Lfb 17

19 2 0
                                    

"Hemm ... eee .... mung-kin kak Evan masih lelah, jadi mungkin dia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan." Elsa seperti mengerti arti tatapan mata Ozra pada dirinya.

Mungkin Elsa benar, lagiankan mereka baru saja kehilangan anggota keluarga. Mungkin Evan masih syok dengan itu. Begitulah yang di pikiran Ozra sekarang.

"Kemari." Ozra menggerakan jarinya mengisyaratkan agar Elsa menhampirinya.

Elsa berjalan dengan perasaan was-was. Bagaimana jika Ozra curiga pada mereka?

CUP

CUP

CUP

Kecupan bertubi di berikan Ozra pada bibir Elsa.

"Ozra apa yang kau lakukan?" ketus Elsa. Bisa gawat jika Evan melihat pemandangan tadi.

"Hanya menghilangkan bekas kecupan kakakmu."

Elsa menelan saliva-nya mendengar perkataan Ozra. Bagaimana jika Ozra tau yang sebenarnya?

***

Ozra dan Elsa sedang berada di ruang perpustakaan sekarang. Mereka sedang asyik mendebatkan buku novel yang baru saja dibacakan Elsa bagian awalnya. Menebak apakah ending-nya sad atau happy.

Sibuk dalam perdebatan, tiba-tiba Evan datang, masuk begitu saja lalu duduk di sebelah Elsa.

Seketika suasana menjadi hening. Raut wajah Ozra sudah mulai tampak malas, Elsa harus mewanti-wanti untuk kejadian selanjutnya, jangan sampai Evan dan Ozra bertengkar kembali.

Tanpa terduga oleh Elsa, Evan malah bersikap manis padanya. Evan merangkul Elsa lalu mengecup kening Elsa. Tatapan mata Ozra mulai tampak bingung pada mereka. Tangan Evan yang merangkul Elsa kini mulai melingkar di perut rata milik adiknya.

Elsa tampak bingung dengan sang kakak, dia hanya berharap Evan tidak nekat melakukan hal lebih di hadapan Ozra.

Namun, harapannya pupus saat Evan mencoba mengelus-elus paha mulusnya yang sedikit ter-ekspose karena sedang menggunakan hot pants saja.

Elsa segera menyingkirkan tangan Evan dari tubuhnya, dia sedikit bergeser menjauh dari Evan.

"Kau sebaiknya pulanglah, aku sedang ingin berdua dengan Elsa." Evan menatap tajam ke arah Ozra.

Bukankah ini terlalu berlebihan? Dan apa tadi itu? Berdua dengan Elsa? apa maksudnya?

"Elsa ikut denganku." Ozra seketika bangkit dan menarik tangan Elsa.

Namun, tangannya segera ditepis oleh Evan. "apa hak-mu membawa adikku ikut denganmu?!" tegas Evan.

"Aku tidak punya urusan denganmu!" suara Ozra tidak kalah lebih tegas.

Elsa sudah menduga pertengkaran ini pasti akan terjadi.

"Elsa adalah milikku, dan kau ingin membawanya bersamamu, tentu itu adalah urusan bagiku!"

"Milikmu? Bagunlah Evan! Elsa akan menikah denganku dan dia akan menjadi seutuhnya milikku."

"Aku mencoba mengabaikanmu karena kau adalah temannya, tapi tidak untuk ini. Tidak untuk menyerahkan Elsa padamu."

Evan melumat bibir mungil Elsa dengan sangat rakus, seakan menunjukan pada Ozra hubungan mereka yang sebenarnya dengan perbuatan.

Elsa mencoba menyadarkan Evan, berkali-kali dia berusaha untuk bebas dari ciuman maut itu. Namun, Evan begitu terlalu teguh sehingga mengabaikan semua peringatan dari Elsa.

"Apa yang kau lakukan?!" Ozra mendorong tubuh Evan menjauh dari Elsa.

"Mencium Elsa." jawab Evan santai.

Love for BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang