Bagian 2

10.9K 743 4
                                    

Follow instagram
@anak_klepon
@aqila.alhasan
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@jain.alhasan
@aliza_abelia

°°°°

Setelah rapat selesai bertepatan juga istirahat kedua tiba, para osis langsung menyerbu kantin terlebih dahulu dan langsung memborong semua yg ada. Disana laki laki dan perempuan tak boleh bersama, kecuali memang mempunyai ikatan saudara seperti Aqila dan Zayn.

Disana dilarang untuk berbicara berdua dengan lawan jenis apalagi berpegangan tangan dengan yg bukan mahram. Jika ada yg melanggar mereka akan dihukum atau membayar sangsi, karena para guru guru disana juga tak mau terjadi sesuatu yg dapat merusak nama baik sekolah mereka.
Lagi lagi Zayn duduk bersama Zainal, mereka sering disebut kembar karna nama mereka yg sama sama berinisial Z.
Mereka memesan lumpia untuk makan siang hari ini, karna mereka masih lumayan kenyang gara gara soto tadi.

"Jain ponsel lo bunyi tuh" ucap Zainal yg melihat ponsel zayn berbunyi.

Zayn melirik ponselnya dan melihat siapa yg menelponnya, ternyata sang abuya yg menelpon diri nya. Zayn segera mengangkat telpon dari abuya nya karna takut ada hal penting dan juga takut abuya nya marah karna tak segera mengangkat telpon dari nya.

"assalamualaikum..."

"waalaikumsalam, kamu nanti langsung pulang yah"

"kenapa abuya? "

"pokoknya setelah sekolah kamu langsung pulang ke rumah, masalah Aqila biar abuya yg urus kalo ngambek"

"nggih abuya, Zayn tutup dulu telponnya assalamualaikum"

"waalaikumsalam "

Perasaan Zayn mulai tak nyaman, mengapa abuya nya menyuruh dirinya untuk langsung pulang dan tidak memberitahu ada acara apa.

"kenapa Jain?" tanya Zainal penasaran karna melihat raut wajah Zayn yg sedikit gelisah.

"anu... Abuya suruh gue langsung pulang nanti ga tau kenapa" jawab Zayn lesu.

biasanya setelah pulang sekolah Zayn mengantar Aqila untuk jalan jalan sebentar dan menikmati indahnya sore.

"ada urusan kali... " ucap Zainal sembari memakan kerupuk yg ia beli tadi.

"tapi biasanya kalo ada urusan abuya pasti bilang ada urusan apa, nah sekarang ga dikasih tau jainal abidin!" balas zayn sedikit kesak pada Zainal.

"sabarr Jain... Jangan mikirin yg engga engga, abuya Farhan pasti ga bakal apa apain anak ganteng nya ini" ucap Zainal menaikkan dagu Zayn dengan jari telunjuknya.

Dengan secepat kilat Zayn menepis jari telunjuk Zainal yg berada di dagunya, "jijik!" ketus Zayn penuh penekanan.

Zainal sudah tertawa cekikikan di tempat duduknya, sedangkan Zayn mengelap dagunya itu dengan tisu yg memang disediakan dimeja.

Kini Zayn dan Zainal sudah berjalan keluar kelas dengan membawa tas ransel mereka masing masing. Zayn masih menunggu Aqila diparkiran, sedangkan Zainal sudah pergi dengan sepeda motor nya dan melambaikan tangannya pada Zayn.

"monyet emang" gumam Zayn yg melihat Zainal sudah keluar dari parkiran.

Aqila datang menghampiri Zayn abangnya, "ayo pulang sama abuya abang suruh jangan lama lama" ajak Zayn langsung menghidupkan motornya.

"loh emang ada acara? " tanya Aqila yg sudah naik ke sepeda motor Zayn.

"gatau juga" jawab Zayn langsung melajukan motor nya keluar sekolah.

Selama diperjalanan perasaan Zayn kembali tak nyaman, ia juga merasa jika abuya nya menyembunyikan sesuatu dari nya.

"abang kenapa kok diem terus?" tanya Aqila pada abang tercintanya itu.

"ga papa kok" jawab Zayn melirik Aqila dari kaca spion.

Setelah beberapa menit diperjalanan akhirnya mereka sampai. Zayn langsung masuk dan terdapat abuya dan satu seorang pria yg duduk didepan abuya.

"dah dateng toh, ganti baju dulu sana lepas itu kesini lagi" suruh abuya yg dibalas anggukan saja oleh Zayn.

Zayn langsung pergi ke atas, sedangkan Aqila masih berjalan ke dapur untuk menemui ummah Shofia.

Zayn masuk ke kamarnya dan berganti baju dengan baju koko dan sarung, tak lupa peci yg selalu melekat dikepalanya.
Zayn langsung turun dan menghampiri abuya dan satu pria tadi, Zayn menyungkem tangan abuya dan pria yg sedari tadi duduk.

"kenalin ini om Satria, temen abuya waktu masih SMP dulu" ucap abuya pada Zayn yg duduk di sofa tunggal yg berada disana.

"langsung ke intinya saja abuya mau menjodohkan kamu dengan putri om Satria" ujar buya Farhan dengan senyum ramahnya.

Degg
Jantung zayn serasa tak berdetak kembali. mengapa secepat itu ia akan menikah, padahal dirinya masih ingin menikmati masa muda nya itu.

Ia juga masih memendam rasa pada satu orang yg selalu bersama nya walau tak dekat, Zayn takut ia tak bisa melupakan orang yg itu ketika ia menikah nanti.

Zayn menyukai Aliza, wakil ketua osis yg biasanya selalu bersama nya ketika ada acara sekolah dan rapat osis.

"tapi... Eyang sudah tau abuya?" tanya Zayn apakah eyangnya itu mengetahui perjodohan ini.

"iya nak, justru eyangmu yg meminta abi untuk menjodohkan kamu" jawab abuya dengan santai.

"apakah kamu mau menerima perjodohan ini? " tanya abuya menatap serius Zayn.

"in sya allah jika ini yg terbaik" jawab Zayn pasrah.

Ia menyetujui perjodohan ini, karna mungkin ini yg terbaik dan ini juga kemauan dari sang eyang.

"kalau begitu nanti kita akan kerumah kamu, untuk mempertemukan Zayn dengan putri kamu" ucap abuya yg langsung disetujui om Satria tadi.

Om Satria pulang dan meninggalkan Zayn dan abuya Farhan. Farhan sendiri bahagia karna anaknya menerima perjodohan ini.

"abuya... Zayn masih muda masa mau dinikahin" ucap Zayn mengerucutkan bibirnya.

"ga papa abuya juga dulu nikah pas umur 19 tahun trus punya anak pas nikah baru beberapa bulan" balas abuya yg membuat Zayn menganga tak percaya.

"hah? Abuya serius masa Zayn harus punya anak secepat itu" ucap Zayn lesu.

"ga harus sekarang nak... Tunggu istri kamu sampai siap punya anak" balas Farhan tersenyum pada anak tercinta nya itu.

°°°°°

Ngek segitu dulu part kali ini
Maaf bila ada typo dan cerita kali ini kurang seru.

Zayn Abdurrahman Al Hasan [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang