Hari ini setelah mengantar kedua orang tua Hazel dan Joshua untuk kembali terbang ke Amerika yang mana pesawat akan take off pukul 06.35 WIB, mereka berputar arah ke Jogjakarta. Iya, Joshua dan Hazel memutuskan untuk kembali menghabiskan waktu liburan di kota pelajar tersebut.
Setelah menghabiskan waktu 7 jam 42 menit di kereta akhirnya mereka, Hazel, Joshua, Valdo, Vania -mama Valdo- dan Bilal -adiknya-, tiba di Jogjakarta. Dari stasiun Gambir mereka berangkat pukul 08.30 dan tiba di stasiun Lempuyangan pukul 16.25 WIB.
Kota pelajar sekaligus menjadi kota kelahiran ibunda Hazel, Vanilla. Tepatnya di Gunungkidul, Yogyakarta, semua itu terjadi. Walaupun bertahun-tahun tinggal di Amerika bersama Jackson tak membuat Vanilla melupakan keindahan kota ini. Itulah mengapa, sering kali Hazel liburan di sini bukan sekedar liburan tetapi juga merasakan kehadiran sang ibunda yang kerap kali sibuk di dunianya sendiri.
Di stasiun kehadiran mereka telah ditunggu oleh om Gino, papa Valdo yang memang menetap di kota ini.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam." Pria dengan kemeja coklat susu berpadu celana bahan tersenyum menyambut kedatangan mereka. "Wah, ada orang London mampir ke Jogja, nih," godanya ketika melihat Joshua di situ.
"Om bisa aja."
"Bisa bahasa Indonesia juga, toh, Jo?"
"Joshua udah lima tahun di Indonesia, Om. Ya kali gak bisa bahasa Indonesia sama sekali," balas Hazel mengundang gelak tawa semua.
"Ahaha, iya juga ya. Ya udah yuk, pulang. Eyang udah nunggu di rumah," ajaknya sembari merangkul pundak Hazel meninggalkan Valdo yang notabene anak kandungnya.
"Pa, Valdo gak disapa?" tanyanya sok sedih. Sedangkan yang ditanya, melenggang menjauh tak peduli.
Hazel menyempatkan diri untuk menengok ke belakang dan berucap, "Bawain koper gue ya, Val. Gue tunggu di mobil, thank you!"
"Mas." Sebelum melanjutkan protesnya ke Hazel, Bilal sang adik memanggil.
"Nah, kebetulan, Dek. Bantuin Mas bawa koper-koper, nih," pintanya.
"Gak mau, Adek manggil Mas mau minta tolong bawain koper mama. Koper mama isinya barang-barang mama sama Adek, berat." Bilal yang hendak melangkah urung ketika tangannya dicekal.
"Jangan jadi adek yang gak sopan, bantuin Mas soalnya ini banyak. Adek bawa yang enteng gak apa-apa, kasihan mama mau istirahat di rumah," tuturnya lembut. Hati Bilal pun terketuk bahkan beberapa orang di sekitar keduanya terpesona dengan sosok Revaldo Axel.
•••
Setelah menempuh perjalanan selama hampir 2 jam akhirnya mereka tiba di sebuah rumah Eyang. Perjalanan yang melelahkan.
"Assalamualaikum, Eyaang," sorak Hazel ketika kakinya menginjak teras rumah dan berlari memeluk sang eyang. Dia Eyang Ningsih, ibunda dari Vanilla dan Vania. Orang-orang di desa sini lebih akrab memanggilnya dengan sebutan eyang, beliau juga termasuk sesepuh desa namun masih terlihat sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Sepupu Idaman
Novela JuvenilCover by Yena Graphic . ☬ re-upload from account he_febry ☬ . . Uwu-uwuan sama sepupu. Apa yang terpikirkan olehmu saat mendengar kalimat tersebut? Namun, jangan salah, kalimat itu nyata adanya dan terjadi pada gadis SMA bernama Hazelna dengan dua s...