Iqbaal sudah sering mendengar suara hati orang lain. Biasanya, tanpa mendapat izin terlebih dahulu, telinga Iqbaal akan mendegar suara hati orang lain tanpa diminta. Tanpa dia inginkan. Tapi ... (Namakamu) berbeda. Perempuan itu justru mengizinkan Iqbaal untuk mendengar suara hatinya.
Jadi, dengan konsentrasi penuh ... Iqbaal menunggu dengan tatapan yang terkunci pada manik mata (Namakamu).
'Gue haus.' (Namakamu) tersenyum tipis.
Hanya keheningan yang terjadi di antara keduanya. Begitu juga dengan Leo, Leo diam memperhatikan (Namakamu) dan Iqbaal.
'Traktir gue minum, ya!' Kini (Namakamu) mengerjapkan matanya beberapa kali.
Iqbaal mengerutkan dahinya dalam-dalam. "Lo bilang apa barusan?" tanyanya.
"Lo nggak dengar gue bilang apa?" (Namakamu) malah balik bertanya.
Iqbaal menggeleng. "Gue nggak dengar apa pun."
Leo masuk ke obrolan. "Lama! Ngetest ginian doang, kan? Nih, Baal ... coba lo dengerin suara hati gue."
Tubuh Iqbaal diputar hingga menghadap Leo.
Leo tertawa cengegesan sebelum bicara dalam hati. 'Btw, minuman gue belum dibayar Baal. Bayarin, ya? Kita kan teman!'
Dan efeknya setelah mendengar suara hati Leo, Iqbaal memiting leher temannya itu. Menjitaknya sampai Leo mengaduh.
"Jangan bilang uang saku dari bokap lo abis buat cewek lagi?!"
Leo nyengir kuda. "Tuh, lo tahu. Sekarang gue nggak asal milih cewek kok. Yang ini baik. Ya ... bolehlah buat partner kondangan."
Iqbaal menggeleng sambil melepas pitingannya. "Nggak ada bosennya lo mainin cewek."
Leo terkekeh. "Habis mereka sendiri yang gampang gue kibulin."
Iqbaal dan Leo hampir lupa kalau di sini ada ... (Namakamu).
(Namakamu) sedari tadi duduk diam mendengarkan sampai Iqbaal sadar dengan kehadirannya.
"Lo tadi bilang apa (Namakamu)?" Iqbaal bertanya ingin memastikan kalau (Namakamu) memang tidak mengatakan apa pun.
(Namakamu) tampak mengulum senyumnya. "Gue bilang ... gue haus."
Alis Iqbaal bertaut. "Lo bilang itu dalam hati?"
(Namakamu) mengangguk.
"Wah! Apa mungkin, lo nggak bisa dengar suara hati (Namakamu)?" seru Leo sambil menggebrak meja kantin. Membuat beberapa kepala melirik meja mereka.
"Kecilin suara lo, Le." Iqbaal menatap (Namakamu) lagi. "Coba bilang sesuatu. Selain yang tadi."
(Namakamu) menarik sudut bibirnya. Mencobanya kembali. 'Gue ... senang bisa kenal sama lo.' (Namakamu) tidak sabar ingin melihat respons Iqbaal.
"(Namakamu)?"
"Ya?"
"Udah?"
(Namakamu) mengangguk.
Iqbaal terpekur lama. Sampai akhirnya dia sadar kalau ....
Iqbaal segera melirik Leo."Benar, kan? Lo nggak bisa dengar suara hati (Namakamu)," kata Leo seakan mengerti dengan maksud tatapan Iqbaal padanya. Leo beralih pada (Namakamu). "Ini nggak kayak biasanya. Iya gak, sih?" Leo menyikut lengan Iqbaal.
Dari diamnya Iqbaal ... mungkin apa yang dikatakan Leo benar.
(Namakamu) tidak merasa keberatan kalau Iqbaal memang tidak bisa mendengar suara hatinya. Bukankah itu bagus? Artinya, Iqbaal tidak akan mengetahui semua hal tentang dirinya. Cukup tentang Aldi saja yang Iqbaal tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary Voice [IqNam Series]✅
RomanceIqbaal Dhiafakhri bisa mendengar suara hati orang lain tapi ... dia tidak bisa mendengar suara hati (Namakamu) Falsafa. Iqbaal juga bisa melihat makhluk ghaib yang hidup berdampingan dengan manusia. Lalu secara kebetulan, dia bisa melihat arwah keka...