Sudah dua minggu sejak krist bertemu fiat di restoran dan dua minggu juga dia di larang apple untuk menjemput chimon dan ajun ke sekolahnya, hal itu membuat krist sangat merindukan fiat sekarang, ia tak ada alasan untuk bertemu fiat jika bukan di sekolah.
Krist nekat pergi ke rumah singto, ia sudah sangat merindukan fiat sekarang, padahal ia baru bertemu satu kali dengan fiat entah kenapa ia merasa sesuatu yang beda, krist tak pernah merindukan chimon dan ajun seperti ini setelah hampir 30 menit mengemudi akhirnya krist tiba di depan rumah singto.
Krist tahu singto tinggal di rumah lamanya dari off karna sebelum ke rumah singto, krist kerumah off dulu tadi untuk memberikan mainan kepada chimon, apple hanya melarang krist bertemu chimon dan ajun di sekolah bukan di rumah, itu sebabnya krist main ke rumah off tadi.
Krist menatap rumah besar di hadapannya, persetan dengan harga diri, rasa rindunya kepada fiat membuat krist tak memikirkan harga dirinya lagi, krist memencet bell rumah itu.
*Ceklekk.... Pintu terbuka, keduanya saling menatap dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
"Apa fiat ada?" Ucap krist bicara lebih dulu.
"Ada apa?" Tanya singto.
"Aku.... Merindukan fiat, aku juga ingin memberikan ini padanya" ucap krist sembari memberikan paperbag kepada singto.
"Fiat sudah tidur dan dia tak butuh ini dari orang asing" ucap singto.
"Papa...." Ucap fiat menghampiri singto yang berada di depan pintu.
"Om krist di sini" ucap fiat, saat melihat kehadiran krist.
"Om dari rumah ajun dan chimon tadi, ini untuk fiat" ucap krist sembari memberikan paperbag yang berisi mainan dan juga kue.
"Terima kasih om, ayo masuk" ucap fiat.
"Fiat, sekarang sudah malam dan kita tak boleh memasukan orang asing" ucap singto.
"Kata ajun om krist baik pa" ucap fiat.
"Sebaiknya kamu pulang, krist" ucap singto.
"Aku ingin bermain dengan fiat sebentar apa boleh?" Ucap krist.
"Tidak" ucap singto.
"Ayo om, ini masih jam 7, fiat tidur jam 8 nanti" ucap fiat.
Fiat menarik tangan krist mengajaknya untuk masuk ke dalam sedangkan singto hanya menghela nafas dan membiarkan krist masuk ke rumahnya.
"Papa, bukankah ada tamu sekarang? Sebaiknya buatkan minuman?" Ucap fiat.
"Om krist ingin kopi atau teh" tanya fiat.
"Om tak ingin apa-apa, om hanya ingin bertemu kamu" ucap krist kepada fiat.
"Papa kembali ke kamar dan kamu ku beri waktu setengah jam setelah itu langsung pulang" ucap singto.
"Iya" jawab krist.
"Papa, buatkan om krist minuman dulu" ucap fiat.
"Tidak" ucap singto setelah itu ia langsung beranjak pergi dari ruang tamu dan berjalan masuk ke kamarnya.
"Padahal papa sendiri yang mengatakan jika ada tamu harus di beri minum" ucap fiat.
Krist mengusap kepala fiat dan tersenyum, fiat sangat dewasa tak seperti anak usia 5 tahun pada umumnya.
Setengah jam seperti satu menit bagi krist sekarang singto datang kembali menghampiri dia dan fiat yang tengah bermain.
"Sebaiknya kamu pulang" ucap singto.
"Aku masih merindukan fiat" ucap krist.
"Memangnya fiat siapa mu hingga kamu merindukannya? Kita juga tak terlalu dekat sehingga kamu bisa menganggap fiat seperti chimon dan ajun" ucap singto tajam.
Ucapan singto seperti tamparan keras untuk krist, benar mereka tak pernah dekat bahkan masa lalu mereka terbilang sangat buruk, harusnya krist tahu itu.
"Om krist sebaiknya pulang, bukankah sudah 30 menit" ucap fiat.
Sekarang krist tak menyukai sifat dewasa fiat.
"Sing..... Anak kita dulu....." Belum sempat krist menyelesaikan ucapannya singto lebih dulu memotongnya.
"Tidak ada anak kita krist, itu hanya anak ku, jangan di ungkit lagi, dia sudah tenang di alam lain" ucap singto.
"Apa kamu menggugurkannya" tanya krist.
"Tentu saja, aku hanya kasian jika dia lahir tanpa daddynya, dia kesalahan, aku yang bodoh sekarang kamu pulang jangan pernah temui fiat lagi!!" Ucap singto marah.
"Aku ingin menemuinya sesering mungkin seperti aku menemui chimon dan ajun" ucap krist.
"Tidak bisa! Ini kali terakhir kamu menemuinya!" Ucap singto.
"Mama fiat kemana?" Tanya krist kepada fiat.
"Mama fiat sudah meninggal" itu singto yang menjawab sedangkan fiat menjadi bingung sekarang, yang dia tahu dia lahir dari perut papanya dan hal itu yang menyebabkan dirinya di bully oleh teman-teman sekelasnya dulu karna ia lahir dari perut pria.
"Bukankah fiat lahir dari perut papa? Fiat bahkan di bully saat sekolah di amerika karna lahir dari perut papa" ucap fiat polos.
*Deg.... Krist terkejut mendengarnya begitu juga dengan singto, ia menyesal telah berbicara jujur, saat itu fiat pernah bertanya tentang mamanya dan ia mengatakan jika fiat tak punya mama dan hanya punya papa karna fiat lahir dari perut papanya.
Karna saat itu fiat masih sangat kecil, di sekolah tengah belajar tentang keluarga, guru fiat bertanya tentang mamanya dan dengan polosnya fiat mengatakan jika ia tak punya mama dan hanya punya papa karna ia lahir dari perut papanya dan sejak itu dia di bully oleh teman-temannya.
"Sing... Apa maksud fiat?" Ucap krist.
"Fiat hanya anak kecil, dia hanya meracau, sekarang kamu pulang" ucap singto.
"Fiat anak ku kan!!" Ucap krist.
"Bukankah sudah ku katakan jika mama fiat sudah meninggal krist! Anak mu sudah ku gugurkan saat itu!" Ucap singto kesal.
"Fiat, maafkan om" ucap krist kemudian ia menarik rambut fiat membuat fiat meringis kesakitan.
"Itu sakit bodoh!!" Ucap singto sembari mengusap rambut fiat.
"Aku akan membuktikannya sendiri" ucap krist kemudian krist keluar dari rumah singto.
Krist langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit dengan membawa rambut fiat yang di tariknya tadi, ia akan melakukan tes DNA dan membuktikan sendiri jika fiat anaknya atau bukan.
***
"Kapan hasilnya keluar dok?""Paling lama satu bulan, jika sudah keluar hasilnya saya akan mengabari anda" ucap dokter.
Krist dan dokter itu bersalaman kemudian krist pamit untuk pulang, krist benar-benar berharap jika fiat anaknya, di sepanjang jalan di dalam mobil krist tersenyum dengan menitikan air matanya, padahal hasil test belum keluar namun krist sudah merasa sangat yakin jika fiat memang anaknya.
Tbc.
YOU ARE READING
Love me please ✓
FanfictionSingto dan krist sudah menjalin hubungan selama 8 tahun namun di dalam hubungan itu hanya ada cinta sepihak karna krist tak pernah mencintai singto. Karna cintanya yang semakin hari semakin besar terhadap krist membuat singto nekat melakukan hal g...