8. Kabur -2-

75 9 0
                                    

Di depan kamar Hazel, ia langsung disuguhi pemandangan kedua lelaki bermata merah akibat kurang tidur tak lupa dengan beberapa luka yang menghiasi wajah tampan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan kamar Hazel, ia langsung disuguhi pemandangan kedua lelaki bermata merah akibat kurang tidur tak lupa dengan beberapa luka yang menghiasi wajah tampan mereka.

"Pagi, Zel," sapa mereka bersamaan ditambah senyuman manis berharap agar perempuan itu luluh.

Hazel menatap keduanya datar dan melengos pergi diekori dua lelaki itu. Bahkan ke manapun kaki Hazel melaju begitu juga dengan keduanya. Benar-benar mirip dengan anak ayam pada induknya.

"Zel, lo tau gak? Kita dikeroyok sama si Rei soalnya dia kalah balapan," ungkap Valdo. Joshua di sebelahnya reflek menyenggol lengannya.

Joshua berbisik, "Sst! Hazel jangan tau nanti- eh, Hazel." Tatapan tajam yang dilayangkan sepupunya itu menghentikan.

Hazel diam membisu, melangkah ke ruang tengah. Ah, iya, kedua laki-laki itu paham sekarang. Walaupun sedang dalam mode diamnya ia tetap perhatian apalagi jika wajah mereka dipenuhi memar membiru.

"Zel, betewe lo kenapa dah pundung?" Joshua tiba-tiba pergi begitu saja. Valdo yang paham akan tatapan perempuan yang baru saja selesai mengobatinya itu tak beralih pun angkat bicara. "Mungkin si Joshua ambil hasil semalem, lumayan tau Zel kira-kira puluhanlah, kurang tau gue."

"Udah?" tanya Joshua tiba-tiba. Hazel mengangguk kecil.

"Obatin gue dan ... ini bayaran semalem ada dua puluh juta. Lumayan 'kan? Lumayanlah bisa buat nambah koleksi Gucci Prada lo."

Amplop cokelat yang tampak mengembang masih melayang tanpa ada niatan Hazel menyambutnya. Kembali menariknya dan kali ini Joshua menyimpannya di atas meja kaca.

Selesai mengobati keduanya, masih dengan bibir yang terkatup rapat ia melangkah menuju ruang makan. Tak ketinggalan, dua laki-laki tadi yang masih saja mengikuti Hazel sarapan di minggu pagi ini.

"Zel, makan sayur!" Hazel hanya melirik Joshua sekilas tanpa minat. Tak butuh waktu lama, Hazel kembali melangkah, kali ini ke dapur menemui bi Onik yang mencuci piring.

"Non, lagi mogok, ya?" tanyanya iseng.

Hazel mengangguk. "Iya, kesel Hazel tuh sama mereka, Bi. Mungkin kalau semalem Hazel enggak kebangun, sampai ketemu mereka lagi Hazel tetep aja bingung kenapa mereka babak belur," keluhnya. Saking dekatnya mereka berdua, Hazel pun tak canggung lagi mengungkapkan apa yang ia rasa.

•••

Senin pagi masih dengan diamnya Hazel membuat rumah berlantai dua yang biasanya penuh dengan tawa dan canda kini diam penuh kesunyian. Hanya saja, beberapa kali terdengar suara kicauan burung di luar sana.

"Mas Pur, buka gerbangnya!" seru Hazel sesaat setelah ia mengeluarkan mobil pribadinya dari garasi. Belum sempat Joshua dan Valdo mencegah mobil tersebut sudah melaju kencang.

"Shit!" umpat Joshua. Di belakangnya, bi Onik tiba-tiba menyambar kala memandang dua majikan tampannya kesal setengah mati.

"Mas Pur itu temannya mas Bay, Den. Baru aja kemarin direkrut non Hazel waktu den Joshua sama den Valdo tidur. Shift-nya dari pagi sampai habis asar setelah itu baru shift-nya mas Bay lagi," jelas bi Onik menarik atensi keduanya, setelah berterima kasih mereka bertolak ke garasi mengambil mobil berwarna sting grey milik Joshua dan melaju menuju sekolah. Sebelum itu, mobil tersebut berhenti di pos satpam depan rumah.

(Bukan) Sepupu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang