15. The Wedding Day

1.2K 98 7
                                    

Di bawah naungan isi kepala yang semakin mengabur seperti sekarang, Lilith selalu merindukan tiga hal yang terus berkelebat—ibunya yang membuka pintu apartemen pada pukul sebelas malam dengan perlahan, Seoul yang selalu padat serta tak pernah terlelap, serta Jeon Jungkook kecil yang gemar sekali membawakannya kerang biru sambil berteriak penuh binar, "Lith, Lith! Kerang yang ini keren, deh! Coba lihat! Kalau yang seperti ini, sih, seratus persen harus dimasukkan ke dalam buku rekor! Benar, tidak?"

Pada ceruk memori yang sama, di bawah pohon palem, bersembunyi dari teriknya matahari musim panas seraya menggenggam kamera kecil, Lilith pun mengingat dengan jelas kalau Jeon Jimin mungil akan berteriak, "JungJuuung, Liliiiiiith! Ayo, pulaaaang! Kalau pulang terlalu siang, kalian berdua nanti dimakan pauuuuus, ih!"

Lilith menaikkan satu alis, memandang Jungkook yang balas memandangnya menahan tawa. Gadis cilik yang surainya diikat satu tinggi-tinggi dengan pita sewarna oranye tersebut akan membalas—terkekeh lucu, "Paus tidak makan orang, tahu," katanya.

Jimin menolak fakta. "Iya, tapi tetap bisa menelan orang."

Jungkook menyenggol lengan abangnya gemas. "Itu 'kan tidak sengaja."

"Tapi 'kan tetap saja ditelan. Pokoknya ayo, pulang!"

Lilith menahan napas. Ia kira ia tidak membenci masa kecilnya. Dia nyaris tak benar-benar membenci banyak hal, sebetulnya. Untuk yang satu itu, si gadis takkan meragukan diri sendiri. Dia adalah seorang kakak dan sebagai mana Jimin selalu memberitahunya, menjadi kakak itu harus tahu bagaimana caranya mengalah. Meski tidak semua bagian dari mereka layak dan mudah untuk tetap diingat, namun setidaknya ada cukup banyak kepingan yang meninggalkan sensasi manis di dalam dada. Memori-memori semacam itu biasanya menjadi salah satu pilar yang berdiri sama kokohnya bersama kenangan pahit.

Apalagi, ayahnya selalu menambahkan, "Sampai dewasa nanti—apalagi kalau Ayah sudah tidak ada, tetap jaga adikmu, ya, Lith," katanya. Koran pagi yang sekarang tak lagi menjadi titik atensi dibalikkan asal sementara si gadis kecil tersebut mendengarkan seksama, menautkan jemarinya resah. "Adik kembarmu itu tidak beruntung, Lith. Bahkan sejak kalian berdua dilahirkan. Dia tidak bisa pergi ke pantai, berlarian, mencari teman, atau pergi ke sekolah setiap hari. Jantungnya lemah. Sangat lemah. Kau mengerti dengan apa yang Ayah maksudkan, bukan?"

Lilith nyaris menggigit lidahnya sendiri. Ia menganggukkan kepala, mengatupkan bibir. Niatnya untuk memberitahu sang ayah bahwa ia baru saja memenangkan perlombaan menggambar di sekolah mendadak menguap. Niatnya untuk berkisah kepada sang ayah bahwa Jimin memberinya hadiah berupa kotak pensil juga lenyap. Tidak penting juga, kiranya.

Ayah tidak tahu betapa gugupnya Lilith atau betapa takutnya si gadis kecil sebab takut gagal dalam menjaga Hana. Ayah hanya mengerti bahwa sudah sepatutnya Lilith menerima petuah serta pesan sedemikian rupa. Ayah hanya memahami bahwa sudah sewajarnya Lilith diembankan tanggung jawab sebesar ini. Seolah-olah titik dunianya akan lenyap jika sekali saja Hana terjatuh. Buruknya, Hana memang kerap terjatuh berulang-ulang kali. Itu bukan sesuatu yang bisa disalahkan pada siapa-siapa.

Tetapi tak apa, pikirnya, meyakinkan diri. Toh pada dasarnya, ia merasa memang beruntung. Sangat, sangat beruntung, malah. Jika jantungnya tak sekuat apa yang sekarang Lilith miliki, tak mungkin si gadis kecil akan mengenal kedua sahabat baiknya—Jeon Jimin yang gampang menangis serta Jeon Jungkook yang gemar berburu kerang. Tak mungkin ia bisa menghabiskan hari-hari menyenangkan di bibir pantai untuk berburu bintang laut. Tak mungkin mereka bisa melewati musim panas dengan bermain di dekat mercusuar bersama sepupu duo Jeon—Kak Yoongi—yang hampir menyerupai ensiklopedia berjalan mengenai kembang api.

Namun memori selanjutnya berputar kelewat cepat. Sebuah pekikan tertahan. Pertengkaran di tengah malam. Lalu Lilith yang terbangun karena dahaga, terpaku mendengarkan secara diam-diam.

SomersaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang