Part 17

1.1K 123 24
                                    

Tiga hari telah berlalu, setelah kejadian itu krist masih belum terbangun dari komanya, begitu juga apple yang berada di ruangan sebelah, tampak dokter tengah kalut memompa jantung apple agar terus berdetak.

*Tiiiiiiiiiiiitttttt........

"Pasien sudah meninggal" ucap salah satu dokter yang ada disana.







*****
Singto berjalan memasuki ruangan krist di rawat, semenjak hari pertama krist masuk rumah sakit ia memang tak pernah menjenguk krist karna sibuk bekerja, hari ini ia mempunyai waktu luang dan memutuskan untuk menjenguk krist.

Singto melihat tubuh lemah krist yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan di lengkapi berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya.

Tak ada siapa-siapa di ruangan itu, mungkin kedua orang tua krist juga sibuk dengan urusan masing-masing.

Singto duduk di kursi samping ranjang krist dan menggenggam tangan krist, tak bisa di pungkiri jika ia merindukan krist, merindukan tingkah konyol krist agar mendapat perhatian darinya, merindukan perhatian yang di berikan oleh krist, selama 3 hari ini hidup singto terasa kosong, apa singto mulai menyukai krist kembali? Entahlah.

Terdengar suara pintu terbuka, terlihat satu orang dokter dan dua orang suster memasuki ruangan itu, sang dokter memeriksa keadaan krist.

"Apa krist akan sadar secepatnya dok?" Tanya singto.

"Entahlah... Pasien yang satunya sudah meninggal tadi pagi" ucap dokter.

"A-apple meninggal?" Ucap Singto terkejut

"Iya, kami sudah menghubungi pihak keluarga dan pihak keluarga sebentar lagi akan kesini" ucap dokter.

Tak lama pintu ruangan terbuka, ada orang tua krist dan orang tua apple yang baru saja tiba, setelah mendapat kabar jika apple sudah meninggal kedua belah pihak keluarga memang langsung ke rumah sakit untuk mengurus semuanya.

Singto yang melihat kedatangan orang tua krist dan orang tua apple langsung beranjak dari duduknya, ia berpamitan untuk pulang karna tak ingin mengganggu keluarga yang tengah berduka.

Sejujurnya singto juga menjadi khawatir dengan keadaan krist, kecelakaan 3 hari yang lalu membuat dua orang korban meninggal dan hanya tersisa krist, itu pun krist juga sedang berjuang sendirian disana.

Entah kenapa singto merasa takut jika krist juga akan pergi untuk selamanya, tak terasa air mata singto menetes dengan sendirinya, ia benar-benar takut jika harus kehilangan krist lagi.

Tiba di parkiran, singto langsung masuk ke mobilnya dan menjalankan mobilnya membelah jalanan menuju sekolah fiat.

Saat mobil singto tiba, terlihat anak-anak juga mulai keluar dari kelas mereka, fiat yang melihat mobil papanya langsung berpamitan dengan ajun dan chimon untuk menemui papanya lebih dulu.

"Papa..." Ucap fiat.

"Hmm... Bagaimana tadi?" Tanya singto.

"Seperti biasa" ucap fiat.

"Ayo ke rumah sakit, fiat ingin menjenguk om krist" ucap fiat.

"Kenapa tiba-tiba? Papa baru pulang dari rumah sakit tadi" ucap singto sembari menjalankan mobilnya.

"Fiat hanya ingin menjenguk om krist" ucap fiat.

"Jangan sekarang..." Ucap singto.

Ia mengingat jika keluarga krist pasti akan sibuk hari ini mengurus jenazah apple, singto hanya tak ingin mengganggu mereka.
.
.
.
.
.
Dua bulan berlalu, krist juga belum menunjukan tanda-tanda untuk terbangun dari komanya, pemakaman apple juga sudah di lakukan, orang tua apple sudah mengikhlaskan kepergian anak mereka, dan kasus tabrakan beruntun itu sudah di tutup karna penyebab kecelakaan sudah meninggal.

Love me please ✓Where stories live. Discover now