18|Pengakuan Nelson

281 17 2
                                    

Ocha sedang memikirkan hal-hal yang tadi dibicarakan oleh Bella. Jadi, benar dugaan Ocha barusan. Bahwa orang ini ternyata satu sekolahan dengannya.

Maka dari itu ia tahu siapa yang dekat dengannya. Ocha memijat pangkal hidungnya pelan. Memikirkan hal-hal yang akan terjadi kedepannya.

Sekarang yang harus ia lakukan adalah mencari siapa pelaku tersebut dan mencari bukti nyata.

Padahal jam belajar sedang berlangsung, tetapi Ocha tidak peduli karena sedang memikirkan hal lain.

Untungnya Guru tidak mempermasalahkannya karena memang Guru-guru lain tidak diizinkan mendekati Vianus Nevalita Ardamada atau ia benar-benar mati.

Kring! Kring!

"Oke anak-anak jangan lupa ya apa yang sudah Ibu jelaskan, besok dikumpulkan di meja Ibu. Dan kumpulkan langsung ke Ketua kelas ya"

"Baik Bu" ujar murid-murid dikelas itu.

Murid-murid langsung bergegas ke kantin karena lapar. Setelah sepi, barulah Bella masuk dengan membawa bekalnya. Ia memang lebih suka membawa bekal daripada membeli jajan di kantin.

Bella mendapati bahwa Ocha yang sedang melamun, entah berpikir apa yang membuatnya seperti itu.

Bella mendekati kursi yang dekat dengan Ocha lalu duduk dan menaruh bekal di meja Ocha. Bella melirik sekilas ya memang masih melamun padahal didepannya ada orang.

Bella membuka tutup bekalnya seraya berucap "Mau sampai kapan Lo ngelamunin kek gini"

Ocha langsung terbangun dari lamunannya dan menatap Bella secara insten.

"Lo Bella?"

"Bukan, Gue Gorilla" balas Bella sedang menyuap makanannya sendiri.

Ocha terkekeh geli melihat wajah tertekannya Bella. Ocha menopangkan dagunya yang masih memikirkan apa saja yang akan terjadi kedepannya.

"Gue masih bingung Bel. Entar kedepannya gimana ya?" tanya Ocha yang sedang berhalusinasi.

Bella menekan-nekan nasinya yang sedikit keras dan menatap sekilas kearah Ocha.

"Mana Gue tau Lo pikir Gue dukun?" balas Bella.

Ocha merenggut kesal lalu mengambil snack dibawah meja. Ia memang membawa snack kebanding bekal.

"Ngeselin banget Lo"

__________

Tarik napas lalu buang dan tarik napas buang kembali. Begitu saja yang dilakukan Ocha jika sangat gabut. Hari ini adalah hari minggu, maka semua orang pasti lebih sering keluar untuk berolahraga termasuk Ocha.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Ocha membeli air minum di warung karena lelah. Ya lelah menarik napas berulang-ulang.

Bahkan orang-orang di sekitarnya hanya menatap aneh kearah Ocha yang hanya menarik napas di taman olahraga tersebut.

"Bu, satu aquanya yang dingin" kata Ocha.

Ibu itu mengambilkan aqua di kulkas lalu memberikan ke Ocha. Ocha menerimanya dengan senang hati.

Lalu merogoh sakunya mengambil uang.

"Berapa Bu jadinya?"

"Tiga ribu ajach neng" jawab Ibu warung tersebut. Lalu Ocha memberikan uang pas kepada Ibu itu lalu berjalan kearah kursi panjang di samping warung tersebut.

Membuka tutup botolnya dan langsung meneguk air tersebut hingga air tinggal setengah. Ocha mengusap bibirnya dengan tangan.

Lalu menutup botolnya lagi, tapi tanpa sengaja ia melihat sosok yang dikenalnya di sekolah. Ocha menyengir lalu berlari kearah seorang tersebut.

"NELSONN!!" teriaknya Ocha. Nelson menengok ke belakang dan mendengus kasar. Lagi-lagi bertemu dengan jelmaan aneh ini.

Nelson tetap berjalan ke depan dengan acuh. Tak peduli dengan teriakan di belakangnya yang meminta ditunggu.

Ocha berlari ngos-ngosan. Karena berusaha menyamai langkahnya dengan Nelson.

"Lo gak berperikeperasaan amat sih Nel, Gue kan manggil harusnya Lo diem ditempat dong" kesal Ocha.

Nelson hanya melirik dan tetap berjalan dengan santai.

"Lo dengerin gak sih?" tanya Ocha dengan berjalan santai juga.

"Iya" jawab Nelson singkat. Lalu mengantongin tangannya di saku traningnya.

"Terus kenapa gak balas omongan Gue?"

"Penting buat Lo?"

"Y-yaya kan jawablah sekali yang Gue omongin"

"Yaudah" jawabnya dengan santai. Ocha yang gergetan hanya diam dan menginjak tanahnya dengan kesal.

"Dasar gak punya hati" lirihnya kesal tapi sudah didengar oleh Nelson. Nelson berhenti dan diikuti Ocha.

Ocha menatap heran dengan Nelson yang tiba-tiba berhenti mendadak. Untung ia disampingnya. Jika dibelakangnya dipastikan jidatnya terbentur di punggung Nelson.

"Lo bilang Gue gak punya hati?" tanya Nelson.

"Ya Lo kan gak punya hati, kenapa kaga nyapa Gue balik. Dan cuman acuh gitu ajach" kesal Ocha. Jadi selama ini hanya dia yang menganggap depannya ini teman.

"Gue benci sama Lo" membuat Ocha urung dan mendengarkannya dengan baik.

"Gue benci sama Lo, karena Lo udah ngerusak apa yang Gue rancang" Ocha mengerutkan dahinya. Merusak apa?

"Karena Lo Gue kehilangan orang itu"

"Siapa orang itu Nel?" tanya Ocha.

Nelson menoleh kearah Ocha dengan tersenyum miris.

"Lo bener-bener gak tau penyebabnya apa?" dan digelengkan oleh Ocha.

Nelson terkekeh miris.

"Karena Lo, Gue kehilangan dia..."

"Dia adalah.... Teman Lo sendiri sekaligus sahabat Lo"

"Siapa namanya?" Ocha berpikir semoga bukan dia orangnya.

Nelson membuang wajahnya dan menjawab yang membuat pikiran Ocha rumit.

"Arisssa Maugene"

__________

Wooo, sudah tau kan kenapa Nelson gak suka banget sama Vianus?? Sudah ada yang bisa jawab belum teka teki nya??

Semoga enggak ya, hahaha

Octavianus [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang