Part 25

891 74 19
                                    

Beberapa bulan berlalu, usia kandungan singto sudah memasuki 7 bulan, perutnya sudah tampak besar sekarang. Saat ini krist dan singto tengah merebahkan tubuh mereka di kamar mereka dan tentunya dengan posisi krist yang memegang perut singto. Krist terus mengusapnya sedari tadi sedangkan singto hanya diam memejamkan matanya menikmati sentuhan dari krist.

"Sepertinya aku ingin menjenguk anak ku lagi" ucap krist sembari mengubah posisinya menjadi menindih tubuh singto.

"Setidaknya beri aku waktu satu malam untuk sekedar tidur dengan tenang" ucap singto.

Bagaimana tidak jika hampir setiap malam krist selalu menjenguk anaknya itu, beruntung saat siang hari krist berkerja jadi lubangnya selamat, tapi tidak untuk malam hari, ia harus merelakan tubuhnya di jamah oleh krist.

Entah sejak kapan juga keduanya sudah tak menggunakan pakaian mereka lagi sekarang, krist tengah menggenjot lubang singto dengan hati-hati sembari mengusap perutnya sedangkan singto meremas seprei kasur dan mendesah keras.

"Nnghhhh"

"Kristt...."

"Aarghhhh"

Genjotan krist semakin cepat, tubuh singto ikut bergerak seirama dengan genjotan krist beberapa menit kemudian krist meminta singto untuk menungging, kemudian ia memasuki singto dari belakang dengan perlahan, sangat lembut hingga penisnya terbenam semua, krist mulai bergerak dengan kecepatan sedang, tangannya meremas pantat bulat singto. Setelah puas ia meremas pinggang singto dan bergerak semakin cepat, bunyi kecipak paha dan pantat yang terbentur keras seakan menambah suasana menjadi semakin panas.

*Plokk....plokkk... Plokkk.

"Aanghhh"

"Mmhhhhh"

Krist menarik dua tangan singto kebelakang kemudian mulai mempercepat genjotannya, singto merintih nikmat tatkala penis krist menonjok telak prostat bengkak miliknya. Gerakan krist semakin cepat dan kasar sehingga beberapa menit kemudian keduanya memuntahkan cairan mereka. Singto langsung ambruk ke kasur, ia mengubah posisinya menjadi terlentang dan menghirup udara sebanyak mungkin.

Krist membersihkan sperma yang mengalir dari lubang singto kemudian mengecup perutnya setelah itu berpindah ke kening singto.

"Apa kamu lelah?" Tanya krist.

"Hmmm" gumam singto.

Usia kandungan yang semakin besar memang membuatnya kesulitan untuk beraktivitas lebih, walau dirinya hanya berada di rumah sepanjang hari dan hanya bergerak saat malam hari tetap saja singto sudah merasakan kesulitan untuk itu, sekarang ia tak pernah membersihkan rumah atau pun memasak lagi, mereka selalu memanggil jasa home servis dan membeli makanan di luar, krist hanya tak ingin singto kelelahan.

Krist menaikan selimut menutupi tubuh mereka kemudian menenggelamkan wajahnya di dada singto, krist menghisap puting tersebut sembari memejamkan matanya dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit krist langsung terlelap begitu juga dengan singto ia ikut terlelap beberapa menit setelahnya.

Pagi hari menyapa, singto terbangun dari tidurnya saat merasakan krist mencium perutnya. Krist memang setiap hari melakukan itu, krist selalu memberikan ciuman bertubi-tubi di perutnya yang semakin membesar itu.

"Daddy benar-benar tak sabar ingin bertemu kamu sayang" bisik krist.

*Cupp... Satu kecupan terakhir di perut singto kemudian ia berpindah ke wajah singto mencium wajah tersebut hingga dirinya puas.

"Mandi krist"

"Baiklah" ucap krist sembari menggendong tubuh singto membawanya ke kamar mandi.

"Aku nanti saja" ucap singto.

"Aku ingin mandi bersama" ucap krist sembari menghidupkan shower.

Terdapat air mengalir dari atas membasahi tubuh keduanya, krist memegang pipi singto dan melumat bibirnya dengan lembut, singto membalas lumatan krist dengan memeluk erat leher krist, keduanya berciuman dengan sangat lembut tangan krist meremas pantat bulat singto dan mulai memasukan jarinya satu persatu ke dalam sana tanpa melepas lumatannya di bibir singto. hingga di rasa cukup krist meminta singto untuk membelakangi dirinya kemudian memasukinya secara perlahan, sangat lembut hingga singto terbuai dan mendesah nikmat, air terus mengalir membasahi tubuh keduanya sehingga menghasilkan bunyi yang sangat merdu, desahan bercampur kecipak kulit yang basah akibat air yang terus mengalir, krist semakin tak kuasa menikmati semua kenikmatan tersebut, tubuh mulus seorang pria yang sangat di cintainya berada di hadapannya saat ini, membuat krist memuja tubuh tersebut dengan mendaratkan beberapa ciuman kecil di punggung belakang singto, pinggangnya terus bergerak maju mundur mencari kenikmatannya sendiri di bawah sana, tangan krist mengocok penis singto hingga tubuh singto bergetar hebat beberapa menit setelahnya singto mengeluarkan cairannya sendiri.

Krist memegang pinggang singto dan bergerak semakin cepat, sedangkan singto berpegangan ke dinding kamar mandi semakin cepat dan cepat hingga krist mengeluarkan cairannya memenuhi lubang singto.

Air beserta sperma menetes menjadi satu dan terjatuh ke lantai kamar mandi, krist berjongkok dan mengorek lubang singto untuk membersihkan lubang tersebut, ia meremas pantat bulat itu kemudian menggigitnya gemas. Krist juga memainkan lidahnya di lubang singto membuat singto mengerti jika krist tak akan berhenti secepat itu sekarang.

Setelah memakan waktu dua jam di kamar mandi, keduanya keluar dengan hanya menggunakan handuk, sekarang tangan singto benar-benar pucat dan dia kedinginan.

"Kamu benar-benar tak memikirkan tubuh ku!!" Ucap singto marah.

"Aku lepas kendali tadi, kenapa tubuh mu senikmat itu, jangan salahkan aku" ucap krist membela diri.

Krist mencari pakaian tebal untuk singto gunakan, krist juga mengganti seprei kasur mereka setelah itu singto langsung merebahkan dirinya di ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, dia benar-benar kedinginan berada di dalam kamar mandi selama itu.

Setelah memakai pakaian kerjanya krist menghampiri singto lebih dulu dan mengecup keningnya dengan lembut.

"Jangan marah"

"Hmmm" jawab singto.

Setelah itu Krist keluar kamar di lihatnya fiat sudah menunggu di ruang tamu dengan seragam sekolahnya.

"Maaf daddy terlambat" ucap krist.

"Iya" jawab fiat seadanya.

Keduanya keluar dari rumah dan masuk ke mobil, fiat sudah terbiasa dengan hal itu, entah apa yang di lakukan kedua orang tuanya hingga papanya jarang membuat sarapan lagi, krist selalu memberi fiat uang jajan lebih untuk fiat sarapan di sekolahnya.

Setiap hari memang krist yang mengantar jemput fiat di sekolah, krist hanya tak mau singto kenapa-kenapa saat berada di luar rumah, itu sebabnya krist yang melakukan itu semua, walau terkadang ia lelah tapi ia tak masalah yang penting singto aman berada di rumah mereka. Sekarang krist mengerti dengan apa yang di rasakan singto dulu, kenapa singto sering terlambat jika ada pertemuan, hatinya benar-benar perih mengingat itu semua.

Fiat masih sama seperti dulu, masih cuek terhadap krist entah kenapa krist merasa kesusahan mengambil hati fiat, sudah terhitung 7 bulan mereka tinggal bersama namun fiat tetap dingin padanya.














Tbc.

Gw tau disini krist kek egois bgt ya, ga mkirin fiat sama sekali yang di inget cuma lubang singto doang :'v ntr di chapter selanjutnya bakal kelar smw kok :'v

Love me please ✓Where stories live. Discover now