.
.
.꧁𝓚𝓪𝓻𝓮𝓷𝓲𝓷𝓪꧂
____________________
Radheska memarkirkan motornya asal, menyingsingkan lengan jaketnya lalu segera masuk ke rumah.
"Nina?" panggilnya tapi tidak ada jawaban.
Lelaki itu menuju tangga, lalu melangkahkan kakinya untuk naik ke lantai atas. Bahkan ia melewati dua hingga tiga anak tangga sekaligus.
Pintu kamar Nina masih tertutup. Radhes mengetuknya, ketukannya berirama.
"Nina? Buka pintunya. Saya mau ngomong sama kamu."
"Nina ayo keluar! Jangan ngambekan kaya anak kecil!"
Ketukan yang Radhes lakukan berubah menjadi semakin cepat dan lebih kencang. Hasilnya sama, tidak ada jawaban.
Radhes berlari kembali ke bawah, mencari kunci cadangan kamar itu. Ia yakin masih menyimpannya di laci dekat televisi.
Pikiran Radhes sudah bermacam-macam karena tidak menemukan Nina di manapun. Ia takut gadis itu melakukan sesuatu yang tidak-tidak di dalam kamarnya.
"Sial! Mana lagi kuncinya."
Berbagai umpatan keluar dari bibir tipisnya saat kunci yang ia cari tidak kunjung ketemu. Ia berpindah, menarik laci yang lain dan mengobrak-abrik isinya. Untungnya kunci yang ia cari berada disana.
Tanpa menutup laci kembali, Radhes bergegas ke kamar Nina. Membuka pintunya dengan tergesa.
"Nina kena—"
"Loh?"
Kamarnya kosong.
Radheska berjalan mendekati jendela. Jendelanya masih terkunci dari dalam. Lagipula untuk apa Nina kabur dari jendela, bawahnya kan kolam renang.
Radheska berbalik lantas bersandar pada bingkai jendela. Matanya beredar dan menangkap benda di sudut lemari —koper Nina, masih ada disana.
Kepala Radhes menggeleng pelan. Koper masih ada, artinya Nina belum pergi. Lelaki itu berjalan keluar dari kamar Nina dan menguncinya lagi.
Radhes berdecak, kekhawatirannya terlalu berlebihan.
꧁𝓚𝓪𝓻𝓮𝓷𝓲𝓷𝓪꧂
Matahari bergerak turun dari singgasananya, membuatnya langit berubah warna secara perlahan.
Nina duduk di depan sebuah supermarket seperti seorang gembel. Ia juga tidak tahu mengapa kakinya menyeret tubuhnya hingga kesini.
Supermarket ini terletak tidak jauh dari rumah sakit. Beberapa karyawan Medica Sentra terlihat keluar masuk membeli camilan dan minuman.
Hari masih sore, Nina masih enggan pulang. Untuk apa pulang, toh tidak akan ada yang mencarinya. Selain itu Nina masih kesal pada Radheska, bisa-bisanya ia membela Eva. Seharusnya Radhes membelanya, memangnya Radhes tidak takut jika Nina akan mengadu pada papinya?

KAMU SEDANG MEMBACA
KARENINA [Hunsoo]
RomansMa chérie : KARENINA [On Going] *** Nasib apes harus dialami Nina ketika hidup mewahnya berubah karena orang tuanya bangkrut. Belum lagi, ia dititipkan pada lelaki asing yang super duper judes dan galak tapi ganteng. Ditambah lagi lelaki itu tiba-ti...