RB03 - Sensitive [M]

2.7K 243 30
                                        

Seokjin turun dari mobil Porsche hitam nya ketika sampai di gedung megah menjulang tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin turun dari mobil Porsche hitam nya ketika sampai di gedung megah menjulang tinggi. Ia berjalan ke arah lobi dengan ponsel menempel pada rungunya, berbicara pada seseorang di seberang.

“Cari data-data tentang bocah yang bernama Jeon Jungkook. Aku memerlukan secepatnya.”

“...”

Seokjin memandang para karyawan berlalu lalang yang menunduk hormat padanya, ia hanya tersenyum tipis lalu sepersekon kemudian memandang jam di pergelangan tangannya.

“Lima menit sepertinya cukup untuk mengumpulkan semua datanya. Nanti kirimkan file-nya lewat Y-mail.”

***

Kini aku hanya pasrah ketika Jungkook memelukku dengan erat dari belakang seraya menonton film aksi yang kami tonton. Berselonjoran di lantai dekat sofa, masih berada di dalam kamarku. Sebelum ini aku marah-marah karena ia mempertanyakan isi dari map yang sebenarnya membuatku terhenyak. Karena aku sendiri pun belum membaca secara keseluruhan. Dan lebih kesalnya karena itu melanggar privasi. Setengah mati aku jengkel karena gugup, ia sudah mengetahuinya walaupun ia lihat hanya sekilas. Dan akhirnya aku hanya mengatakan, “Besok, setelah aku membaca dan memahami, o-okay? Itu berkas Ayah, jadi aku tidak sembarang menyimpulkan.”

Lalu dia mengangguk setuju, tanpa bertanya lagi dan menyamankan diri berada di belakang badanku; memeluk sambil memakan keripik kentang yang berada di toples;diantara kakiku. Jujur, akhir-akhir ini dia selalu curiga pada setiap tingkah laku-ku yang kaku; yang menurutnya karena aku sedang berbohong. Awalnya karena aku sering sekali menghabiskan waktu dengan Taehyung, ketika Jungkook sibuk dengan organisasinya.

Ingin kuberitahu jika sekarang aku selingkuh nanti juga mengamuk seperti anak kecil yang tidak dikasih permen. Padahal hanya sedikit. Iya sedikit saja selingkuhnya, kan aku hanya mencium Seokjin.

“Jeon, tidak ingin berangkat sekarang?”

Obsidian Jungkook yang semula terpaku pada film langsung menengok ke arahku, dan menghela nafas. “Sebenarnya, sekarang sudah sangat nyaman untuk beranjak pergi.”

Aku mencebik. “Aku tak masalah jika kedua tanganmu diam di tempat, tidak bergerak kemana-mana.”

Jungkook terkekeh, ia berbicara di atas kepalaku. Aku bisa merasakan nafas hangatnya yang menerpa. “Kau 'kan harus berpamitan pada temanㅡAh, paman itu kan? Yang kau maksud teman Ayahmu?”

Aku menggeleng cepat. “Ani! Tidak usah, lagipula dia kan pergi.” Bisa gawat.

Tapi aku juga tidak tahu, apa rules yang Seokjin buat, sedangkan untuk membacanya aku butuh ruang. Dan sekarang Jungkook bersamaku. Tidak mungkin aku membacanya di depan dia? Dan mungkin masalah ‘pergi sebentar’ tidak apa kan? Lagipula jika dihukum, hanya sekedar cium. Ya, memikirkannya membuatku geli.

“Apa yang kau pikirkan, Yuna? Mengapa tersenyam-senyum?” sentak Jungkook menatapku dengan tatapan intimidasi dari samping. Aku hanya terkekeh dan memasang raut tenang. Pikirku Jungkook memang sedang over dengan hubungan kita, mengingat dulu Taehyung yang selalu mengejar-ngejar ku dengan embel-embel pangeran akan selalu melindungi tuan putrinya. Ouh, ya, tentu pria itu bersikap demikian karena ia mengatakan tak ingin aku disakiti Jungkook. Memang pria yang jadi kekasih ku ini adalah playboy. Tapi, pria itu sekarang hanya sekedar sahabat bagiku. Dan sekarang, entah kenapa Jungkook selalu menunjukkan kecemburuannya; membatasiku berhubungan dengan pria lain. Padahal dia sendiri tidak melakukannya. Menyebalkan jika dipikir-pikir.

Rule BreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang