***
Lisa menatap Haruto lelah. Gadis itu bahkan duduk dilantai mall, tak memperdulikan tatapan aneh orang-orang. Karena dirinya sudah sangat lelah sekarang.
Haruto memaksa untuk memutari beberapa lantai di mall ini, hanya untuk mencari sepatu yang diinginkan adiknya itu. Yang entah model seperti apa yang dia inginkan, dan bodohnya Lisa hanya pasrah saat dirinya diseret Haruto ke sana-kemari.
"Kak Lisa tunggu sini bentar, adek mau bayar sepatu dulu." ucap Haruto.
"Jangan ninggalin." sambungnya sembari berlari kearah kasir.
Lisa mendengus melihatnya, mau setinggi apapun Haruto. Dia tetap penakut. Terlebih di tempat ramai seperti ini. Lisa jamin adiknya itu akan menangis begitu melihatnya tak ada ditempat.
Masih diposisi yang sama, yaitu duduk di lantai mall. Gadis itu menatap sekeliling sebentar sebelum dirinya mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi chatnya. Lisa tertawa saat melihat obrolan random di grup kelasnya.
Saking seriusnya, Lisa bahkan tak sadar kalau ada seseorang yang ikut berjongkok didepannya.
Lisa mendongakkan kepalanya, dia tersenyum saat melihat anak kecil itu.
"Hai?" sapa nya.
"Kakak sakit? Kenapa duduk disini?" tanya anak itu dengan suara imutnya.
Sumpah demi apapun yang ada di dunia ini, suara anak itu benar-benar imut di telinganya. Terlebih dengan wajah polosnya membuat Lisa menahan diri untuk tak mencubit pipi bulat itu.
"Engga, kakak lagi nunggu orang itu." ujar Lisa sembari menunjuk Haruto yang memang sedang mengantri.
Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya pelan, sembari membulatkan mulutnya.
Lisa tertawa melihatnya.
"Kamu ngapain disini? Kenapa sendirian?" tanya Lisa.
"Yuna lagi nunggu om. Tapi dari tadi gak dateng-dateng." jawab gadis itu.
"Yuna?"
"Namaku Yuna, kalo kakak siapa?" ujar anak itu sembari mengulurkan tangannya ke arah Lisa.
"Aku Lisa."
"Kak Lisa cantik.." jawab Yuna sembari tersenyum.
Sungguh demi apapun, Lisa ingin menukar adiknya Haruto dengan Yuna. Lisa paling lemah dengan yang imut seperti ini.
"Itu om, Yuna pulang dulu kak Lisa."
"Sampai ketemu lagi." sambung anak itu sembari berlari membelah kerumunan.
"Yu-yuna?" teriaknya namun dia tak bisa menemukan anak itu.
Saking ramainya, membuat Lisa tak bisa melihat siapa yang datang tadi.
...
"Ya maaf, adek gak tau kalo sepatu itu ada di lantai ini."
"Jangan ngambek, kan udah di traktir es krim." bujuk Haruto.
"Iya bawel." ujar Lisa memotong pembicaraan Haruto.
Walau awalnya kesal namun Lisa tetaplah Lisa. Mau semarah apapun dia, bakal luluh kalau sudah berhubungan dengan makanan manis. Terlebih es krim.
Gampangan memang, tapi siapa yang tak tergoda dengan makanan manis ini. Terlebih di cuaca terik seperti ini. Hanya orang aneh yang menolak es krim, dan Haruto salah satunya, karena dia memang tak menyukai makanan manis.