11 - Vanilla si Hantu Kepo

170 30 6
                                    

Selama ini, kalau melihat makhluk halus ... Iqbaal akan pura-pura tidak sadar. Akan acuh. Daripada mengorbankan diri untuk diganggu. Tapi, saat ini ... dia tidak bisa melakukan hal itu. Pertama, karena dia harus menyelamatkan (Namakamu). Kedua, karena dia terlanjur beradu pandang dengan makhluk tersebut.

Iqbaal setengah berlari untuk sampai di depan (Namakamu). "Berdiri (Namakamu)," perintahnya.

(Namakamu) menepis air matanya yang jatuh membasahi pipi. "Baal."

Iqbaal mengulurkan sapu tangan ke arah (Namakamu). "Gue bantu lo buat bangun."

(Namakamu) memandang sapu tangan Iqbaal yang tergelung seperti tali. Dia harusnya ingat, kalau Iqbaal sangat menjaga kontak fisik dengan lawan jenis. Sebelum (Namakamu) menarik sapu tangan itu, (Namakamu) mendongak ke samping. Detak jantungnya kembali berpacu dengan cepat. Sosok menyeramkan yang ada di dalam toilet perempuan itu ... masih di sini. Di dekatnya.

Iqbaal sadar dengan arah pandang (Namakamu). Dia pun berdeham. "Tangan gue pegal, nih."

(Namakamu) buru-buru membuang wajahnya. Tangannya menarik uluran sapu tangan Iqbaal.

"Lo mau ke mana habis ini?" tanya Iqbaal.

"Hei! Lo bisa lihat gue, kan?"

(Namakamu) merasa telinganya meremang.

"Ta--tadinya mau olahraga." (Namakamu) tidak berani mengangkat kepalanya. Hantu perempuan itu mendekati Iqbaal, dia berbicara di samping Iqbaal.

"Cewek di sebelah lo bisa lihat gue. Lo juga bisa lihat gue?"

Rasanya ... (Namakamu) ingin cepat-cepat pergi.

"(Namakamu)?" Suara Iqbaal membuat (Namakamu) berhenti menunduk.

"Hm?"

"Lebih baik lo langsung pulang."

(Namakamu) mengangguk. Dia berjalan untuk kembali masuk ke toilet. Mengambil baju dan juga tasnya yang tertinggal.

Untungnya, hantu perempuan itu tidak sampai mengikuti (Namakamu) ke dalam. Namun, masih di luar. Di samping Iqbaal.

"Udah?" Iqbaal tersenyum di kejauhan.

(Namakamu) mengangguk. Dia berjalan beriringan dengan Iqbaal.

"Hei! Sombong banget! Mentang-mentang masih hidup!"

(Namakamu) kembali mendengar suara hantu perempuan itu lagi. Sampai kapan ... makhluk itu akan mengikuti (Namakamu) dan Iqbaal?

Iqbaal sendiri sebenarnya mendengar semua ucapan tersebut. Namun dia pura-pura tidak tahu. Dia tidak mau melihat wajah (Namakamu) ketakutan seperti sekarang.

"Brooo!"

Suara Leo terdengar memanggil setelah sebelumnya mengklakson Iqbaal dan (Namakamu) yang akan melewati gerbang kampus.

"Pulang bareng nih?" Leo menyeringai jahil, melongokkan kepala dari balik jendela mobil.

Iqbaal ingat Leo tadi masih mencari supirnya. Dan, sepertinya ... mobil itu cukup lenggang untuk ditumpangi oleh satu orang lagi.

"Le, gue titip (Namakamu) sama lo ya!" Iqbaal melirik (Namakamu). "(Namakamu), lo pulang sama Leo gak apa-apa, kan?"

(Namakamu) mematung tanpa mengeluarkan suara. "Tapi--,"

"Gue tahu, Leo bisa antar lo sampai rumah dengan selamat," sela Iqbaal.

"Kenapa bukan lo yang antar gue?"

Iqbaal menarik sudut bibirnya. "Gue harus pergi."

"Ke mana?"

Bertepatan dengan (Namakamu) yang bertanya demikian, Salsha datang dan berlarian menghampiri Iqbaal.

Scary Voice [IqNam Series]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang