27. Selesai

53 5 0
                                    

"Hazel," panggil Valdo membuyarkan lamunan perempuan di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hazel," panggil Valdo membuyarkan lamunan perempuan di hadapannya.

"Ah, iya, kenapa Val?"

"Kenapa ngelamun, hm?" Hazel menggeleng pelan. Dia kembali diam menatap hidangan ayam saus mentega buatan bi Onik yang baru saja mendarat di meja makan.

Usapan lembut di kepalanya yang kali ini berhasil menarik Hazel kembali ke dunia nyata. "Gak suka sama lauknya? Mau ganti atau mau request lauk lain?" tanya Joshua lembut. Sedangkan, yang ditanya hanya menggeleng dan bergegas mengambil makan siangnya.

Selesai makan siang, ketiganya memilih bersantai di ruang tengah. Kala Joshua berdiri hendak meninggalkan ruang, suara Hazel menginterupsinya untuk kembali duduk.

"Ada yang ganggu pikiran lo?" Tangannya menarik kepala Hazel untuk bersandar nyaman di dada bidangnya yang terbalut kaos berwarna hitam.

"Em ... nanti malam kan malam minggu, boleh gak kalau gue pergi berempat? Bawa mobil sendiri?"

"Siapa aja?" sahut Valdo. Laki-laki itu sibuk dengan gimnya.

"Gue, Nabila, Jeje sama Tasya doang kok, kayak biasanya."

"Mau ke mana?" tanya Joshua. Tangannya aktif mengusap kepala hingga punggung Hazel, menambah kenyamanan bagi si gadis cantik itu.

"Ke mall, kan hari senin udah masuk sekolah. Ada yang mau gue beli, mau dinner bareng bestie, mau ...."

"Boleh. Nanti kita anter kalian," putus Joshua.

"Gak mau, Jo. Mau bawa mobil sendiri aja," tolak Hazel.

Valdo meletakkan ponselnya di meja, tangannya kini bersedekap dan menatap intens perempuan berkaos putih tak lupa celana hotpants yang menjadi bawahan ah, sebenarnya celana itu bahkan tak terlihat ketika dia berdiri.

"Gak boleh, Zel. Lo boleh pergi bareng temen-temen lo itu tapi kita kawal atau paling enggak dianter pak Surya," ucapnya.

"Dianter aja gak apa-apa. Tapi nanti pulangnya kita naik taksi," tawar Hazel tersenyum menampakkan giginya.

"No!"

Kesal dengan keduanya, Hazel pergi meninggalkan mereka dan menghentakkan kaki menaiki tangga menuju kamarnya untuk tidur. Panggilan dari Valdo maupun Joshua seolah menulikan pendengarannya.

•••

"Lo yakin, Je?"

Zhevisya mengangguk yakin. Kini keempat orang bersahabat itu tersambung melalui video call, tadi selesai Hazel mandi sore hari ponselnya bergetar menandakan ada panggilan video yang masuk, ternyata ketiga sahabatnya.

"Tapi gue gak yakin, kalian kan tau gimana posesifnya sepupu Hazel itu," balas Nabila sangsi.

"Nah! Itu juga, Bil. Sumpah, ya, pengen banget mereka pergi biar gue bisa bebas main kemana pun tanpa dikawal. Emangnya gue ratu? Dikawal segala," kesal Hazel.

(Bukan) Sepupu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang