14. TRAUMATIC

236 37 2
                                    


Aku penuh dengan tatapan marah pada tiga orang yang berdiri didepan ku. Setelah tau bahwa mereka dengan paksa menyuntikan ku obat tidur serta mereka sudah tau semua tentang kondisi diri ku.

"Kau berlagak tak mau makan huh? Lihatlah bibir mu saja sudah pucat, jangan berlagak aku akan mengasihani mu" jay terlihat mengepalkan tangannya menahan amarah pada ku. Jika begitu kenapa dia tak langsung memukul ku saja.

Aku masih tak menjawab dan hanya menatap mereka satu persatu.
Tapi aku langsung mundur saat jay mensekati ku.

"Padahal disini aku tak menyiksa mu tapi kau berniat layaknya seperti disiksa!"

"Kau bajingan sialan! Kau bisa meracuni ku" ucap ku dengan kasar.

Dia tertawa remeh lalu mencekik leher ku dan mengatakan "aku tidak suka meracuni, itu tanggung jaerin lebih baik tangan kita sendiri yang melakukannya"

Aku menatap tidak suka sekali kepada pria yang mencekik ku, aku lalu mendorongnya. Lalu berdiri dari kasur itu.

Dorr

Sialan, aku langsung menutup telinga ku saat dia menembakan ke arah atas ku. Memang tidak mengenai ku, tapi aku benci pistol.

"Kau kenapa? Aku hanya ingin memberi peringatan, tunggu..."

"Kim Jaerin jangan bilang kau takut pistol, kau adiknya si Kim pyscho taehyung itu kau tidak mungkin takut" lanjutnya lalu dia berjalan dan dengan jelas aku melihat dia mengarahkan pistolnya kearah ku.

Jika aku terlihat takut dia akan semakin jadi, maka aku memilih menatapnya.
"Tidak, aku tak takut senjata apapun"

Jay terlihat menatap meremehkan ku, dia lalu menarik lengan ku secara kasar.
"Sebelum nanti malam kau dan aku bertemu si yeonjun, bagaimana jika aku bermain dengan mu"

Dia lalu mengangkat pistolnya dan menempelkannya tepat di pipi ku. Sungguh aku akan menandai pria ini harus mati di tangan ku.

"Karina, siapkan tali di basement" perintahnya pada sekertarisnya.

....

Jay Park mengingkat jaerin di sebuah besi yang berdiri panjang. Dari tangan diikat dibelakang serta kakinya dengan erat. Kini hanya ada mereka berdua di basement, jay lalu mundur sesuai posisi yang dia inginkan.

"Kau sudah berkeringat saja hm?"

Jaerin berusaha tenag saja padahal dirinya sudah setengah mati menahan rasa takutnya.
"Aku mudah berkeringat" jawabnya membuat jay tertawa.

Jay lalu mengisi peluru di pistolnya, dia mulai mengangkat pistolnya tepat di kepala jaerin.

"Kau tidak akan membunuh ku disini kan?" Ucapan jaerin yang terdengar percaya diri membuat jay menampilkan seringai dibibirnya.

"Ya aku tak akan membunuh keluarga kim, aku ingin melakukannya didepan keluarga kim yang lain. Misalnya didepan kakak mu" jawabnya.

"Maka kau yang akan mati didepannya jika kau melakukan itu" balas jaerin.

Jay lalu kembali mengarahkan pistolnya, jay memiliki pandangan yang cukup tajam. Dia sebenarnya sudah tau jaerin menahan gemetarnya dengan mencengkram tangannya dibelakang sana.

DORR

Jay park juga sangat sengaja tak menggunakan perdap suara pistolnya agar suara bisa menggelegar.
Saat jay menembakan ke samping, jaerin ternyata menutup matanya. Jay kini tau bisa saja trauma yang jake maksud adalah jaerin takbisa mendengar suara pistol dan dia pasti membenci senjata seperti pistol, maka itu menjadi alasan yang masuk akal jika jaerin sangat terlatih menggunakan belatih pisaunya.

Psycho Silent || Jay Park [Enhypen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang