7. UKS

224 14 0
                                    

"Eh, Ga. Gue bawa bekal buat Lo. Kita makan sama-sama yah, ini juga gue-"

"Nggak nyuruh."

Tasya mengerutkan keningnya. Dan menatap Dirga dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lo ada masalah apa sih sama gue, kayak bikin salah besar banget gue, Lo nego pun enggak."

Saat Dirga ingin memasuki kelasnya, ternyata di sana sudah ada Tasya yang berdiri di depan pintu menunggu kedatangan sang sahabat untuk sarapan bersama.

"Lo pikir sendiri," sinis Dirga.

"Ga. Lo kenapa sih, kenap-"

"Lo yang kenapa Sya! Lo amesia apa gimana, huh!" bentak Dirga.

Deg!

Tasya menahan air matanya yang ingin keluar. Ia baru pertama kali, melihat Dirga marah dan membentaknya. Perlahan Tasya mundur dari hadapan Dirga. Dirga yang melihat Tasya ketakutan, ia segera meraih tangan gadis itu, tapi dengan cepat Tasya berlari menghindari Dirga.

"Akhhh!!! Lo apa-apaan sih, Dirgaaa!!! Itu sahabat Lo, kenapa Lo bentak!!!"

Dirga mengusap wajahnya frustasi. Ia sangat merasa bersalah akan sikapnya tadi kepada Tasya.

Di sisi lain, Tasya terus berlari sembari menenteng bekal nya yang senantiasa berada di tangannya. Ia sudah tak tahan, dengan segera, pipinya sudah basah dengan air matanya. Karena mata yang berair, membuat penglihatan Tasya menjadi buram dan...

Bruk!

Prang!!

"Aw!"

"Tasya! Lo kenapa?"

Tasya sudah tak tahu apa yang terjadi, nasi goreng yang berserakan dan ia yang tersungkur di lantai dengan pasrah, membuatnya tak bisa berkata apa-apa lagi kepada Davi yang ia tabrak itu.

Davi perlahan berjongkok dan memegang pundak Tasya sembari membantu gadis itu berdiri.

"Ayo, berdiri dulu, nanti ada CS yang bakal bersihin nasi goreng, Lo."

Tasya mendongak ke atas menatap sendu wajah Davi yang berada di depannya itu. Ia mengangguk sebagai jawaban ucapan Davi. Dan secepatnya Davi membawa Tasya di UKS.

UKS

"Dah, selesai deh. Lo istirahat di sini dulu yah," ucap Davi, sembari membersihkan alkohol dan kapas sehabis membersihkan luka di lutut Tasya.

Tasya menatap lekat Davi. Sesaat, ia tertegun dengan sikap Davi yang begitu lembut dan khawatir kepadanya.

"Thanks," ucap tulus Tasya.

"Iya, santuy kali, Lo kan-" Davi menggantungkan perkataanya membuat Tasya penasaran di buatnya.

"Gue kenapa?"

"Ah, e-enggak kok, nggak kenapa-kenapa, hehe..."

"Ah, Lo mah bikin penasaran tau nggak Vi, gue kenapa?"

"Enggak kenapa-kenapa kok Sya..."

"Ihh...tap-"

"Sya! Lo nggak apa-apa? Lo kenapa Sya? Tadi gue dapat info dari anak kelas, katanya Lo di UKS."

Tasya yang awalnya tersenyum senang bersama Davi, kini mimik wajahnya berubah menjadi murung dan datar. Ya, saat kedatangan Dirga dengan wajah yang sangat khawatir itu, membuat Tasya tidak mood lagi.

"Gue nggak apa-apa kok. Ini juga udah mau balik kelas."

Perlahan Tasya turun dari ranjang di UKS tersebut.

"Aw, eh-"

"Sya."

"Tasya."

Deg!

OMGGGG!!!

Sumpah! Tasya hanya bisa terdiam, menatap dua pasang tangan yang senantiasa memegang kedua tangannya. Saat Tasya ingin turun, tiba-tiba lututnya terasa nyeri. Dan yah, kedua pria itu dengan sigap menahan tubuh Tasya yang hampir jatuh.

Tasya menatap satu persatu Dirga dan Davi, yang memeluknya secara bersamaan. Begitupun keduanya, yang saling tatap menatap dengan tajam. Merasa canggung dengan keadaan, Tasya segera menghindar dengan berusaha untuk berdiri dengan pertahanan lututnya yang masih sakit.

"Ekhem...eh, makasih Lo berdua udah mau nolongin gue tadi. Y-ya udah, gue balik ke kelas dulu. Bye..."

"Eh, Sya...bentar-"

Dengan cepat Davi menahan lengan kekar Dirga, membuat pria itu berhenti mengejar Tasya dan menatap tajam ke arah Davi.

"Ngapain Lo megang tangan gue!" ucap Dirga, sembari menghempaskan genggaman tangan Davi dengan kasar.

Perlahan Davi maju, tak menyisakan jarak di antaranya keduanya. Iris bola mata yang saling beradu tajam, Davi menepuk pundak Dirga sejenak, lalu menatap nya lekat.

"Jauhin Tasya."

Dirga tersenyum sinis, ia merasa perkataan Davi hanya lelucon biasa.

"Eh. Lu siapa, huh? Gue sama Tasya udah sahabatan lama. Dan Lo-" Dirga melepaskan tangan Davi secara perlahan dari pundaknya.

"Elu, cuman pendatang baru yang ada mau sama Tasya," sambung Dirga, semabri terkekeh kecil.

"Ngaca deh! Biar Lo bisa lihat, kalau Lo nggak pantas buat Tasya," ucap Dirga, sembari menepuk pundak Davi dan langsung pergi meninggalkan pria itu dengan wajah yang sulit di artikan.

"Iya, gue emang ada mau untuk deketin Tasya. Tapi itu gue lakuin karena kebaikan Tasya sendiri," Batin Davi.

Kamis, 09 September 2021
Sannah Aurora
07

Secret Mask (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang