Part 23

837 83 27
                                    

Hari berganti, mulai hari ini krist akan memulai berkerja kembali, pagi-pagi sekali ia sudah bangun dari tidurnya, di lihatnya di sebelahnya sudah tak ada suaminya, krist beranjak mencuci wajahnya di kamar mandi kemudian keluar kamar mencari suaminya itu, krist pergi ke dapur di lihatnya singto tengah berkutat dengan beberapa bahan makanan. Krist memeluk tubuh singto dari belakang dan mencium tengkuk lehernya sembari mengucapkan selamat pagi.

"Apa fiat sudah bangun?" Tanya singto.

"Tak tahu"

"Harusnya kamu liat dulu tadi"

"Ini masih terlalu pagi, biarkan saja" ucap krist sembari mengusap perut singto.

"Aku jadi susah bergerak jika kamu seperti ini" ucap singto.

"Aku masih ingin memeluk mu" ucap krist sembari mengecup punggung belakang singto.

Puas bermain di perut singto, krist menggerakan tangannya ke belakang, meremas bongkahan bulat suaminya itu.

"Krist..."

"Apa masih sakit?"

"Tentu saja" ucap singto sembari memotong sayuran, ia sebenarnya agak terganggu dengan keberadaan krist di belakangnya.

Krist masih setia memeluk tubuh singto dari belakang, melihat singto memotong sayur sedangkan tangannya masih betah meremas pantat singto.

"Krist, sebaiknya kamu mandi sekarang, nanti sebelum berangkat berkerja antar fiat ke sekolah dulu"

"Kenapa tidak kamu saja"

"Aku lelah dan ingin tidur setelah ini" ucap singto.

Singto memang sudah berhenti berkerja sekarang, ia sudah membicarakan itu semua dengan off lewat telpon tadi malam.

"Baiklah" ucap krist.

"Mandi sekarang krist" ucap singto, saat merasa krist masih betah memeluk tubuhnya dan meremas pantatnya, ia tahu krist tak akan berhenti sekarang.

"Tidak, aku masih ingin seperti ini"

"Tangan mu"

"Ini lembut"

"Aku tak bisa bergerak bebas sekarang" ucap singto sembari menghentikan kegiatannya.

Krist memasukan tangannya ke dalam celana singto dan meremas pantat bulat tersebut.

"Krist! Lubang ku masih sakit bekas semalam!" Ucap singto marah.

"Aku hanya ingin meremasnya, apa tak boleh?"

"Tidak"

"Ayolah, aku hanya ingin memegang milik ku"

"Tanpa kamu pegang juga itu tetap menjadi milik mu dan tak akan pergi dari mu" ucap singto sembari mengeluarkan tangan krist dari dalam celananya.

"Bagaimana rasanya bercinta di dapur" ucap krist.

"Aku benar-benar tak bisa krist, sebentar lagi fiat bangun dan aku harus menyelesaikan masakan ku sekarang, apa kamu mau pergi berkerja tanpa sarapan?"

"Ini juga sarapan bagi ku" ucap krist sembari meremas pantat singto lagi.

"Mandi sekarang!"

"Tidak mau" ucap krist manja.

Krist mematikan kompor kemudian membalik tubuh suaminya agar menghadap dirinya.

*Cup.. cup.. cup.. cup.. cup.. Krist mengecup seluruh wajah singto, terakhir ia mengecup bibir singto yang masih membengkak akibat ulahnya semalam.

"Sudah" ucap singto.

"Belum"

Krist menggendong tubuh singto dan membawanya ke meja makan, ia mengangkat baju yang singto gunakan sebatas dada kemudian menyusu disana.

"Jika fiat melihat ini ia akan meledek mu nanti" ucap singto.

Namun krist masih terus menyusu, menghisap puting singto dengan kuat dan tangannya memilin puting sebelahnya. Puas di satu sisi krist berpindah ke puting sebelahnya, ia menghisap dan menjilatnya dengan lahap sembari memejamkan matanya, sedangkan singto masih diam, ia meremas rambut krist perlahan tatkala krist memainkan lidahnya di sana. Singto merasa putingnya membengkak sekarang karna di hisap terlalu kuat oleh krist.

Krist terus berganti posisi kepalanya, puas di sebelah kanan ia pindah ke sebelah kiri, hingga beberapa menit berlalu, ia masih betah menyusu di sana dan singto masih membiarkan suaminya menghisap putingnya.

"Sudah krist" ucap singto berusaha melepas hisapan krist di dadanya.

"Belum" ucap krist, kemudian ia mendaratkan bibirnya di dada singto lagi kembali menyusu disana.

"Shit!"

"Mulut mu sayang, tak sopan" ucap krist sembari menatap mata singto.

Singto membenahi bajunya kemudian mengusap bibir suaminya yang basah akibat saliva miliknya sendiri.

"Sebaiknya kamu mandi sekarang" ucap singto lembut.

"T-tapi aku masih ingin menyusu dengan mu"

"Nanti malam lagi"

"Nanti malam masih lama"

"Bukankah kamu harus berkerja"

"Hmmm, tapi aku belum puas"

"Puting ku bengkak karna mu krist!"

"Baiklah, pantat mu saja"

"Masih sakit bekas semalam, apa kamu lupa? Kamu bahkan tak membiarkan ku mengambil nafas walau hanya semenit saja!"

"Baiklah, aku mau mandi, tapi kamu yang memandikan aku"

"Tidak, apa tak malu dengan fiat? Dia selalu mandi sendiri"

"Baiklah, penawaran terakhir, siapkan baju kerja ku"

"Hmm" ucap singto.

Krist mengecup lembut bibir singto kemudian menurunkan singto dari meja makan, setelah itu krist beranjak pergi ke kamar mereka untuk mandi sedangkan singto menyiapkan sarapan ke atas meja makan. Setelah menata makanan dengan rapi singto pergi ke kamar fiat untuk melihat fiat lebih dulu, di lihatnya fiat sudah memakai seragam sekolahnya.

"Tunggu papa di meja makan" ucap krist.

"Iya pa" ucap fiat.

Saat singto masuk ke kamar, di lihatnya krist juga baru keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya. Singto dapat melihat jika dada dan perut krist masih di penuhi oleh bercak merah hasil karyanya tadi malam.

"Sepertinya ada yang kurang" ucap singto.

"Apa?" Tanya krist tak mengerti.

Singto mendekat ke arah krist dan mendaratkan bibirnya di leher putih krist, ia menghisap dan menjilatnya dengan kuat sehingga meninggalkan bekas kemerahan di sana.

"Milik ku" ucap singto, sembari mengusap bekas merah tersebut.

Setelahnya ia membuka lemari dan mengambil pakaian kerja untuk krist, ia memasangkan celana dan kemeja, terakhir memasang jas hingga krist terlihat sangat tampan sekarang.

Krist memainkan jarinya membentuk pola abstrak di dada singto sehingga membuat singto menjauhkan diri dari krist karna ia mengerti maksud krist.

"Aku ingin menyusu lagi" ucap krist.

"Nanti malam, fiat sudah menunggu di meja makan" ucap singto sembari menarik tangan krist membawanya keluar kamar.

Keduanya melihat fiat sudah makan lebih dulu.

"Maafkan papa tak sempat memasak sayur" ucap singto, mengingat tadi ia di ganggu oleh krist membuatnya tak jadi untuk memasak sayur.

"Tidak masalah" ucap fiat.

Ketiganya sarapan pagi bersama di selingi dengan beberapa percakapan ringan, setelah sarapan krist mengantar fiat ke sekolah lebih dulu setelah itu baru dirinya ke kantor, sedangkan singto setelah mencuci piring ia melanjutkan tidurnya mengingat jika semalam ia kekurangan tidur karna di hajar terus-terusan oleh krist.


















Tbc.

Love me please ✓Where stories live. Discover now