04|Sekolah

709 37 23
                                    

Setelah bersiap-siap tadi, Ocha langsung diantarkan oleh Deric. Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Ocha yang masih bingung dengan teka-teki ini sedangkan Deric malas berbicara.

Setelah sampai Ocha langsung turun tanpa berpamitan begitu pula dengan kakanya. Saat Ocha menginjakkan kakinya ke sekolah. Orang-orang langsung kabur tanpa melihat kearahnya.

Ocha merasa aneh, biasanya anak murid jika bertemu pasti akan ghibah, tapi ini malah kabur? 'Hm pasti ada sesuatu' katanya dalam hati.

Ocha langsung melangkahkan kaki dan melihat ada siswi sedang mengobrol yang pastinya temannya. Ocha langsung berjalan kearahnya dan bertanya "Misi, apa Lo tau kelas Gue dimana?" tanyanya dengan lembut.

Siswi itu terlihat gemetar saat mendengar suara itu dan langsung pergi bersama temannya. Ocha merasa heran, apa ia seseram itu sehingga dijauhi? Ocha melihat sekelilingnya dan benar orang-orang itu langsung pergi.

'Ada apa ini? Belum seminggu aja udah banyak teka-teki, nasib gini amat' rutuknya dalam hati. Ocha pun langsung menghubungi Ayahnya untuk menanyakan kelasnya dimana.

Dan mendapatkan kelasnya XI IPA 2. Ocha langsung mencari dimana kelasnya berada.

__________

Setelah tau dimana kelasnya. Ia sekarang sangat gugup, apa ada yang mau temenan dengan raga ini? Itu yang ada dipikiran Ocha saat ini. Baru tiga langkah saja, semua dikelas langsung diam dan duduk rapih.

Yang tadinya sedang bergosip langsung pergi, yang tadi lagi bercandaan langsung duduk. Ocha hanya melambai-lambaikan tangannya dengan senyum canggungnya.

"Hai semuanya" hening, tak ada yang menjawab. Ocha yang melihat nya pun memaksakan senyumnya lagi.
'Andai aja bukan misi, udah Gue gorok semuanya' kesal dalam hati.

Ocha melihat sekelilingnya dan melihat ada bangku kosong di samping siswi itu. Tidak mau basa-basi lagi ia langsung melangkahkan kaki kearah siswi itu.

Ocha duduk seraya menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Siswi itu melihat sekilas lalu mengangguk pelan seolah mengerti.

Karena tangannya dianggurin terpaksa menurunkannya kembali, dan bertanya "Nama Lo siapa?"

Siswi itu menoleh kembali kearah Vianus dan menjawab dengan tenang "Gue Anindhira panggil aja Dhira"

Ocha mengangguk baru ingin mengenalkan diri, siswi itu memotong dan berkata "Gue tau nama Lo Vianus Nevalita Ardamada yang dikenal Via, bener bukan?"

Untung saja Ocha belum menjawab jika tadi menjawab pasti ia akan malu, secara ia ingin mengenalkan nama aslinya. Ocha mengangguk sekali lagi. Siswi yang dipanggil Dhira itu langsung menulis kembali.

Ocha melihat Dhira yang sepertinya sangat serius jadi ia tak akan menganggunya. Saat melihat kearah teman kelasnya, teman-teman kelasnya langsung memalingkan wajahnya.

Ocha sempet berpikir tragedi apa yang membuat orang-orang takut kepadanya? Jika karena dekat dengan cogan famous pasti mereka masih bisa berkomunikasi.

Lah ini? Mau nanya aja langsung kabur. Sungguh aneh.

Kring kring kring

Bel pun berbunyi dan saatnya untuk belajar. Ocha yang ingin bertanya pada Dhira pun menghentikan niatnya, nanti saja di kantin bicaranya. Ocha mengangguk pelan lalu memperhatikan Guru yang baru saja muncul. Dan pelajaran pun dimulai.

__________

"Ah capeknya duduk, kasian sekali Lo pantat yang cuman bisanya duduk sama ngeluarin berak"

Dhira hanya menggelengkan lucu. Ya saat ini mereka sedang berjalan bersama ke kantin. Dengan dilihat oleh semua orang. Tapi Dhira tak peduli.

Saat Dhira ingin berbicara, suara piring dan meja yang pecah terdengar nyaring.

Prangg! Brakk!

Semua orang langsung kabur entah kemana. Ocha dan Dhira kaget langsung menuju kearah suara bising itu.

__________

Jangan lupa vote, coment, dan sharenya ya. Semoga suka, see you.

Octavianus [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang