25) Miracle

67 6 0
                                    

Dinginnya pendingin ruangan di kamar tidak membuatku merasa nyaman dan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinginnya pendingin ruangan di kamar tidak membuatku merasa nyaman dan dingin. Begitu juga dengan suara musik yang sengaja kunyalakan agar suasana nyaman, tetapi aku sama sekali tidak merasakan kenyamanan apapun. Sudah setengah jam aku berkutat dengan kertas yang dipenuhi oleh hitungan angka-angka dan ponsel yang menampilkan saldo keuanganku. Otakku terasa panas, disertai perasaan yang cemas, khawatir, dan bingung.

Ada yang salah.

Kenapa saldoku tidak sesuai perkiraan? Aku yakin pengeluaranku tidak besar dan aku sudah mencatatnya.

Apa akunku dibajak?

Apa tanpa sadar aku membeli barang di online shop?

Memang sih, kemarin aku baru saja membeli sebuah album idolaku. Tapi seharusnya saldoku tidak berkurang banyak. Harga album sekitar 300 ribu, tetapi saldoku berkurang sekitar 700 ribu. Harusnya masih ada sisa 400 ribu setelah aku membeli album. Berkali-kali aku mengecek aplikasi perdagangan elektronik, memastikan bahwa aku hanya membeli 1 album, dan memang benar adanya. Aku juga memastikan riwayat belanjaku yang tidak ada keanehan.

Lalu kemana perginya uangku? Apa tanpa sadar aku mengambil uang dan membelikan sesuatu secara offline? Bisa jadi, aku sering lupa bahwa perginya uang-uangku karena keperluan kuliah, entah itu membayar fotokopi atau kas UKM.

Aku menyenderkan punggung ke kursi dan mendecak kesal. Biarlah, tunggu beberapa saat lagi. Nanti juga ingat sendiri.

Tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan notifikasi baru yang ternyata pesan dari Instagram, juga pemberitahuan bahwa akun hanseldmrptr mulai mengikutiku?

Hansel?

Jantungku seakan terhantam sesuatu, berlanjut debaran yang luar biasa. Tubuhku terasa lemas, tapi senyum terukir lebar seakan sudah refleksnya ketika berhubungan dengan Hansel. Tanganku perlahan bergerak untuk membuka pesan yang baru saja masuk dari orang yang tidak pernah kubayangkan akan menghubungiku.

Ini, sungguh Hansel?

Balasan dari Hansel membuatku mengerutkan dahi bingung, sebelum akhirnya panik untuk mengecek riwayat transaksi uang elektronik yang membuatku mengutuk diri sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Balasan dari Hansel membuatku mengerutkan dahi bingung, sebelum akhirnya panik untuk mengecek riwayat transaksi uang elektronik yang membuatku mengutuk diri sendiri. Alih-alih menyumbang 50 ribu, aku malah menyumbang sebesar 500 ribu berkat kecerobohanku. Pantas saja aku merasa kehilangan uang.

Tapi, rasanya aku tidak masalah dengan kebodohanku kali ini berhubung akibatnya bisa menerima DM dari Hansel. Senyum tak lepas dari wajahku. Ah sial, jangan senang dulu sebelum mengurus uang kelebihan itu.

Lalu, kubalas apa ini? Haruskah aku katakan bahwa aku salah nominal, seharusnya 50 ribu? Apakah nominal itu terlalu kecil? 250 ribu? Ah tapi itu terlalu besar, cukup untuk membeli album.

Lalu, kubalas apa ini? Haruskah aku katakan bahwa aku salah nominal, seharusnya 50 ribu? Apakah nominal itu terlalu kecil? 250 ribu? Ah tapi itu terlalu besar, cukup untuk membeli album

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


5 menit sudah berlalu sejak balasan terakhir dari Hansel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 menit sudah berlalu sejak balasan terakhir dari Hansel. Keadaanku juga belum membaik sejak notifikasi pesan dari Hansel muncul.

Baru kali ini aku bersyukur atas kebodohan dan kecerobohanku. Aku juga tidak peduli uang sumbangan yang kuberikan malah menjadi 2 kali lipat dari yang kurencanakan sebelumnya. Beberapa kali aku mengecek profil Instagram pemuda yang barusan mengirimiku direct message, memastikan apakah benar ia adalah Hansel pemain basket terbaik di SMA-ku. Walaupun followers-nya berkurang sekitar 100 lebih dari yang kulihat sejak SMA—mungkin ia menghapus pengikut yang tidak dikenal atau yang bukan dari Smakta—tapi aku yakin benar dia.

Ia adalah Hansel yang dulunya selalu kulihat dari jauh. Yang hanya melihat punggungnya saja bisa membuat suasana hatiku membaik. Yang selalu kutunggu adanya kesempatan untuk melihatnya.

Tidak pernah aku berharap Hansel mengenalku, apalagi tercipta komunikasi. Namun sekarang, seperti keajaiban telah datang kepadaku. Walaupun obrolan kami berhenti sampai situ saja, setidaknya aku punya riwayat percakapan dengan sang idola yaitu Hansel, yang bisa kupamerkan pada Wina. Bisakah aku mengatakan ini pencapaian terbesarku di tahun ini? Berlebihan memang, tapi tidak mengapa, aku merasa senang dengan kecerobohan yang kulakukan.

 Bisakah aku mengatakan ini pencapaian terbesarku di tahun ini? Berlebihan memang, tapi tidak mengapa, aku merasa senang dengan kecerobohan yang kulakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pembaca lama pasti bakal bingung soalnya namanya berubah. Iya, aku rubah nama-nama mereka jadi nama lokal karena beberapa alasan. Bisa kalian cek part awal bagian "cast" biar tau siapa aja sih visualisasinya. Jadi, mohon maaf atas kelabilanku🙏🏻🙏🏻

Btw, aku juga ngeshare ini di twitter

Btw, aku juga ngeshare ini di twitter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Better Better; harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang