***
"Mau kemana Hoon?"
"Tidur!" balas Younghoon sembari berjalan ke luar kelas.
"IKUT!!" teriak Hyunjae sembari berlari membereskan buku-buku miliknya.
Namun gerakannya terhenti saat mendengar ucapan Jihyo.
"Ini bu Tiffany loh, yakin mau bolos?" tanya Chaeyeon sembari menoleh kearah Hyunjae.
"Lah iya. Chae liat tugas lo dong." bujuk Jihyo.
...
Lisa menuntun tubuh Jiho menaiki ranjang uks. Gadis itu bahkan membantu melepaskan sepatu sahabatnya itu.
"Gue bisa sendiri." sangkal Jiho.
"Bisa diem gak?" sentak Lisa.
Sebenarnya Jiho merasa tak enak sekarang. Karena dirinya Lisa harus membolos pelajaran favoritnya.
"Sorry gara-gara gue lo gak ikut pelajaran bu Tifanny."
"Makanya jangan sakit." jawab Lisa.
Mendengar itu Jiho mengecutkan bibirnya.
"Gak adil kan Ho." Lisa menatap sahabatnya dalam diam. Melihat Jiho seperti ini benar-benar menyakitkan untuk hatinya.
"Ha?"
"Gak adil kan, padahal lo juga berhak bahagia."
"Lis, gue gak masalah June sama Rose jadian. Sumpah."
"Sama kaya lo yang kenal gue, gue juga kenal lo. Gue tau kapan lo seneng atau sedih."
"Tapi maaf buat kali ini gue gak bisa lakuin apapun buat lo." sambung Lisa lirih.
Jiho menghela nafasnya pelan. Benar kata Lisa, walau mulutnya berkata kalai dirinya baik-baik saja. Namun tetap saja masih menyakitkan untuk hatinya.
Terlebih ini pengalaman pertamanya dalam menyukai lawan jenis. Ya June cinta pertamanya. Tapi seperti kata orang cinta pertama tak selamanya berjalan lancar.
Dan ini lah akhir kisahnya, gagal dalam cinta bahkan sebelum memulainya.
"Dulu gue nyuruh lo move on dari Eunwoo. Ternyata gak segampang itu buat move on." ujar Jiho sembari tertawa lirih.
"Kenapa bahas itu sih."
"Engga, kalo di pikir-pikir kita senasib."
"Patah hati karena cinta pertama." sambung jiho sembari terkekeh pelan.
Ingin marah tapi itu faktanya. Lisa hanya bisa menghela nafasnya pelan. Entah kenapa hidupnya begitu dramatis seperti ini.
"Tapi Lis, gue masih penasaran kenapa kalian putus."
"Lo tau, anak-anak kaget pas tau kalian putus. Padahal kita gak pernah denger kalian jadian."
"Ho lo laper gak? Gue pengen nasi goreng." ujar Lisa dingin.
Jiho diam mendengarnya, bahkan sampai sekarang Lisa masih tertutup untuk masalah ini.
"Segitu gak percayanya lo sama gue?" Ucapan Jiho berhasil menghentikan langkah Lisa. Namun gadis berponi itu sama sekali tak berniat untuk membalikkan tubuhnya.
"Gue cuma mau denger lo cerita atau berkeluh kesah ke gue."
"Kalo lo kaya gini, gue ngerasa gak berguna jadi sahabat."
"Dengan lo membatasi diri lo kaya gini, justru nyiksa diri lo sendiri Lis." sambung Jiho.
"Gue gak pernah nutupin apapun dari lo Ho. Tapi untuk masalah ini, gue rasa lo gak perlu tau." ujar Lisa dingin.