8

1.6K 155 13
                                    

.





.







.

Di depan sebuah ruang rawat pasien. Terdapat beberapa pria yang sedang mondar-mandir tak jelas. Kelihatan sekali bahwa mereka sedang tidak tenang dan mengkhawatir kan seseorang.




"Tenang lah, John. Berdoa lah untuk keselamatan Mark! Bukan mondar-mandir gak jelas kayak gitu." Ucap Taeil menasehati Johnny yang nampak frustasi.


.



"Aku tak tenang jika keadaan Mark belum membaik, hyung." Jawab Johnny dengan keadaan diri nya yang acak acakan saking frustasi nya.






"Jangan menyalahkan diri mu, ini kecelakaan. Tak kan ada yang menyangka sebelum nya akan terjadi hal seperti ini.! " Lanjut Taeil mencoba bersikap tenang walaupun di dalam hati ia sudah lemah sekali, ingin menangis meraung raung melihat kondisi adik nya begitu.







"Tae.., bisakah kau hubungi mananger hyung dulu. Dan yang lain pulang saja lah!  Biar aku dan Johnny yang menjaga Mark hari ini. Nanti malam gantian." Perintah Taeil bersikap bijak.









"Tapi Taeil hyung, kami juga khawatir dengan Mark." sela Yuta yang seperti nya enggan meninggalkan tempat sebelum mengetahui keadaan Mark baik baik saja di dalam sana.








"Ya aku tahu kamu khawatir, aku pun juga khawatir dengan keadaan nya. Tetapi jika kalian seperti ini akan membuat para dreamis terabaikan. Mereka juga butuh diurus. Kalian ingatkan, jika mereka masih perlu kalian. " Lanjut Taeil mengingatkan bahwa mereka masih punya adik adik kecil yang perlu pendamping.








Apalagi baru saja melihat kejadian mengerikan yang di alami anggota lain nya. Bukan kah itu membahayakan mental mereka?









"Baiklah hyung, kami pulang dulu. Nanti jam sepuluh kami datang lagi. Tapi jika ada perkembangan kondisi Mark, tolong segera hubungi kami. " melas Yuta yang benar benar sulit beranjak dari sana.











"Tenang saja, jika dokter telah memberikan dianogsa nanti. Aku akan menelepon mu."









Akhirnya mereka pun pulang.







Mark ditemukan terbaring tak sadar kan diri di rumah sakit setelah menelan lima butir pil tidur sekaligus. Sampai membuat nya overdosis, mengeluarkan busa. Bahkan mungkin dia bakalan tertidur abadi, apabila Jaehyun yang berniat membangun nya untuk makan malam tak berinisiatif mendobrak pintu kamar  yang terkunci rapat sejak siang hari.






.















.
















.


Mark…! Kamu sudah sadar..” pekik Yeri senang melihat sahabat nya itu telah sadar dari masa kritis nya. Dengan segera pun ia memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Mark.



Sore ini memang Yeri lah yang menjaga Mark di rumah sakit. Begitu mendengar kabar bahwa sang sahabat mengalami keadaan darurat ia langsung menyusul ke rumah sakit semalam. Namun karena sudah terlalu malam dan juga Yeri masihlah 
seorang siswa, Taeil memyuruh nya kembali pulang. Lagipula Mark belum sadar dari koma nya.







Setelah lah pemeriksaan selesai, dan Mark kembali di biarkan istirahat oleh dokter nya. Tanpa menunggu lama, Yeri mengomel banyak karena terlalu khawatir. Dia tidak mau kehilangan sahabat baik nya. Ia tahu sahabat sedang mengalami cobaan yang berat.






Tapi sungguh ia tidak rela apabila kehilangan sang sahabat begitu cepat. Dia jadi menyesal atas perbuatan kepo nya dulu yang ternyata membahaya nyawa sang sahabat. Ia jadi berharap, seharus nya tak usah melakukan test kehamilan itu. Meskipun sebenar nya kekepoan nya tidak bersalah.







“Yeri.. mata mu terlihat bengkak… ada apa?” Tanya Mark pelan saat melihat wajah Yeri yang seperti orang sehabis menangis semalaman.






Ya memang menangis semalam sih. Bahkan saat di sekolah Yeri tidak bisa fokus dan terus terisak tak tenang.





“Bodoh.. aku mengawatirkan mu tau..! Kenapa kamu masih melakukan hal bodoh ini lagi sih..? Kamu tak perlu menyia nyia kan hidup mu hanya karna hal ini...! Kamu masih bisa bangkit, masih ada kesempatan kedua, Mark..! Kenapa kamu tetap ingin pergi hah....!!!!” marah Yeri tak bisa menahal kekesalan nya.






"Kesempatan macam apa, Yer?! Semua sudah berakhir." lirih Mark tersenyum kecut.









"Masih ada Mark!!! Jangan bilang gak ada!!  Aku mohon, jangan putus asa, aku akan mencari tahu siapa yang harus bertanggung jawab kepada bayi ini! Jangan tinggalkan aku." kata Yeri dengan berkaca-kaca.







Yang hanya dibalas senyum tipis Mark yang tidak tau harus membalas ucapan sang sahabat bagaimana. Karena sejujur nya saat ini ia sudah tidak ada keinginan untuk hidup lagi. Ia sudah putus asa. Dan ketakutan. Ia ingin pergi. Ia ingin menghilang dari dunia ini. Ia tidak bisa mendapat penolakan lagi. Ia tidak mau di kecam lagi. Ia ingin tidak merasakan sakit lagi.








.





.





.

TBC

Up🙃

Up🙃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enggak TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang