Sore ini aku baru saja selesai kelas, aku dan jeno keluar kelas bersama. Kebetulaan jeno sudah membaik setelah istirahat kemarin, jadi kini dia bisa masuk kampus kembali."Yejii" panggil ku saat melihat yeji juga baru selesai
"Wah bareng lagi, haha ayo pulang" ucapnya
"Ett, kan jeno mau ajak kita makan gimana sih yeji lupa ya" ucap ku
"Oh iya, tapi beneran jen? Udah mendingan kan?" Tanya yeji
Jeno mengangguk "em tenang aja lagi" jawabnya
"Ya udah ayo"
Kami bertiga berjalan ke lobby utama kampus karena parkiraan mobil memang berada di depan sana.
Tapi lagi-lagi aku hampir terhunyut jatuh saat giselle terlihat berlarian, beruntung jeno menangkap ku."Ck, makannya minggir jalannya!"
Ucap dia lalu pergi dengan buru-buru lagiAku hanya diam, padahal jelas-jelas jalanan luas dia malah menerobos aku saja di tengah-tengah jeno dan yeji.
"Dasar wanita gila" umpat yeji"Sudahlaa..." ucap ku
"Mungkin dia emang bur-"
Baru saja mau bicara aku di buat diam melihat pria yang baru saja turun dari mobil Bugatti Chiron, dan dia terlihat menyapa giselle."Jay park" ucap jeno sendiri saat juga melihatnya.
"A-ah aku baru inget semalam kenapa aku datang telah menjenguk mu jen, itu karena dia, kami bertemu dan dia terlihat baik dengan ku" ucap ku
"Ck, yang berteman dengan giselle tak ada yang baik, semua pasti ada busuknya di belakang" sahut yeji dengan menatap sinis giselle dan jay yang mengobrol itu.
"Hmm apa mungkin mereka pacaran" kata ku secara randomnya.
Aku langsung memalingkan pandangan saat pria bernama Jay itu menatap ku dan juga teman-teman ku. Tapi beruntung jeno menarik tangan ku dan yeji pergi, jadi aku tidak perlu berlama-lama saling menatap begitu.
Kini akhirnya kami bertiga sampai di restoran yang jeno katakan, selesai memesan makan kami menunggunya sembari mengobrol santai saja.
Awalnya baik-baik saja saat kami mengobrol satu sama lain, tapi sampai tiba-tiba aku merasa kepala ku semakin pusing, dan nafas ku tak teratur ini membuat jeno dan yeji tentu menyadarinya.
"Jaerin? Hey dengar kenapa lagi?" Tanya yeji
Aku tak bisa menjawabnya karena hal ini kembali ku rasakaan lagi.
Jeno terlihat merangkuk ku seketika, dan membelai punggung ku dengan lembut, dia dan yeji jelas tau aku menghadapi ini."Dimana obat mu Jaerin?!" Tanya jeno dengan tegas
Aku hanya menggeleng karena aku bahkan tidak tau jika aku membawa obat itu atau tidak, aku hanya bisa menggilat di pundak jeno.
"Jaerin! Jawab hey aku mohon" bisiknya
Dengan tangan yang gemetar aku memberikaan tas ku padanya, membiarkan jeno memeriksa apa aku bawa obat ku atau tidak.
"Ini, m-minulah jaerin" ucapnya lalu memberikaan dua obat pada ku.
Aku mengangguk, dan mencoba meminum dua obat itu.
Setelahnya aku mencoba menahan diri ku dengan mencakar tangan ku sendiri."Hey, jangan menahannya dengan ini" yeji yang melihat dia langsung duduk di sebelah ku dan memisahkan tangan ku yang saling mencakar.
"Bernafaslah perlahaan, coba atur jaerin ya kau pasti bisa" ucap yeji.
Aku hanya mengikuti perintahnya, dan memejamkan mata untuk tidak merasakaan sakit yang sudah lama ku punya ini.
....
"Ya benarkah?" Tanya jeno pada jaerin"Apa?"
"Kita tak ada tugas lagi untuk penilaiaan?" Ucapnya
Jaerin terkekeh dia menjawab "iya Lee Jeno, jika mau lagi aku bisa bilang pada dosen choi untuk m-"
"Ehh tidak lah" potongnya lalu berdiri
Jaerin menggeleng terkekeh pada sahabatnya yang satu ini, setelah selesai hari ini mereka hanya ada dua kelas. Mereka keluar bersama, namun tidak dengan yeji karena dia sepertinya ada kelas lain.
Mereka berdua berjalan, dan sembari jeno yang sempat-sempatnya jahil untuk menarik pelan rambut Jaerin yang di kuncir itu.
Sampainya mereka di depan taman kampus, jaerin dan jeno melihat keramiaan di sana banyak orang-orang berkumpul apalagi para wanita yang entah teriak histeris kenapa.
"Ada demo apa gimanasih" ucap jeno
"Ishh masa demo di taman kampus" sahut jaerin
Mereka tak bisa melihat dengan jelas karena kerumunan itu, tapi mereka mendengar jelas saat giselle berteriak.
"Hei dengar semua! Minggir, histeris banget sih iya tau kalian pasti terkejut kalo kekasih ku bisa setampan ini minggir!"
Saat mereka di dorong kasar oleh giselle, jaerin dan jeno baru melihag giselle kini menggandeng seorang pria tampan yang sama seperti mereka lihat kemarin.
Jeno menarik jaerin ke sebelahnya seketika, saat giselle dan jay melewati mereka.
"Oh hai Jaerin yang polos, kenapa lihatinnya begitu banget hm? Kenalin ya ini Jay Park, ah sudah ku bilang juga bahwa aku kemarin tak berniat merebut jeno dari mu, karena aku memang juga sudah memilikin kekasih" ucap giselle dengan tatapan remeh.
"Siapa juga yang mau di rebut oleh wanita seperti mu" balas jeno
Jaerin mengenggam tangan jeno yang mengepal kesal itu.
"Sudahlah jen" ucapnyaJay Park dia menatap tajam tangan jaerin yang mengenggam jeno.
Dan tak sengaja jaerin dan jay saling berkontak mata lagi."Hey again" ucap Jay
~~~
Thankyou for vote, komen, follownya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Silent || Jay Park [Enhypen]
FanficSeorang mafia internasional bernama Jay Park, yang harus kembali ke negaranya yaitu korea selatan, disana ia tak menyangka akan menemui seorang gadis yang menurutnya unik, matanya membuat dirinya terhipnotis.... Seperti merasakan bahwa seorang gadi...