Jisung terbangun dari tidurnya, keringat dingin bercucuran dari wajahnya.
Mimpinya terasa begitu nyata, pikirnya.
Jisung terdiam sesaat untuk mengumpulkan nyawanya, lalu kembali membaringkan tubuh menatap langit-langit kamarnya.
"Bagaimana bisa aku bermimpi seperti itu"
Jisung lagi-lagi menghela nafas, mimpinya tadi membuatnya seperti berlarian jauh sampai-sampai dirinya lelah.
"Ck! Lucu sekali mimpi ku tadi, bagaimana bisa aku bermimpi kejadian yang dimana--
-- terjadi kemarin"
Jisung meraih ponselnya, dan menampilkan sebuah gambar dirinya dan seseorang yang dicintainya.
"Hiks-- bunaa.. bagaimana bisa hiks buna kenapa? Kenapa buna tak bertahan lebih lama? Padahal hiks-- padahal dede bayi butuh buna"
Jisung memeluk ponsel yang menampilkan gambar dirinya dan buna nya.
"Adek butuh buna hiks-- ini mimpikan buna? Aku tak bisa tanpa buna hiks bunaaaa"
Tangisan jisung semakin pilu, soobin yang mendengar tangisan adiknya itu hanya menunduk lesu dengan menahan tangisnya.
Buna... Kakak juga butuh buna-- Lee Soobin.
Tadinya, soobin ingin melihat adiknya yang sudah sadar atau belum karna pingsan.
Ayahnya menyuruh dirinya untuk membawa adiknya turun ke tempat penghormatan terakhir buna nya, namun soobin menemukan sang adik yang sedang menangis dibalik pintu kamarnya.
Soobin yang ingin menenangkan nya pun sulit, karna dirinya masih sama-sama terpukul atas kehilangan seseorang yang dicintainya.
Soobin juga masih terbilang kecil bukan? Kelas 3 menengah pertama, yang dimana dirinya masih mencari jati dirinya.
Sedangkan disisi lain, sahabat-sahabat jeno ataupun jaemin datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
Begitupun dengan sahabat-sahabat kedua anaknya.
"Jen"
Jeno menoleh dan ternyata sahabatnya, Eric.
Eric langsung memeluknya, sedangkan Jeno hanya tersenyum.
"Jangan pernah menyalahkan dirimu, kau suami yang baik untuk nana. Nana telah berjuang dan kau harus semangat"
Jeno tersenyum, "entahlah rik, aku lupa bagaimana caranya bersemangat dan mengikhlaskan kejadian yang terjadi. Rik hidupku sudah tergantung pada jaemin, aku tak bisa tanpa nya"
"Kau hanya butuh waktu kawan"
Jeno tersenyum, "terima kasih telah menghibur ku"
Eric terdiam, lalu membalas perkataan jeno dengan senyuman. Bagaimanapun dia menghibur jeno, tetap saja dirinya tak akan paham bagaimana kehilangan nya jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEE FAMILY | NOMINSUNG ft. SOOBIN •end
Fanfic"Jie, mau punya dede?" "ngga! udah cukup yah. buna, ayah, kak soobin dan aku"