Ketakutan

1.3K 161 9
                                    


°

"Ayo Ka,"

San menghembuskan nafas diam-diam, Wooyoung masih berada di sampingnya sambil genggam tangan dinginnya erat.

San balas tatap Wooyoung balik, yang ditatap cuma bisa ngasih senyum teduh yang tampak dipaksakan tenang.

"Temennya mau ikut masuk dek?" Mang Nurdin yang dari tadi udah ngebuka gerbang rumah, bertanya pada Wooyoung dan San yang masih setia berdiri di luar gerbang dengan motor yang telah dimatikan mesinnya.

Wooyoung mengangguk,"Iya Mang,"

Pintu gerbang semakin dibuka lebar,"Ayo masuk aja, atau mau Mamang yang masukin motornya?"

San segera menggeleng dibarengi dengan senyum canggung,"Gak usah Mang, biar saya aja, makasih,"

Kembali menoleh kearah Wooyoung,"Ayo," Kali ini membalas genggamannya, memberi kekuatan.

Degup jantung semakin terasa saat San telah menginjakkan kaki di halaman luas rumah Wooyoung. Di mana banyak tanaman dan kolam ikan yang menghiasinya.

Banyak hal yang berkecamuk dalam benak San. Terutama saat melihat dirinya yang dirasa tak pantas dan dengan kurang ajarnya malah merusak masa depan seorang anak bungsu kesayangan keluarga ini.

"Ka? Arka,"

San tersadar dari lamunan, Wooyoung memanggilnya dengan tatapan khawatir,"Kamu pucat banget, kamu gak papa?"

San menggeleng pelan,"Gak apa-apa kok, gak usah khawatir ya?" Lalu mengelus pelan punggung tangan Wooyoung yang masih setia berada di gengamannya.

Keduanya pun masuk, Wooyoung mempersilahkan San untuk duduk terlebih dahulu di sofa ruang tamu. Timing yang pas saat Bangchan juga baru saja masuk ke rumah dari arah garasi dengan Seungmin dan Elsa, anak mereka yang masih berada di dalam baby stroller.

"Eh, ada Arka," Bangchan menghampiri San, hendak menyapa pacar adiknya itu terlebih dahulu.

San tersentak kaget, segera berdiri membalas senyuman ramah Bangchan,"Iya, baru pulang kerja Mas?" diiringi dengan senyum kecil yang tampak canggung.

Bangchan balas mengangguk, "Baru aja, tadi sekalian jemput Mamanya Elsa dari butik juga, btw udah lama gak mampir," Bangchan ikutan duduk di sofa, basa-basi.

"Mas, aku ke kamar duluan ya," Seungmin mengangkat tubuh gempal bayinya dari baby stroller, meminta izin kepada suaminya dari depan tangga untuk menuju kamar mereka.

Bangchan mengangguk,"Oke Ay,"
Pandangannya kembali terarah pada San yang udah tegang dengan keringat dingin mengalir dari dahi.

"Iya, habisnya lagi masa-masa ujian, jadi jarang, Ares juga butuh belajar giat,"

Bangchan manggut-manggut,"Bener tuh, soalnya Ares udah punya plan buat lanjut studi di Belanda, kamu rencana di mana Ka? Jadinya kalian LDR dong ya nanti," Tanyanya diiringi dengan candaan.

San terdiam beberapa saat,"Lanjut di? Ah, itu masih dipikirkan Mas, belum tau pastinya di mana,"

Hening beberapa saat, sebelum, "Kok luka gitu sih wajahmu? Habis jatuh?" Bingung Bangchan melihat wajah San yang dihiasi beberapa lebam dan plester.

San hanya mengangguk, terlalu takut untuk membuka suara lagi.

"Btw, Ini kalian mau kerja kelompok? Atau belajar bareng? Langsung aja ke ruang belajar kalau gitu," Bangchan mempersilahkan keduanya, dirinya hendak menyusul Seungmin ke kamar.

Sebelum Bangchan bangkit dari sofa, Wooyoung menahan tubuh kakaknya itu terlebih dahulu,"Bentar Mas, Papi lembur gak?"

Membuat gestur berpikir, Bangchan menggeleng,"Kayaknya sih enggak, kemarin udah lembur, proyek perusahaan Papi juga udah selesai, bentar lagi juga bakal pulang, kenapa?"

Young Parents | WOOSAN (SANWOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang