Motor ninja hitam milik gadis itu melaju dengan kecepatan tinggi,ia harus sampai rumah sebelum matahari tenggelam,jika tidak sudah habis dia.
Saat sampai dirumah Agatha bergegas menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
Saat pintu terbuka ia melihat pria tua yang sedang duduk santai diatas sofa
Tidak,tidak santai,sepertinya pria tua itu sedang marah.Kamar yang awalnya rapi kini sudah berantakan,mulai dari sprei yang lepas,boneka yang terjatuh dan lampu pijar yang pecah.
"Pulang juga kamu." Ucap Wijaya pelan. Pria tua itu berdiri dan berjalan mendekati putrinya yang masih senantiasa didepan pintu.
Wijaya mengambil selembar kertas yang sudah ia genggam dari tadi,pria tua itu melemparkan kertas didepan wajah putrinya. "Nilai kamu kenapa gak tuntas?!"
Tadi siang Wijaya meminta laporan ulangan Agatha,dan pria tua itu langsung menge-printnya.
"Agatha udah lakukan yang terbaik,Pa. Agatha cuma salah satu soal aja, lagian nilai Agatha juga enggak dibawah kkm." Belanya."Pembantah kamu!" Bentak Wijaya menunjuk Agatha.
Wijaya mendorong kepala Agatha keras dengan jari telunjuknya, membuat gadis itu terhuyung kebelakang.
"Kenapa kamu bisa seceroboh itu?!"
Bentak Wijaya.Pria tua itu mendekat kearah Agatha.
"Soal semudah itu saja kamu gak bisa jawab dengan benar!""Otak kamu itu dipake." Wijaya menoyor kepala putrinya.
Agatha menghelai rambut yang menutupi matanya kebelakang. "Papa kenapa sih? Gak pernah ngehargain perjuangan Agatha?! Papa cuma bisa marah-marah tap gak tau gimana Agatha berjuang sendirian!" Ujar Agatha.
Gadis itu berdiri dan menatap wajah Wijaya. "Apa papa pernah ngasi semangat aku? Nggak kan?! Papa itu cuma bisa marah,marah,dan marah terus!"
Satu tamparan mendarat dipipi gadis itu,membuat hidungnya langsung mengeluarkan darah.
Wijaya hendak melayangkan pukulanya,tapi niatnya ia urungkan.
Agatha melihat tangan Wijaya mengapung diudara. "Kenapa? Pukul aja pa! Kalau mau bunuh aku sekalian!"
Wijaya memukul anak perempuanya sehingga Agatha terjatuh kelantai. Meneteskan darah yang berasal dari hidung dan mulut Agatha.
"Saya gak mau tau! Besok kamu harus tetap dirumah! Belajar! Dan saya akan menambah jam les privat kamu!"
Wijaya keluar dari kamar Agatha dengan marah,membanting pintu itu dengan kasar.
Agatha mengelap darah dari hidungnya itu,tidak dia tidak menangis.
Bau darah begitu menyengat,membuat Agatha berlari kearah kamar mandi,dan mencuci mukanya.
Saat hendak beranjak diatas kasur gadis itu meringis pelan. Melihat lenganya terdapat lebam berwarna ungu.
Agatha meneguk segelas air putih,lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur.
"Mama...sakit." lirihnya.
ᴥᴥᴥᴥ
Lima menit lagi dini hari,hal itu tetap membuat Rachel menemui sahabatnya.
Tadi sepulang acara ulang tahun mamanya,dia teringat akan sahabatnya.
Apakah dia baik-baik saja?
Seperto biasa,Rachel masuk kekamar Agatha melalui tangga yang berada disamping kamar Agatha,tidak perlu masuk karena tangga itu berada diluar dan langsung terhubung kekamar sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA
أدب المراهقين[Follow sebelum baca!] "𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐣𝐮𝐭 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧." ~𝐀𝐠𝐚𝐭𝐡𝐚 𝐀𝐦𝐞𝐥𝐲𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐖𝐢𝐣𝐚𝐲𝐚 "𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐩...