Satu minggu sudah seokjin di rawat di ruang Icu, dokter bilang keadaan nya stabil dan kondisi nya mulai membaik, kalau kondisi nya terus seperti itu kemungkinan seokjin sadar semakin besar
Karena kondisi nya yang sudah stabil, seokjin pun di pindahkan ke ruang rawat biasa. Tentu saja itu membuat jimin senang karena akhir nya dia bisa menunggu seokjin di ruangan sesuka hati nya.
Seperti sekarang, jimin duduk di sebelah ranjang seokjin. Dia terus melihat seokjin dengan lekat.
"Kau ini mau sampai kapan tidur terus jin? Katanya mau balas dendam tapi malah enak enakan tidur di ruang ICU"
kekeh jimin saat mengatakan nya."Ayo bangun! Aku janji akan membantu mu mencari the kings, setelah itu kau harus balas semua perbuatan mereka!" jimin menghela nafas.
Setelah nya, dia memperhatikan seokjin yang memejam dengan lekat, dia bahkan menyipitkan mata nya seraya merapatkan bibir nya sambil memikirkan sesuatu.
"Waktu itu, aku menekan perut nya dan dia bangun kan? Eung..kalau begitu aku coba saja tekan perut nya lagi, siapa tau dia bangun" gumam jimin, perlahan jimin mengarahkan tangan nya ke perut seokjin dan menekan nya sedikit kuat.
"Sssstt...ugh.." rintih seokjin, dia mengernyit dalam tidur nya.
"Wah...benar benar ada respon" kata jimin dengan bodoh nya. Setelah nya dia kembali menekan perut seokjin lebih kuat.
Nit nit nit..nit nit..nit
"Astaga" panik jimin, dia langsung menyingkirkan tangan nya dari perut seokjin, saat mendengar bunyi monitor yang tidak teratur.
"Jin" ucap jimin saat melihat jari jari seokjin bergerak lemah.
"Wah....benar banar bangun" seru jimin saat melihat seokjin yang perlahan membuka mata nya.
Bukan karena di tekan perut nya, tapi seokjin sadar memang karena kondisi nya yang stabil seperti kata dokter.
"Sa - sakit" rintih seokjin dan jimin mengangguk mengerti.
"Mian, karena aku sudah menekan perut mu tadi" sahut jimin sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Mau ku panggil dokter?" tanya jimin tapi seokjin menggeleng sebagai jawaban.
"Wae?"- jimin.
"Gwaenchana, aku tidak butuh dokter" sahut seokjin dan jimin mengangguk mengerti.
"Kenapa kau menekan tombol nya jim? Nanti dokter datang" kesal seokjin karena jimin menekan tombol untuk memanggil dokter atau perawat.
"Kau kira aku percaya dengan ucapan mu yang bilang kau baik baik saja" sahut jimin sambil memainkan ponsel nya.
"Kalau sakit itu bilang saja sakit bodoh!, tidak usah sok kuat." kata jimin sambil memasukan ponsel nya ke dalam saku nya.
"Apa perut mu masih sakit?" - jimin.
"Eum. Perut ku selalu sakit karena luka tusukan yang dulu" sahut seokjin dengan suara lemah.
"Eum..bagaimana kalau kau lupakan saja balas dendam mu jin? dokter bilang kondisi ginjal mu sudah tidak baik, aku takut kau malah celaka nanti nya.
"Dulu saja, mereka sudah bersenjata besi apa lagi sekarang?" - jimin.
"Tidak bisa jim, aku ke sini dengan tujuan balas dendam, jadi aku akan tetap mencari mereka sampai ketemu
"Karena mereka aku harus kehilangan salah satu ginjal dan sahabat ku" sahut seokjin dan jimin mengangguk mengerti.
Setelah nya, jimin menoleh ke arah pintu saat melihat pintu terbuka, jimin juga langsung berdiri setelah tau kalau dokter lah yang masuk.
Jimin juga memberikan ruang untuk dokter memeriksa seokjin, setelah beberapa menit akhir nya dokter selesai memeriksa seokjin.
"Bagaimana keadaan nya dok?"- jimin.
"Keadaan nya sudah membaik, tapi untuk perut nya akan lebih sering terasa sakit dari sebelum nya.
"Pinggang nya juga akan semakin sering sakit, jadi saya saran kan istrahat dan minum obat secara teratur" dokter melihat seokjin.
"Jangan melakukan aktifitas yang berat dulu demi kesehatan mu" jelas dokter dan seokjin hanya tersenyum menanggapi nya.
Setelah nya dokter pergi dari sana, karena masih ada pasien yang harus dia periksa.
"Kau dengar kata dokter jin? Jadi lebih baik lupakan saja dendam mu itu! Atau kau bisa mati nanti"- jimin.
"Aku tidak perduli, lagian kalau pun aku mati juga tidak akan ada yang menangisi ku kan?" sahut seokjin membuat jimin kesal mendengarnya.
"Kau ini sangat keras kepala jin, kau fikir untuk apa aku bilang seperti tadi? Hah!" kesal jimin.
"Kondisi mu lemah jin, kau hanya punya satu ginjal dan trauma abdomen, kalau terus memaksakan diri kau bisa mati jin" jimin melihat seokjin yang hanya diam.
"Aku akan membantu mu untuk menjelaskan pada yoongi, tapi lupakan dendam mu jin, ku mohon" lanjut jimin dengan mata berkaca kaca.
"Maaf jim tapi aku tidak bisa, kau tidak merasakan bagaimana rasanya saat aku ~ "- seokjin.
"Aku memang tidak merasakan nya, tapi aku tau bagaimana perasaan mu. Masalah nya nyawamu itu taruhan nya jin" sergah jimin, dia menghela nafas untuk mengatur emosi nya.
"Aku tidak perduli, aku akan tetap melakukan misi ku" sahut seokjin tanpa melihat jimin.
"Astaga....Dasar kepala batu, lihat saja! Aku akan katakan semua nya pada yoongi nanti" Ancam jimin tapi seokjin hanya memincingkan bibir nya tidak perduli.
"Katakan saja! Yoongi juga tidak akan perduli. Aku bukan lagi sahabat nya, jadi dia tidak akan pernah perduli walaupun tau yang sebenar nya.
"Aku lari karena mencari bantuan, aku kembali tapi dia sudah tidak ada, aku koma selama enam bulan karena di tusuk jack
Perdarahan di kepala karena di pukul tongkat baseball oleh kai, terkahir aku harus kehilangan satu ginjal ku dan di benci yoongi.
"Semua itu hanya masalalu dan yoongi tidak akan perduli jim" sahut seokjin dengan kekehan getir.
Jimin mengangguk seraya tersenyum remah, setelah nya dia menekan perut seokjin.
"Akh....sa - sakit jim..." rintih seokjin, dia terus mengernyit saat perut nya di tekan jimin.
"Aku hanya menekan nya menggunakan jari jin tapi reaksi mu sudah seperti ini, bagaimana kalau perut mu sampai di pukul, di tendang atau lebih parah nya lagi
"Mereka bisa menusuk atau menembak perut mu, Apa kau bisa bertahan? Apa yang bisa kau lakukan dengan tubuh lemah mu ini jin?" kata jimin setelah menyingkirkan tangan nya dari perut seokjin.
"Aku tau aku lemah jim, tapi kalau aku harus mati, aku akan mati setelah membunuh jack" sahut seokjin dengan nafas terengah menahan sakit.
"Dasar keras kepala - bodoh dan nekat" kesal jimin, setelah nya dia pergi dengan segala kekesalan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY ✅
ФанфикPersahabatan yang hancur karena salah paham. Nggak usah baper, cuma cerita di luar nalar 😁