16|Hampir Saja

260 18 0
                                    

Ocha termenung di kamar tidurnya. Ia sedang memikirkan hal-hal jika ia sudah menyelesaikan teka-teki ini apakah ia akan balik ke raganya semula?

Ocha menghela napas pelan lalu bangkit menuju ke lemari baju. Sepertinya Ocha membutuhkan refreesing untuk otaknya nanti.

Ia mengambil pakaian kaos hitam berlengan pendek dan sepatu putih dengan dipadukan celana jeans.

Perfect!

Setelah itu Ocha keluar kamar dan langsung bertemu dengan Deric yang sedang membawa gelas berisi coklat panas.

Deric hanya melirik sekilas lalu masuk ke kamar. Ocha hanya menghendikkan bahu tak peduli, lalu berjalan kebawah.

Ocha melihat Ayah dan Ibu yang sedang mengobrol berdua. Ocha menghampiri orangtua tersebut.

"Ayah, Via izin keluar sebentar boleh?" tanya Ocha yang sudah berada di depan mereka. Ibu hanya mengangguk sedangkan Ayah mengerutkan dahi.

"Mau kemana?" tanya Ayah.

"Ocha mau jalan-jalan sebentar, gak jauh-jauh kok Ayah. Boleh ya" ujar Ocha sedikit memohon.

Ayah pun mengangguk pelan membuat Ocha kegirangan. Lalu menghamburkan ke pelukan Ayahnya itu. Ayah yang kaget pun tersenyum lalu mengelus punggung anaknya.

"Makasih Yah, janji gak malem-malem" lalu melepaskan pelukannya dari Ayah.

"Iya tapi hati-hati oke" Ocha mengangguk.

Setelah meminta izin pada orangtuanya, Ocha berburu keluar rumah dengan hati senang.

__________

Ocha sedang berjalan-jalan di taman saat ini. Ia memang tidak kapok untuk berjalan-jalan yang sedikit jauh dari rumahnya.

Ocha melihat ada tempat makan sate membuat Ocha tergiur. Lalu melangkahkan kakinya kearah tersebut.

Setelah sampai, Ocha duduk dulu takut kursinya terbang.

"Mau pesen apa neng?" tanya penjual sate.

"Beli satenya setengah bungkus bang, gak usah dibungkus"

"Asyiapp neng"

Ocha melihat sekelilingnya, memang tidak terlalu ramai ataupun sepi. Ocha membuka ponselnya sebentar untuk melihat jam berapa sekarang.

Masih aman. Masih jam 14:30 lalu mematikan ponselnya dan menaruhnya di kantong jeans. Memang sekarang hari ini hari Minggu.

Tadinya ingin mengajak Bella tapi Bella bilang hari ini tidak bisa. Huh, Ocha bingung mau ngapain sekarang.

"Ini neng satenya"

"Makasih bang" Ocha menghabiskan sate tersebut dengan pelan dan khayati. Lezat, itulah yang sekarang berada di pikirannya.

__________

Saat Ocha ingin menyebrang jalan, ada motor yang melaju sangat cepat. Untung saja Ocha langsung mundur dengan cepat kalau tidak ia dipastikan langsung tertabrak.

Brakk!

Ocha meringis sebentar lalu menghampiri orang itu. Bukan. Bukan karena motornya menabrak, tetapi orang itu langsung lompat seketika.

Membuat motornya entah dimana jatuhnya.

Ocha memegang lengan orang tersebut, hanya luka sedikit. Orang itu membelalakan matanya saat tahu didepannya adalah Vianus Nevalita Ardamada alias Ocha.

Ia menjauhkan tangannya yang sedang dipegang oleh Ocha. Awalnya Ocha bingung tapi ia mulai menyadari, pasti ia takut karena rumor itu.

Ocha berdeham sebentar agar tidak ada canggung diantara keduanya.

"Lo oke kan?" tanya Ocha.

Laki-laki itu mengangguk. Orang itu ternyata laki-laki.

Tidak ada pembicaraan setelah itu. Laki-laki yang masih melihat lukanya yang lecet dan Ocha yang bingung ingin menolong atau diam saja.

Laki-laki itu menoleh sebentar ke Ocha lalu melihat lukanya kembali.

"Lo gak ada P3K?"

Ocha yang tersadar pun menjawab "Ah iya Gue ada, mau kesana?"

"Beli di warung ajach, beli handseplas" tulisannya begitu bukan?

Ocha mengangguk lalu segera ke warung membeli obat tersebut.

__________

Jangan lupa vote, coment, dan sharenya ya. Semoga suka, see you.

Octavianus [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang