4

2.1K 193 33
                                    

.















.
















.


















.

11.05 a.m


Mark berjalan lunglai menuju Dorm nya, setelah selesai memeriksakan diri di rumah sakit bersama Yeri tadi. Dengan langkah yang berat, ia melangkah kan kaki nya masuk ke dalam rumah.






“Mark…, kamu sudah makan belum..?” Tanya Taeyong yang kebetulan melihat nya memasuki dorm.









Namun tak di jawab, Mark nampak mengacuhkan Taeyong, ia langsung masuk ke kamar nya. Taeyong hanya mengedikkan bahu nya. Dan ikut berlalu ke luar dorm. Ia mau ke minimarket membeli beberapa persediaan kamar mandi tadi.








Di dalam kamar nya, Mark meringkuk di atas kasur nya. Pikiran nya terus berkecambuk karena vonis Dokter itu membenarkan ucapan Yeri yang menyatakan diri nya sedang mengandung seorang bayi.







Apa yang harus aku lakukan.’ batin Mark gelisah.








Kenapa ini terjadi padaku…,’ Mark terus bertanya tanya kenapa diri nya bisa berbadan dua begini?









Dia tahu, sejati nya ia adalah wanita yang bisa mengandung seorang bayi. Akan tetapi seharus nya ia akan kesulitan untuk hamil. Dikarenakan riwayat nya yang mengomsusi berbagai obat dan melakukan terapi agar tidak terlihat seperti wanita pada umum nya.








Namun, berita kehamilan nya yang mendadak ini meruntuh kan segala nya. Apalagi dia juga tidak mengetahui penyebab diri nya hamil. Dia benar-benar yakin bahwa sebelum nya belum pernah melakukan hubungan badan dengan lawan jenis nya. Tapi kenapa perut nya sekarang sudah ada bayi nya. Itu bayi siapa?











“Drt…. Drt…. drt…”










“Halo..” ucap Mark seperti suara bisikan saja.










“Mark… kau baik baik saja kan…?” ucap Yeri di seberang sana.









Dia khawatir mendengar suara sahabat nya itu yang seperti orang tak bernyawa. Ia tahu, berita ini amat buruk. Siapa pun yang mengalami nya pasti akan murung. Akan tetapi tetap saja kan, Mark sahabat nya. Ia ikut sedih juga mengetahui sahabat nya begitu.












“….” Mark tidak menjawab, hanya pandangan mata nya saja yang mulai mengabur akibat menahan tangis.












“Mark…, aku tahu ini sulit untuk mu, apalagi kalau sampai ada orang lain yang tahu, tapi ini sudah terjadi kamu tidak mengelak nya.” ingat Yeri berusaha memberi semangat sang sahabat agar tidak goyah.













Enggak TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang