Hari-Hari

867 119 12
                                    

Enjoy!

°

"Arka,"

San menoleh saat suara lembut itu memecahkan lamunannya. Dia baru saja selesai mandi, masih mengenakan kaos tanpa lengan dan celana selutut, dengan handuk yang tersampir di atas rambut basahnya.

"Aku kira kamu udah tidur, maaf jadi kebangun lagi," San berucap pelan, netranya bergerak mengikuti pergerakan Wooyoung yang mendekat.

"Aku emang belum tidur kok," Wooyoung menjatuhkan kepalanya pada pundak suaminya itu, mencari posisi ternyaman.

"Kenapa? Ada yang dipikirkan?" Tangan yang lebih besar tergerak untuk mengusap surai Wooyoung.

Wooyoung mengangguk, lalu mendongak tepat di depan wajah San.

"Akhir-akhir ini kamu selalu pulang larut, aku khawatir, kalau bisa nariknya sampai sore aja ya Ka,"

San lupa, Wooyoung tidak tahu dirinya memiliki dua pekerjaan saat ini. Pagi hingga sore bekerja di daerah konstruksi, lalu malamnya dia ngegojek seperti biasa.

"Gak usah cemas, aku baik-baik aja kok," San tersenyum untuk mengurangi rasa khawatir yang Wooyoung rasakan.

"Tetap aja, coba sini liat tanganmu, kenapa banyak plester gini?" Tanya Wooyoung penuh selidik.

"Ini, tadi kena cakar kucing kostumer waktu ngantar ke tempat grooming," Jawab San tentu saja sepenuhnya bohong.

Padahal tadi tangannya tergores pinggiran kaca yang masih belum dipoles saat memindahkannya.

"Kan! Hati-hati ih," Wooyoung mengernyit dengan bibir sedikit maju.

"Iyaa sayang," Gemas, San cubit pelan pipi gembil favoritnya itu.

Mereka saling tatap, sudah lama rasanya tidak mengobrol satu sama lain. San terlalu sibuk akhir-akhir ini, jadi ia tak menyadari bahwa suami kecilnya ini merasa kesepian.

Jemari Wooyoung tergerak menyentuh lengan San, ada sedikit perubahan bentuk di sana. Itu yang membuat rasa penasaran timbul pada dirinya.

"Arka, di sini kebentuk otot lengan, biasanya gak ada," Meremas pelan lengan suaminya dengan tatapan polos bertanya.

Kali ini memfokuskan lagi pandangan pada wajah San yang dirasanya juga mulai berubah.

"Kulitmu juga agak gelap dari biasanya," Kemudian Membingkai pautan itu mulai dari pelipis hingga rahang tegas milik San.

San menghentikan pergerakan tangan Wooyoung, menggenggam jari-jarinya pada tautan tangan yang erat.

"Namanya juga kerja di luar ruangan, sayang," Ucap San disertai dengan jarinya yang tergerak untuk merapikan helaian rambut Wooyoung yang mulai panjang ke belakang telinga.

"Ada yang mau aku bilang Ka,"

San menaikkan satu alisnya menunggu lanjutan perkataan yang akan Wooyoung ucapkan.

"Aku juga mau kerja,"

Hening untuk beberapa saat, San masih mencerna permintaan suaminya itu.

"Kamu merasa penghasilanku kurang ya?" Tanyanya spontan.

Wooyoung terlonjak, langsung menggeleng tak membenarkan.

"Bukan gitu maksudku Ka, niatku dari awal cuma mau ngebantu kamu," Ucapnya segera.

"Gak usah buat apa-apa, aku yakin penghasilanku sendiri aja bisa ngehidupin kita bertiga, istirahat aja yang cukup, ya?" San tatap Wooyoung dalam, yang ditatap seakan terhipnotis dengan netra tajam suaminya itu.

Young Parents | WOOSAN (SANWOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang