Suara detik jam yang menunjukan pukul setengah 9 malam memenuhi kamarku. Aku mendudukan diri di kasur dengan nyaman setelah menyelesaikan makan malamku, lalu mengecek ponsel yang sudah ada ratusan pesan baru dari grup yang berisikan teman-teman dekat.Sudah 1 bulan terlewati sejak hari aku mengikuti ujian SBM yang diadakan dengan protokol kesehatan, dan 3 minggu terlewat sejak pengumuman hasil ujian SBM. Sangat disayangkan, aku gagal lolos di pilihan universitas pertamaku, yaitu UGM Fakultas Hukum, tetapi aku lulus di pilihan kedua. Saat hasil tersebut keluar dengan tanda hijau yang menyatakan bahwa aku diterima, tidak ada perasaan senang yang membuncah, sama sekali. Entah, mungkin karena aku memang tidak terlalu ingin di pilihan universitas keduaku. Tak hanya aku yang tidak begitu menyukainya, ternyata ayahku juga kurang menerimanya. Beliau malah menyuruhku mengikuti ujian masuk Universitas Bakti Bangsa yang masih satu yayasan dengan SMA-ku. Setelah dipikir-pikir, memang Fakultas Hukum UBB lebih baik daripada pilihan keduaku. Dan inilah aku sekarang, menjadi mahasiswa baru UBB Fakultas Hukum.
Obrolan kami terus berlanjut untuk membicarakan rencana pertemuan kami.
Saat ini, kami sudah melepas status seorang siswa dan bersiap menyandang status baru sebagai mahasiswa. Aku sebagai mahasiswa hukum, Wina mahasiswa geologi, Rina kedokteran gigi, Marcel mahasiswa psikologi, Kevin mahasiswa manejemen bisnis, dan ada Aaron sebagai mahasiswa DKV. Nantinya akan ada teman baru, hal baru, tempat baru, dan suasana baru yang siap menyambut kami. Aku tahu, seseorang di sekitar selalu datang dan pergi. Sama seperti teman-teman SMA-ku, yang pasti suatu saat akan pergi menjalani hidupnya masing-masing. Karena itulah, aku hanya berharap hubungan pertemanan kami tetap terjalin dengan baik meski minim komunikasi nantinya.
Masa-masa SMA kini hanya dapat dikenang, walaupun keinginan untuk memutarbalikan waktu sangatlah besar. Tapi tidak apa-apa, mungkin apa yang menungguku di depan sana jauh lebih mengasyikan.
Mungkin saja, kan. Walau langkahku ragu-ragu untuk maju—berhubung aku tidak yakin apakah Fakultas Hukum akan cocok denganku—tapi setidaknya, aku mempunyai kebebasan untuk mengisi halaman baru di hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Better; haruto
Cerita PendekBisa gak sih, gantengnya Hansel dikurangin? Kalo rasa ngefans ini jadi perasaan suka, emang dia mau tanggung jawab?