14

892 81 17
                                    

.3/10/2022






.









.

Setelah kepergian Taeyong dari rumah nya, tangisan Mark langsung pecah seketika. Tangisan nya sampai membuat nya tersenggal - senggal karena rasa sesak di ulu hati. Bahkan tangan nya sendiri memukul bruntal dada nya. Untung saja hal itu tak berlangsung lama, karena Chris menghentikan nya sebelum Mark lebih anarkis dengan diri nya sendiri.






Chris memegang erat pergelangan tangan Mark agar tidak memberontak. Dan mulai mengucapkan kata kata penenang untuk gadis itu. Yang beruntung nya Mark mau mendengar dan mengikuti arahan Chris untuk menenangkan diri.





"Hiks.., Chriiss...,"




"Ya Mark, seperti itu. Tarik napas mu dan hembuskan pelan. Just rileks..., okay..," sugesti Chris ikut memeragakan apa yang ia ucap.




"Uuughh...., haaahhh....,"




Mark manarik dan menghembuskan napas berkali kali untuk merendam kan emosi nya.





"Sudah lebih baik?" tanya Chris yang sempat ikut heboh akan tangisan Mark beberapa saat lalu itu.







"Euhmm..," angguk Mark pelan, pandangan nya masih sayu, pundak nya pun masih naik turun yang menandakan napas nya sedang terburu.





"Sebentar ya, aku ambilkan air dulu." ucap Chris terburu mengambil kan segelas air putih untuk Mark di dapur.





Setelah mendapat kan nya pun, ia langsung menyodorkan gelas itu kepada sang gadis. Yang diterima segera oleh Mark.





"Ini, minum lah dulu supaya kamu lebih tenang."





"Terima kasih, Chris."





Selesai minum, Chris pun mulai menanyai perihal masalah yang baru saja terjadi. Hal apa yang membuat Mark sampai menangis tersedu sedu tadi. Hingga bersikeras mengusir sang tamu, yang bahkan sajian untuk nya saja belum sempat Chris selesai buat kan.






Namun, seperti nya Mark enggan membahas hal itu lebih jauh lagi. Terbukti dari reaksi nya yang memilih pamit tidur siang dari pada menjawab rasa penasaran Chris. Mendapatkan penolakan itu, Chris tidak bisa berbuat apa-apa. Membiarkan si gadis meninggalkan diri nya sendiri dengan berbagai pertanyaan yang rumyan.

.





.







.







.

Sejak kepulangan nya dari rumah Mark, Taeyong terus terdiam, mengunci diri di kamar. Bahkan ajakan makan malam teman-teman nya ia abaikan begitu saja.







Diotaknya kini masih dipenuhi dengan wajah kebencian, kekecewaan, kesakitan dan entah perasaan apa lagi yang dirasakan Mark tadi, setelah mendapat pengakuan atas perbuatan bejat nya.




Taeyong memandang langit-langit kamar nya. Menerawang kebodohan nya beberapa bulan yang lalu. Saat di mana sikap Mark yang ceria berubah murung. Dan parah nya lagi sampai melakukan percobaan bunuh diri. Kenapa ia setidak peka itu dengan keadaan yang mungkin saja menjadi penyebab Mark melakukan hal tersebut.






Taeyong merasa mungkin diri nya tak akan pernah tahu penyebab Mark menjadi sangat nekat untuk mengakhiri hidup nya ini. Jika tak di beri tahu Jaehyun yang tak sengaja menguping pembicaraan Mark dengan Yeri.







Yeri mantan pacar nya. Yang jujur saja ia masih mencintai gadis tersebut, ya... walau pun ia sudah memiliki kekasih baru, Jenni. Namun perasaan nya masih tertinggal untuk gadis itu.





Karena saat itu, ia mengira penyebab Mark terus membahayakan diri nya sendiri adalah tekanan agensi. Yang mungkin saja membuat Mark menjadi sangat depresi dan frustasi oleh tekanan  mereka yang menuntut banyak hal pada Mark. Yang memang bakat nya sangat di andal kan oleh agensi.





Padahal kenyataan nya Mark nekat berbuat demikian karena merasa malu dan hidup nya tak berguna akibat hamil di luar nikah. Ditambah lagi pun atas interogasi yang telah dilakukan agensi, Mark mengaku bahwa ia tidak tahu menahu tentang ayah si jabang bayi. Karena merasa tidak pernah melakukan hubungan badan dengan siapapun.




Taeyong tahu, rasa Mark sehancur apa waktu itu. Lagi pula, tidak mungkin ada orang yang tetap baik-baik saja setelah dinyatakan hamil. Padahal diri sendiri yakin tak pernah melakukan nya. Ditambah lagi posisi Mark yang seorang artis dan juga pelajar. Ketakutan yang diderita Mark itu sudah terbayang seburuk apa.




Sedang kan Taeyong sendiri waktu itu yang jelas tahu asal muasal kejadian itu malah diam saja. Seolah tidak tahu apa apa.  Bahkan jika bukan karena takut karma yang akan menimpa nya kemudian hari. Jelas Taeyong tak mungkin mau mengaku dan bertanggung jawab atas kesalahan nya. Astaga, kenapa ia bisa sebrengsek itu?






Taeyong terus meruntuk akan perbuatan bodoh nya. Kenapa bisa ia dulu tega melakukan hal memalukan itu kepada Mark? Mark salah apa hingga ia harus mendapat kebiadaban nya, memaksa Mark untuk melakukan perbuatan hina itu. Dia benar - benar menyesal telah melakukan nya. Ia tak menyangka perbuatan nya tersebut, membawa petaka yang tak di sangka akan terjadi saat ini.




Harus nya malam itu ia sadar, bahwa perbuatan yang awal nya ia anggap sekedar untuk mengerjai Mark itu bisa menyebabkan hal lain. Kenapa ia bisa lupa ada kemungkinan wanita itu bisa hamil meskipun hanya digauli sekali saja? Kenapa? Dan terus kenapa?



Kini Taeyong hanya bisa menyesal dan meruntuk saja. Dan tidak bisa memperbaiki keadaan seperti semula. Sekalipun nanti ia bisa bertanggung jawab atas kehamilan Mark dan menikahi nya pun, rasa nya itu masih belum bisa mengembalikan keadaan dahulu kala. Tatapan terluka yang dilayangkan Mark siang tadi sudah menjelaskan semua nya.





TBC

Haiiii, aku up. Tolong ramein booknya ya.
Makasih ❤️❤️❤️

 Makasih ❤️❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Enggak TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang