28|Bersama Valdero

142 7 0
                                    

Seperti hari-hari yang biasa. Ocha melakukan kegiatan yang tak patut dicontohkan. Buktinya-- Ocha mengambil cicak dari jepretan karet yang di gunakan.

"Haha rasain Lo cicak gak guna." Ocha mengambil toples yang telah disiapkannya lalu menaruh cicak di dalamnya.

"Gue tusuk gak ya lobangnya? Tapi cicak gak akan mati kan ye kalau gak Gue tusuk?" tanya dalam diri Ocha.

Deric yang melintasi kamar adiknya melihat pintu terbuka. Niatnya ingin langsung ke kamar jadi mengintip apa yang dilakukan Vianus. Belum tahu saja jika jiwanya orang lain.

Deric melotot melihat Ocha dalam raga Vianus sedang berbicara sendiri dengan toples yang isinya adalah cicak.

'Apalagi yang dilakukan bocil pembunuh itu?' batin Deric.

Deric langsung meninggalkan tempat itu dan berjalan ke kamarnya.

Sedangkan disisi lain Ocha masih bingung dengan cicak peliharaannya.

"Arghh what the fuck Gue gobloknya dimulai lagi. Sial," rutuk Ocha.

"Keknya makan di luar bisa bikin otak Gue lancar damai," gumam Ocha setelah mendapatkan pencerahan dari otak cantiknya.

__________

Disisi lain, Nelson sedang tidur pulas di sofa panjang dengan tenang. Berbeda dengan sahabatnya yang setengah waras tersebut.

"Woi elah balikin kaga Lo biskuit Gue," kesal Varden.

"Diem deh sarden, Gue lagi sibuk bantuin Elo nih," jawab Farran dengan ketus.

Sekarang ini mereka sedang berdada di rumah sederhana Varden. Memang diantara yang lain hanya Varden-lah yang selalu tampak sederhana.

"Oh ya Var, Lo ada urusan apa sama Bella?" tanya Hans penasaran. Akhir-akhir ini Hans melihat Varden yang tengah mendekati Bella secara diam-diam.

Entah kenapa itu membuat Hans penasaran dengan sikap Varden tersebut.

"Loh masa sih?!" kaget Farran. Dia selalu berpikir bahwa Varden tidak akan pernah bisa move on dengan perempuan itu.

"Elah biasa doang. Gak ada hubungan apa-apa kok," kata Varden meyakinkan Hans.

Hans merasa Varden sedang menyembunyikan sesuatu pun hanya mengangguk saja.

Untuk saat ini biarkan Varden menyimpan rahasia sendiri karena itu memang privasi-nya.

"Yahh Gue pikir Lo udah move on bray ternyata cuman biasa." Setelah mengatakan itu Farran tetap melanjutkan makan biskuit tadi.

Varden mendengus melihat kekonyolan sahabatnya itu.

"Eh tapi iya juga sih aneh, Lo kan gak biasa bersikap gitu sama cewek. Apalagi ini Bella cuy, gadis yang selalu dibully sama kakel. Gak mungkin gak ada apa-apa," kata Farran yang masih penasaran dengan hal tersebut.

"Dih." Setelah itu Varden beranjak menuju ke kamar mandi. Menghela napas pelan dan melihat ke arah cermin yang menampakan dirinya sendiri.

"Sorry Gue nyembunyiin sesuatu dari kalian, Gue gak mau kalian tau soal ini," lirih Varden.

__________

Sesuai dugaan, Ocha mengajak Valdero kencan bersama makanan.

Valdero pun tak keberatan diajak pergi oleh gadis tersebut.

"Nyam-nyam, enak banget cuy burgernya."

Mereka berdua tidak pergi makan ke restoran melainkan tempat jajan burger berada di pinggir jalan.

Valdero terkekeh melihat Ocha yang serius dengan burger-nya tersebut seolah makanannya akan diambil oleh orang.

"Pelan-pelan makannya cantik, belepotan jadinya tuh." Valdero mengelap ujung bibir gadis itu yang terdapat noda saus tomat dengan tangan.

"Habisnya Gue laper banget sumpah Val," kata Ocha sambil makan dengan mengkhayati.

Lagi-lagi Valdero terkekeh gemas dengan gadis itu.

"Mau kemana lagi setelah ini?" tanya Valdero.

"Bentar dikit lagi ini," jawab Ocha dan diangguki oleh laki-laki itu.

Tiga menit kemudian...

"Udah selesai nih, lanjut kuy berbelanja." Yang dimaksud berbelanja bukanlah ke mall.

Melainkan ke tempat wahana permainan biasa. Ocha bisa aja minta Valdero ke Dufan yang banyak permainan seru dibandingkan wahana kecil biasa.

Mengingat di setiap saat dia berada, pasti orang itu selalu membuntuti dirinya.

"Kesini aja?" tanya Valdero.

Ocha mengangguk biasa dan menarik tangan Valdero ke dalam.

"Woahh kita bisa jadi peragaan aja Val. Tuh jadi tukang balon aja laku," kata Ocha antusias melihat tukang balon memberikan balon kepada anak kecil.

Valdero terkekeh. Jika bersama Vianus (Ocha) dia bahagia, entah apapun itu.

Kelakuan kocaknya yang tak pernah dilupakan Valdero walaupun baru kenal.

"Masa seganteng Gue dijadiin tukang balon?" ujar Valdero sedikit narsis. Wajahnya memang tak kalah menarik dari Nelson.

"Dih muka ganteng aja bangga," nyinyir Ocha berlalu meninggalkan Valdero tersenyum tipis.

"Vianus, Lo itu bagaikan lalat penganggu Gue. Yang selalu berusaha mencari perhatian tanpa tahu kalau Lo itu belum mandi," ucap Valdero kecil supaya tak didengar oleh Vianus.

Sepertinya Valdero peka dengan bau menyengat ya Cha? :>

__________

Guyyss masih inget ceritanya? Kalau lupa bisa ngulang lagi kok. Maaf ya akhir-akhir ini akei jarang update karena mood akei emang lagi gak bisa diajak serius wkwkwk.

ADA YANG MAU DITANYAIN?

OCHA?

VALDERO?

DERIC?

VARDEN?

FARRAN?

HANS?

ATAU AKEI NIH? ;>


Jangan lupa vote, coment, and sharenya ya. Semoga suka, see you.

Octavianus [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang