Cing ; Lembaran Baru

547 111 0
                                    

.
.
.

꧁𝓚𝓪𝓻𝓮𝓷𝓲𝓷𝓪꧂

____________________

Nina berdiri menatap bangunan didepannya. Matanya kemudian beralih pada secarik kertas di tangannya.

"Bener ini alamatnya," gumam Nina. "Tapi kok kecil banget rumahnya?!"

Nina pikir, alamat yang diberikan padanya adalah rumah salah satu teman papinya. Jadi, menurut Nina pasti rumahnya besar bahkan Nina sudah menyusun rencana untuk memindahkan satu persatu barang-barangnya ke alamat ini sampai papi maminya pulang.

Tapi kalau melihat bentuk rumah didepannya, Nina tidak yakin rumah itu akan muat menampung semua barang miliknya. Batal deh rencana Nina!

Kertas itu dilipat lagi menjadi dua lalu dimasukan di saku celananya. Nina menggeret kopernya mendekat ke gerbang, matanya mencari-cari bel namun tidak menemukannya.

Akhirnya, Nina mengambil sebuah batu yang besarnya sekepalan tangannya lalu memukulkan batu itu ke gerbang hitam hinga berbunyi tek-tek-tek.

Bodo amat dikira tukang mi tektek!

"Permisi! Yuhuuu! Ada orang nggak didalem?!" teriak Nina.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan menampilkan seorang perempuan paruh baya, perempuan itu berjalan menghampiri Nina.

"Cari siapa, Non?" tanya perempuan itu.

Sialnya, Nina tidak tau siapa nama pemilik rumah dan papinya tidak bisa dihubungi sampai saat ini.

"Ini bener alamat rumah ini kan?" Nina mengeluarkan lagi kertas dari sakunya dan menunjukan pada wanita itu.

"Bener."

"Saya disuruh datang kesini tapi nggak tahu harus ketemu siapa," jawab Nina.

"Namanya siapa?"

"Nina. Karenina," jawab Nina menyebutkan nama lengkapnya.

"Ohh, masuk Non. Tadi Pak Radhes sudah bilang."

Perempuan itu merogoh kunci di sakunya dan membuka gembok pagar, lalu mempersilakan Nina masuk ke dalam rumah.

Halaman rumahnya tidak terlalu luas namun terasa sejuk dan nyaman. Mata Nina tertuju pada mobil digarasi dengan lambang kuda jingkrak disana, bukan mobil kaleng-kaleng.

Nina mengikuti perempuan itu masuk kedalam rumah lalu duduk disofa, perempuan itu bergegas ke dapur untuk mengambilkan minum.

Beberapa saat kemudian, perempuan itu kembali dengan secangkir minuman diatas nampan.

"Pak Radhes masih kerja, Non. Paling sebentar lagi pulang. Saya Bi Sarti, pembantu disini," ujar wanita itu seraya memperkenalkan diri.

Nina mengangguk. Jadi nama pemilik rumah ini Radhes, Nina membayangkan seperti apa sosok Radhes. Apa seperti papinya? Tinggi, besar, tampan. Atau malah pendek, gendut dengan perut buncit?

Mengedarkan pandangan ke ruang tamu karena Bi Sarti kembali ke belakang untuk lanjut bekerja, Nina menatap foto-foto kecil dengan pigura yang tersusun rapi diatas nakas.

KARENINA [Hunsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang