyal, aku juga bisa mengetahui keberadaanya karena di belatih pisau itu memang terdapat beberapa mode yang bisa jaerin gunakan bahkan tanpa menggengamnya terlalu lama" jawab taehyung dengan jelas.

"Ashh, sialan memang tidak pacarnya tidak orangnya" yeji juga sangat marah ketika sahabatnya di tangkap seperti itu, dia berpikir negatif entah hal buruk apa yang akan di lakukan jay pada sahabatnya.

"Itu dia yeonjun" jeno sudah melihat mobil milik choi yeonjun samapi, dengan cepat dia turun dan ikut berdiri di samping taehyung.

"Hyung jelas sekali adik mu di jadikan umpan, lihat ini dia mengirim surat pelayan ku yang menemukannya saat aku ingin keluar apartemen tadi" yeonjun lalu menunjukan surat tersebut.

Taehyung tersenyum remeh, lalu melempar surat itu.
"Jaerin pasti akan di jadikan pancingan untuk mu supaya datang, dan mungkin mereka ingin memancing kemarahan ku. Tapi sebaiknya kau lebih dulu memancing dia untuk bertemu, fokuskan pada penangkapannya dan membebaskan adik ku"
Taehyung mencoba menjelaskan rencanannya lebih lanjut lagi.

....

Jake dibuat melongo setelah mengetahui gangguan yang di alami jaerin. Setelah jake menyuntikan obat yang membuat dia tak sadarkan diri, dan jay meminta jake untuk mencari tau apa yang sebenarnya ada di dalam jaerin, jake kini mengusap wajahnya ia seperti beku untuk menjelaskannya.

"Kau ini kenapa? Kau dan bahasa kedokteran mu aku tak mengerti kau harus jelaskan jake" ucap jay yang sedari tadi berdiri sembari melipat tangannya didada bidangnya.

Jake lalu menghela nafasnya dan menatap jaerin yang masih tertidur di kasur labnya itu.
"Dia trauma, dia memegang penyakit keturunannya, dan dia...."

"Dia? Dia kenapa? Jake beri tau aku dengan jelas dan cepat!" Tegas jay yang kesal melihat temannya terbata-bata.

"Dia yang asli dalam dirinya sebenarnya orang baik jay, namun kepribadian lainnya sudah seperti pemilik rumahnya, itu juga karena dibantu penyakit keturunannya pikirannya sudah sama seperti semua keluarganya pyscho!" Jake akhirnya menjelaskan semuanya, dan kini jay lah yang terdiam.

Jay malah pergi meninggalkan lab itu seketika. Dan jake tau jelas alasannya, jake kini kembali memperhatikan jaerin yang masih terlelap, dia lalu memperhatikan wajah jaerin.

"Lagi-lagi aku dejavu, kenapa hidup ku selalu terlibat dengan orang yang memiliki kepribadian ganda" monolognya.

Jake keluar dari lab itu, lalu dia memerintahkan empat penjaga untuk menjaga labnya dan melihat jika jaerin terbangun maka harus tetap di awasi.

Setelah itu dia keluar menuruni tangga, dan tepat sekali dia melihat temannya jay malah seperti mengamuk frustasi memukuli samsak tanpa henti.
Jake tau pasti alasannya, ia berniat menghampirinya tapi suara berisik membuatnya berhenti.

"Jay! Jay sayang kamu kenapa gakbisa di hubungi"
Tepat sekali itu suara dari giselle, pacar yang membuat seluruh orang di rumah ini muak.

Jake menarik tangan giselle kasar saat giselle mau mendekati jake.

"Apasih?! Lepas"

"Pergi, jay itu sedang frustasi kau jangan gila mendekatinya kau mau mati muda?" Dengan tegas jake mengatakan itu.

Giselle lalu menepis tangan jake dan malah menatap dengan tantangan.
"Jay gak bakal bunuh aku! Segila apapun dia aku percaya apapun padanya"

"Kau tau, kau memacari seorang mafia kau tidak tau isi hati dan otaknya saat sedang menggila! Sedekat apapun kau, kau akan mati sia-sia saat dia sedang menggila" jake juga termasuk seorang mafia, dia pernah merasakan juga apa yang jay raskaan, hanya saja dia lebih bijak mengatasinya.

Giselle tetaplah dirinya yang anti aturan dan keras kepala, dia malah meledek jake dan tetap berjalan menuju kekasihnya itu. Jake hanya menghela nafasnya.

"Sepertinya jay akan berstatus sendiri setelah ini" gumam jake lalu pergi dari sana.

Jay berhenti saat mendengar suara berisik yang selalu menganggunya itu. Dia menatap tajam giselle yang malah terlihat centil didepan jay, jay sedang tak dalam hal percintaanya.

"Kamu kemana aja? Aku kirim pesan satu pun ga dibales, okey mungkin kamu stress tapi gimana kalo kita makan di luar bersama pasti bikin mood kamu balik kan" ucapnya lalu menggandeng lengan jay.

Jay menepisnya dan mengatakan "pergi"

Giselle lalu terkekeh pelan dan masih berisikeras mengatakan "jay aku ini pacar kamu kan, aku bisa kok mengatasi rasa frus-"

"No! You can't never be understand, no one will understand me! You just spoil my mood" dan benar saja jay kini membentak giselle.

Mata jay terlihat sangat lelah dia lalu dengan kasar mendorong giselle dan sebelum berjalan lagi dia berhenti dan mengatakan dengan jelas.
"We broke up now, don't try to contact me again if you still want to see your life"

Dengan emosinya jay meninggalkan halaman belakang, dia emosi bukan karena galau atau sedih sudah putus sengan giselle. Dia sudah mulai menggila sejak jake menjelaskan apa yang jaerin rasakan. Dia kini merasa kacau, dan memilih untuk pergi mengerjakan misi yang harusnya di kerjakan oleh anak buahnya, tapi jay sedang butuh sesuatu untuk di lampiaskan.

Baru saja dia ingin pergi tapi karina mendatanginya.
"Selamat kau sekarang putus! Baguslah kau bisa memutusi si gadis berisik itu, lebih baik kau melihat ini" karina lalu melemparkan surat pada jay

Jay membukanya dan membaca dengan seksama, teenyata choi yeonjun sudah membalas pesannya dan mengajak bertemu di sebuah restoran yang berbintang mewah, dia meminta jay membawa jaerin dengan negosiasi yang unik.

"Tomorrow night will be fun"

~~~

Psycho Silent || Jay Park [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang