13. Ball & Chain

603 85 6
                                        

Jungkook mengingat satu momen yang terjadi dulu sekali—amarah yang mendidih, kontrol atas dirinya sendiri yang nyaris terlepas, bayang dua sosok yang tengah memagut satu sama lain dalam remang gelap. Setiap sekon dari momen tersebut masih terekam jelas di dalam kepala. Jadi, seandainya saja jika perasaan semacam itu merupakan perasaan yang Yoongi rasakan setelah mendengar apa yang Jungkook ucapkan, ia sungguh hebat sekali dalam mengurung perasaan. Sebab di sana, sang kakak hanya menggertakkan rahang tatkala mendesis sengit, "Omong kosong macam apa yang sudah kau bicarakan?"

Jadi, seandainya saja jika perasaan semacam itu merupakan perasaan yang Yoongi rasakan setelah mendengar apa yang Jungkook ucapkan, ia sungguh hebat sekali dalam mengurung perasaan. Sebab di sana, sang kakak hanya menggertakkan rahang tatkala mendesis sengit, "Omong kosong macam apa yang sudah kau bicarakan?"

Untuk sesaat, Jungkook meragukan dirinya sendiri. Apalagi tatkala ia menemukan Yoongi yang menatap dirinya seolah ia baru saja membunuh seseorang. Tetapi sekali lagi, memori mengenai Seulhee menerjang tanpa ampun. Jungkook tidak pernah mengira bahwa kalimat singkat—'aku sudah tahu'—yang perempuan tersebut katakan bisa menyakitinya begitu banyak.

Benar. Memang benar itu merupakan alasan yang sempurna untuk dipergunakan sang ayah agar sukses mendepak Namjoon dari dalam rumah, untuk menghentikan terapi yang Lilith jalani, sekaligus untuk menyelamatkan wajah keluarga sebab tak ada yang ingin Keluarga Jeon mendapatkan stempel sebagai rumah para orang sinting.

Kalau saja pada waktu itu Kak Yoongi tidak membuat kesalahan, terapi mungkin akan tetap bisa dilakukan. Kak Lilith mungkin akan membaik. Hubungan keluarga takkan jadi sekacau ini. Ia pun tak harus menjadi pengganti bagi Kak Jimin. Mengepalkan tangan dan memikirkan bagaimana efek domino terjadi menghantam dirinya, Jungkook bahkan merasa dua kali lipat lebih getir menyadari Yoongi tak mengetahui akibat dari kesalahan yang sudah ia lakukan.

Mengapa seolah-olah dirinya yang harus terus mengambil tanggung jawab atas segala macam kerusakan yang sudah terjadi?

"Jungkook," Yoongi mendesis. Melangkah mendekat, menggigit bibir bawahnya sekilas, ia melanjutkan, "Sepertinya kau sudah salah memahami sesuatu. Itu kerap terjadi, bukan? tidakkah kau juga berpikir begitu?"

Apa? Yang diberi pertanyaan retoris sontak menyergah, "Kak, kau sungguh akan melakukan gaslighting padaku? Mencoba membuatku mempertanyakan ingatan serta kewarasanku?"

Lawan bicaranya menegang. "Tidak, Jung. Aku tidak—"

"Aku tidak membutuhkan pengakuan Kakak." Jungkook menahan napas, memalingkan pandangan. Entah darimana bersumbernya keberanian tersebut. Amarah? Kedengkian? Rasa bersalah? Si pemuda bahkan tak yakin. "Aku tahu apa yang kulihat. Kalau memang Kak Yoongi merasa kebohongan tersebut merupakan sebuah kebenaran, aku takkan memaksa. Toh tak ada yang bisa kulakukan untuk mengubah masa lalu, bukan?"

Ah, sial. Kalimat terakhir malah hampir terasa seperti ditujukan pada dirinya sendiri, pikir Jungkook. Tetapi Yoongi bungkam. Ekspresinya berubah pahit. Hatinya seperti baru saja dihancurkan menjadi kepingan. Rasa bersalah di dalam benak bergumul menjadi satu gumpalan badai besar. Kalimat tersebut kini telah bertransformasi menjadi gada, menghantam-hantam hebat, membuatnya mengingat kembali, "Kami berdua sama-sama mengerti bahwa Kak Yoongi pernah berselingkuh dengan Kim Namjoon pada saat itu, bukan?"

Seulhee ... tahu? Yoongi nyaris menggigit putus lidahnya sendiri. Jika istrinya tahu, mengapa ia tidak mengatakan apa-apa? Selama ini, Yoongi benar-benar mengira apabila semuanya berjalan baik-baik saja. Ini sudah bertahun-tahun lamanya. Seulhee tetap bersikap seperti biasa.

Tetapi nyaris tatkala ia hendak meragukan apa yang Jungkook ucapkan, Yoongi menelan kembali kalimatnya.

Memangnya Seulhee tetap bersikap seperti biasa atau memaksakan untuk tetap bersikap sedemikian rupa? Selama pernikahannya berlangsung hingga Yoongi memiliki malaikat kecil yang Tuhan berikan, memangnya dia pernah benar-benar mengenal wanita itu? Memangnya Seulhee itu benar-benar menjadi sosok istri yang ia cintai serta melekat di dalam hatinya?

SomersaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang