38. Ekspektasi yang berlebihan

98 9 0
                                    

Hari mulai larut, acara pun telah selesai. Semua tamu telah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Cekelek!

"Bangun!"

Perlahan mata itu terbuka, beradaptasi dengan cahaya sekitar.

"Akh, kepala gue," ringis Dirga

"Eh, Amora, lo-"

Dirga terdiam saat melihat Amora tak bisa berbuat apa-apa dengan badannya yang sama terikat dengan rantai.

"Sya, apa maksud Lo? Lepasin kita!"

Tasya menarik sebuah kursi di samping pintu masuk, dan membawanya ke depan Dirga.

"Hahhh... Ga, ga... Gue nggak sebodoh itu."

"Apa maksud Lo? Kenapa Lo tiba-tiba kayak gini?" frustasi Dirga

"Ini semua gara-gara bokap Lo!"

Deg!

Dirga memejamkan matanya. Ia berharap Tasya tidak akan melampiaskan semua itu kepadanya ataupun kepada Amora.

"Apa mau lo?"

"Bunuh bokap Lo."

"Gila Lo Sya! Walaupun bokap gue bersalah, tapi gue masih punya hati Sya!"

"Kenapa Lo nolak? Lo udah nanya apa mau gue."

"Yaa bukan gini juga Sya!" frustasi Dirga

"Oke."

Tanpa sepatah katapun, Tasya langsung meninggalkan ruangan itu, dan kembali menutup pintu itu dengan gembok.

"Akhhhhh! Kenapa dia berubah!" lirih Dirga

"Itu semua akan baik-baik aja," ucap Amora, di sebrang sana.

"Baik-baik apa Mor? Dia udah kayak psikopat tau nggak."

"Lo juga bisa jadi psikopat kok."

"Maksud Lo? Gila kali," tungkas Dirga

"Kita lihat saja."

"Apa sih, nggak jelas banget lu. Cari cara ke, buat kita keluar dari sini."

"Kan tadi udah di kasih kesempatan."

"Maksud Lo? Gue bakal ngebunuh bokap gue sendiri, gitu? Ya gila, kali."

"Hm. Terserah sih."

🌼🌼🌼

Beberapa jam berlalu, kini beberapa orang yang berbadan besar juga berpakaian hitam itu, kini menghampiri Dirga dan Amora di ruangan tersebut.

Mereka melepaskan ikatan itu dari tubuh Dirga dan Amora satu persatu.

"Ikut," ucap salah satu bodyguard atau orang yang berbaju hitam Tersebut.

"Mau bawa kita kemana Lo?" tanya Dirga

"Ikut saja," jawab Amora

"Lah, Mor, kok lo-"

"Diam!"

Dirga terdiam, ia berfikir orang-orang bodyguard Tasya tidak segalak itu. Tapi ekspektasi nya terlalu rendahan untuk ukuran seperti Tasya.

Di sebuah ruangan yang sangat luas. Telah tersedia beberapa kursi seperti ruang rapat. Dia sana Dirga dan Amora di bawa.

Seorang di balik kursi besar yang menghadap layar LCD membuat Dirga penasaran siapa orang itu, dan...

"Tasya?"

Tasya. Gadis itu berbalik dan tersenyum manis kepada Dirga dan Amora yang baru saja datang itu.

"Duduk."

Dirga dan Amora pun ikut, mereka pun duduk dan terus fokus kepada Tasya.

Di sisi lain, kini para bodyguard itu sudah keluar dari ruangan tersebut. Dan kini tinggal mereka bertiga. Suasana menjadi hening dan canggung.

Tasya berdiri dari kursinya dan kini ia berjalan menuju sebuah lemari yang berada tak jauh darinya.

"Kalian pasti penasaran, kenapa kalian di sini kan?"

"Hm."

Tasya melemparkan sebuah map yang berisikan beberapa dokumen ke depan Dirga dan Amora.

"Apa ini?"

"Baca."

Dirga pun tak mau berdebat, ia segera membuka map tersebut.
Ia mengerutkan keningnya, ia tak paham dengan semua yang ada di dalam map itu.

"Apa maksud semua ini? Siapa Lo sebenarnya, hah?!"

Amora yang kaget dengan reaksi Dirga membaca map tersebut, langsung merebut alih map yang berada di tangan Dirga.

Setelah membacanya, Amora menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Ia sangat begitu terkejut dengan apa yang di lihatnya itu.

"Lo?"

"Hahaha... Apa kabar, hm? Lama kita tak jumpa kan?"

Plak!

Amora yang murka, langsung menampar pipi Tasya. Berbeda dengan Amora yang sangat marah, gadis itu malah tertawa licik dan langsung melemparkan sebuah memori kepada Amora.

"Selamat menikmati."

Setelah melemparkan memori itu, Tasya langsung pergi begitu saja. Dirga tak bergeming dengan keadaan. Ia terdiam dan bingung harus berbuat apa dengan keadaannya yang tak bisa apa-apa itu. Ia berharap ini semua hanya mimpi. Ini terlalu menyakitkan baginya.

"Aku tunggu kritik dan sarannya teman-temanku tercinta hahaha."

"Bang*at!"

Tanpa ba bi bu, Amora langsung mengambil memori itu lalu memasangnya di ponsel miliknya.

"What the Fu*k!" teriak Amora saat melihat apa isi memori tersebut.

Dirga langsung merampas ponsel Amora dan ikut melihat apa isi dari memori yang di berikan oleh Tasya tadi.

"Ta-tasya..."

Bruk!

"Ga!"

Dirga jatuh pingsan saat melihat apa isi dari memori tersebut. Dengan cepat Amora berusaha menyadarkan Dirga. Mereka harus segera keluar dari ruangan itu. Mereka harus segera mencari keberadaan Tasya yang sebenarnya.

Sabtu, 22 Januari 2022
Sannah Aurora
38

Kalian pasti bingung kan dengan alur ini?
Aku juga sama😭😭😭
Pokoknya jangan di skip gyusss.... Gas terusss... Kalian harus tahu ini 😭
Please... Aku juga udah bingung, alurnya huhuhu....
Wkwkwk becanda gyusss...

Kalau bingung, ayookkk jangan sampai terlewatkan setiap part nya Gyus🤗🤍

Secret Mask (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang