Cover by Yena Graphic
.
☬ re-upload from account he_febry ☬
.
.
Uwu-uwuan sama sepupu. Apa yang terpikirkan olehmu saat mendengar kalimat tersebut?
Namun, jangan salah, kalimat itu nyata adanya dan terjadi pada gadis SMA bernama Hazelna dengan dua s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidur cantik ala Hazelna akhirnya terusik kala pipinya ditepuk pelan dengan telapak tangan besar diiringi suara berat milik Joshua. Jarang-jarang cowok blasteran London-Korea itu membangunkan gadis manja tersebut. Biasanya yang seringkali membuat Hazel kembali dari dunia mimpi hanyalah Valdo dan bi Onik.
"Hazel." Lenguhan panjang dikeluarkan Hazel untuk jawaban dari panggilannya.
"Bangun, yuk!" Bukannya membuka mata, gadis yang terbalut piyama bercorak Hello Kitty itu memilih membalikkan badannya menjadi memunggungi sang sepupu.
"Hey, Cantik! Luna sama Luki masuk kolam." Ajaib. Mendengar dua nama kucingnya disebut, Hazel langsung membuka mata lebar-lebar. "Mana?! Ayo, kita susul!"
Cepat-cepat keduanya menyusuri anak tangga dengan tergesa-gesa, sebenarnya langkah Joshua santai tetapi karena tangannya ditarik jadilah ia seperti orang sedang sprint.
"Bibi, Luna sama Luki mana? Mereka masuk kolam?" Bi Onik yang kebetulan melewati mereka langsung dilemparkan pertanyaan oleh Hazel, respon beliau hanyalah kebingungan.
"Enggak, Non. Dari tadi di kamar kok gak kemana-mana, mana mungkin Bibi biarin anak-anak Non masuk kolam." Benar juga mana mungkin bi Onik membiarkan kucing-kucing lucunya mati kedinginan.
Memilih menyentak kasar tautan tangan mereka, Hazel melangkah menuju kamar kucing kesayangannya dengan menghentakkan kakinya hal itu membuat senyum tipis ala Joshua terbit.
•••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah, ah, ketularan gila gue." Hazel meletakkan ponselnya di meja. Saat ini kegiatan mereka hanyalah bermain ponsel di ruang tengah sembari menikmati camilan yang dibuat langsung dengan tangan bi Onik tadi.
"Wujudin nama grup kita, yok! Sekali-kali berbakti sama bi Onik. Kapan lagi coba?" ajak Valdo tiba-tiba. Setelah dipikir-pikir lagi, benar juga apa yang dikatakan Valdo. Orang tua mereka jauh dari jangkauan, sedangkan yang mengurus rumah serta merawat ketiganya semenjak menduduki bangku sekolah menengah pertama adalah bi Onik, pak Agus serta anak mereka, mas Bay.
Ketiganya serempak meminta izin bi Onik untuk menggantikan pekerjaan beliau. Dari memasak, mencuci-cuci, menyapu bahkan mengepel. Hingga saat ini, membenarkan gorden yang terlepas, sedangkan bi Onik sendiri memilih berbelanja di pasar tradisional yang letaknya memang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka.