Ch 13

3K 471 25
                                    

***

Ting tung!

Ting tung!!

"Lisa bukain!!"

"Lisaaaa."

"Bukain sana." ujar Lisa tanpa melihat kearah adiknya.

Lisa masih sibuk menatap televisi didepannya dengan tenang. Gadis itu bahkan memeluk bantal sofanya dengan erat, seolah enggan bergerak sesenti pun.

"Adek bukain!"

"Dih gak mau, lagian dia manggil kakak." ujar Haruto tak perduli.

Haruto memilih fokus dengan game di ponselnya. Dia bahkan tak memperdulikan tatapan datar kakaknya.

Lisa bangun dari posisi tidurannya. Menatap Haruto yang memang duduk di lantai dekat dengan tempatnya tidur. Lisa menghela nafasnya pasrah. Haruto, adiknya itu sama sekali tak mau mendengarkannya.

Plak

Satu pukulan mendarat di paha Haruto.

"Sakit anjir."

Lisa melotot mendengarnya. Adiknya itu terlalu banyak bergaul June. Makanya jadi kasar seperti sekarang.

"Minggir..." Seolah tak perduli dengan sang adik. Lisa justru menendang kaki Haruto yang menghalangi langkahnya.

"Gak guna punya kakak, padahal jalan masih lebar." gumam Haruto saat Lisa sudah menghilang di balik tembok.

.

"Jiho? Ngapain disini?"

Sebenarnya Lisa tak masalah bila temannya itu datang main. Hanya saja sekarang waktunya tak tepat. Terlebih tak biasanya Jiho datang tanpa memberitahunya

"Lisa huwaaaa~" teriaknya sembari menerjang tubuh Lisa. Lisa yang memang tak siap pun hampir jatuh karena dorongan itu.

"Eh lo kenapa?" tanya Lisa saat melihat Jiho seperti menangis.

Mata merah, hidung merah, bahkan suaranya juga serak. Terlebih dengan penampilan sahabatnya itu membuat tanda tanya besar dalam diri Lisa.

"Ada apa nih? Lo kak Jiho?" tanya Haruto saat melihat penampilan Jiho.

"Kak Jiho gak jatoh ke got kan?"

Plak, satu pukulan lagi yang harus Haruto terima malam ini.

"Sakit bego."

"LISA HUWAAAA~~"

"Lah malah nangis." Haruto menatap polos kearah Jiho.

Lisa benar-benar tak habis fikir dengan Haruto. Bisa-bisanya dia masih becanda di keadaan seperti ini?

"Diem bocil!"

...

Lisa menaruh segelas teh hangat dengan beberapa cemilan ke nakas sebelah ranjangnya. Gadis itu menatap Jiho yang masih menangis.

"Jangan nangis terus, bilang ada apa?" tanyanya tak sabaran.

Gimana ya, sudah satu jam mereka duduk dikamar Lisa, namun sampai saat itu juga Jiho belum cerita apa-apa.

Lisa menghela nafasnya pelan, berusaha tetap tenang agar Jiho mau membuka mulutnya.

"Kenapa hm? Sampai hujan-hujanan kaya tadi?"

"Mana baju kotor, dekil."

"Kayaknya bener kata Haruto, lo jatoh ke got?"

"Sembarangan, enggaklah emang gue pak Suho." Lisa tertawa mendengarnya, ternyata Jiho tetap lah Jiho.

Anti Sosial DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang