RB16 - Suspicious

401 51 21
                                    

Makan malam yang berbeda.

Entah mengapa aku jadi tidak berselera. Ternyata wanita yang bersama Seokjin masih di sini, dan kulihat dia sudah berganti pakaian. Apa-apaan ini? Mungkinkah wanita ini memang dibawa Seokjin, sebagai kekasihnya sungguhan? Aku tidak percaya bahwa dia melakukan hal itu padaku.

Wanita ini juga tidak tahu diri sekali. Mengapa dengan santainya ia mandi dan makan yang notabene-nya adalah rumahku?!

“Wanita licik, murahan, dan tidak tahu diri. Mana yang kau pikirkan tentangku, manis? Hingga matamu ingin keluar seperti itu.”

Wanita yang sedang mengunyah steak yang sudah ia iris menjadi potongan kecil itu memandangku dengan tatapan meremehkan. Aku hanya mendecih dan tak acuh. Seokjin yang berada di tengah-tengah seperti kepala keluarga hanya memandangiku dan wanita itu secara bergantian. Seperti tahu apa yang terjadi, ia hanya diam dan tersenyum tipis. Aku menjadi jengkel. Ia melanjutkan mengiris steak yang menggugah selera untuk disantap ke dalam mulut.

Okay, aku tidak akan berbasa-basi.” Dengan nada setengah jengkel, wanita itu meletakkan pisau dan garpunya sebentar untuk melanjutkan percakapan. “Namaku Jung Aeri. Aku bekerja dibawah Seokjin untuk membantu mengurusmu. Karena, ia akan sering ke luar kota atau bahkan ke luar negeri. Aku akan mengurus semua apa yang kau butuhkan. Dan ... Aku sudah punya tunangan. Jadi, kau tidak usah khawatir tentangㅡ ”

“Oh, ya? Tadi aku masih ingat lho, tatapan buas seseorang yang siap menerkam mangsanya, padahal yang ditatap sedang serius menjelaskan. Oh, ya, satu lagi, pernikahan bisa berakhir cerai apalagi tunangan yang terikat hanya dengan sebuah cincin.”

Wanita yang bernama Aeri itu menggigit bibir, sepertinya merasa kesal padaku. Lagipula, aku hanya memancing perkataan. Aku tidak ingin seseorang membuat masalah lagi, seperti ingin mengambil yang sudah jadi milikku, misal. Kendati, aku tak menganggap hubungan ini begitu serius.

“Seokjin-a, kau benar-benar ingin aku mengurus gadis sialan yang sepertinya tidak butuh untuk diperhatikan ini huh?”

Seokjin menatap wanita itu dengan kekehan kecil. Ia dengan tenang mengusap mulutnya dengan kain, lalu berdiri dan membawa langkahnya padaku. Apa yang ingin dia lakukan?

Sial. Aku terkejut.

Dengan tiba-tiba ia meraih daguku dan menciumku. Aku hanya bisa berpegangan pada kerah kemejanya dan kewalahan. “Sudah? Kau ingin tahu bahwa aku hanya milikmu kan?”  bisiknya tepat di atas bibirku. Aku mendorongnya menjauh ketika aku merasakan pipiku kepanasan. Pun aku merasa seperti kupu-kupu berterbangan di perutku.

“Oh, shit. Kau membuatku merinding, sialan.” Wanita itu memberi tatapan muaknya. Ia menyelempang tas setelah memandangku dengan jijik. Well, akupun akan jijik melihat adegan ciuman secara langsung di depan mataku karena merasa geli. Sial, pasti pipiku memerah.

Tangan Seokjin masih memegang tengkukku walaupun aku mendorongnya menjauh dengan pelan. Semakin membuatku merasa panas.

Wanita yang bernama Aeri itu berpamitan dengan tampang malas. Tanpa mendengarkan ucapan Seokjin yang sedang berbasa-basi menawarkan untuk mengantarnya pulang. Sepertinya ia sudah dijemput oleh tunangannya.

Aku kembali tersadar, setelah menyaksikan Aeri menghilang dari balik pintu. Aku menurunkan tangan Seokjin. “Memalukan, tahu tidak?”

“Kau terlihat cemburu, apa salahnya aku memberi kepastian seperti itu?”

Aku? Cemburu? Itu hal yang paling menyebalkan jika aku melakukannya. Aku hanya mendengkus, menutupi degupan jantung yang masih tak beraturan setelah berciuman tadi.

Rule BreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang