11|Keributan Di Kantin

401 21 0
                                    

Brak! Prangg!

"Uhuk-uhukk. Anjing siapa yang berotak miskah?" kesal Ocha. Lagi asik-asiknya makan bakso, suara meja yang ditendang dan piring beserta mangkok pecah.

Tapi apakah Ocha peduli? Tentu tidak. Ia saja tak dipedulikan, jadi soal ini ia tak perlu repot-repot seperti pahlawan kesiangan.

Untung saja suara Ocha tidak keras, jadi hanya orang yang hampir berdekatan dengannya mendengar suara keluhan Ocha.

Ocha bisa lihat, ada tiga perempuan yang dikenal sebagai senior pembangkang. Mereka tak suka disuruh-suruh hanya bisa memerintah. Ya bisa Ocha lihat pakaiannya juga terlihat bad tapi Ocha tidak peduli.

Ocha hanya ingin melihat drama yang akan dimulai, haha kau kejam sekali Ocha.

"Kenapa Lo duduk di kursi Gue hah?" teriak salah satu dari siswi tersebut. Perempuan itu hanya diam karena ia lebih tertarik melihat pecahan piring dan mangkong yang berserakan.

Ah Ocha ingin membantu rasanya. Eits tidak-tidak, Lo harus bersikap tidak peduli seperti Vianus kata Ocha dalam hati.

"Lo denger gak bisu?" siswi itu mendorong bahu perempuan itu kasar sehingga perempuan itu yang kaget langsung saja jatuh dekat dengan pecahan beling tersebut.

Langsung saja penghuni kantin tertawa melihat tersebut. Termasuk ketiga siswi tadi. Ocha dapat melihat bahwa perempuan yang terjatuh tersebut mengepalkan tangannya kasar.

Ocha tahu betul bagaimana orang menahan amarah. Sepertinya perempuan itu sedang dalam emosi.

Perempuan itu mendongak dan menatap ketiga siswi senior tersebut. Lalu bangun tanpa peduli teriakan orang-orang terhadapnya.

"Iuu lihat deh, sok-sok an kuat padahal lemah"

"Gaje banget tuch orang. Emang bener-bener bisu kali ya?"

"Gue kalau jadi dia mah dah malu banget urat Gue"

"Untungnya bukan Gue yang berada di posisi itu"

"Sebenernya kasian tapi mau bagaimana lagi, dia yang cari gara-gara duluan"

"Bener juga sih"

"Bla bla bla" mungkin hanya itu yang didengan perempuan tersebut. Karena perempuan itu sudah pergi dari kantin.

Ocha baru saja berdiri, orang-orang langsung diam dan duduk kembali. 'Lihat bukan? Baru berdiri ajach udah pada diam, apalagi bertindak. Ish ish tak patut tak patut' ujar Ocha dalam hati.

Ocha pun langsung meninggalkan kantin yang sudah diam dari ia berdiri. Memang pengaruh Vianus Nevalita Ardamada memang kuat.

__________

Ocha melangkahkan kaki kearah UKS, karena ia berpikir pasti perempuan itu tangannya terluka. Ya memang salut sih, keberanian patut dikasih dua jempol.

Ocha mengelilingi dari kasur terakhir hingga pertama tidak ada siapapun selain penjaga UKS. 'Apa perempuan itu gak masuk UKS? Gila sih kuat banget nahannya' kata Ocha dalam hati.

Lalu ia beranjak pergi ke rooftoop, mungkin saja perempuan itu berada disana. Baru saja ingin membuka, ia sudah melihat perempuan itu sedang diobati oleh laki-laki.

Entahlah, ia tak tahu siapa laki-laki tersebut. Yang pasti perempuan itu sudah benar-benar diobati. Saat ingin menutup pintunya kembali, ada yang memanggil namanya. Jadi terpaksa ia kembali lagi ke semulanya.

"Vianus" kata laki-laki yang baru saja mengobati perempuan itu. Perempuan itu tampak acuh tak acuh dengan kehadiran Ocha.

"Apa?" tanya Ocha langsung.

"Lo temenin dia sebentar, Gue mau ke kelas" kata laki-laki itu.

"Lah kok jadi Gue sih?"

"Gak ikhlas hah?"

"Bukan gitu ta-"

"Iya begitu. Dah sana jagain dia, dan tetep jaga jarak" laki-laki itu menunjuk telunjuknya kearah Ocha, setelah itu menurunkan tangannya kembali lalu beranjak meninggalkan Ocha dengan perempuan itu sendiri.

Ocha menghela napas pasrah. Hari ini apakah sial bagi Ocha? Sudahlah pikirkan saja nanti. Ocha langsung menuju ke tempat duduk yang berhadapan dengan perempuan itu.

Perempuan itu sedang bermain dengan ponselnya. Ocha sendiri tidak membawa ponsel karena ponselnya ia sengaja tinggalkan. Jadi bingung mau ngapain sekarang.

Perempuan itu melirik kearah Ocha sekilas lalu bermain kembali di ponselnya tanpa mengajak bicara pada Ocha.

"Nama Lo siapa?" tanya Ocha. Saat ini Ocha harus mengalah karena ia diamanahkan menjaga perempuan tersebut. Padahal ia sendiri belum tentu bisa menjaga diri sendiri, emang aneh bukan laki-laki tadi.

"Rosabella" jawabnya singkat, padat, dan jelas.

Ocha menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Kenapa dingin sekali mulutnya.

"Ekhem, Lo mau jalan-jalan sama Gue nanti?" tanya Ocha lagi dengan hati-hati. Biasanya jika ada orang yang ditanya pasti memilih pergi.

"Oke"

Selamat Ocha, kamu mendapatkan teman baru lagi. Apakah perempuan itu akan tetap selamat atau tidak? Saksikan chapter selanjutnya nanti. Xixixi.

__________

Oke udah ada yang bisa nebak belum? Xixi sama kei juga belum. Belum ingin memberitahu hahaha. Jadi jangan ketinggalan terus ya ceritanya.

Jangan lupa vote, coment, dan sharenya ya. Semoga suka, see you.

Octavianus [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang