08. Decision

2.1K 335 59
                                    

"Schokoladenhaus"
[Monsieur and Madame]



°°


[08]
~••Decision••~




🍫🍪🍫




Dua jam lalu setelah pertemuan singkat Vhiere dengan tamunya yang datang dari Paris hanya untuk memesan sebuah cokelat berbentuk layaknya patung perempuan seukuran dengan manusia normal, kini lelaki bersurai sepundak yang telah diikat rapi itu melapisi baju yang ia pakai dengan celemek berwarna cokelat, guna mencegah noda terkena bajunya.

Ia sibuk mencicipi rasa pada cokelat yang dibuat oleh para pekerjanya, sambil mencetak cokelat-cokelat itu dengan mesin. Sesekali ia menengok ke meja yang berada didekat kaca, tempat Lalice dan Roseanne sedang berbincang hangat membicarakan tentang hal random dan bercanda ria hingga mengundang gelak tawa lepas dari kedua gadis pirang itu. Mereka layaknya anak kembar, hanya rupa yang membedakannya.

Lalice meminta untuk ikut ke La Chocolaterie Bleecker, meski ia tahu butuh waktu satu jam lebih untuk bisa sampai ke Brussels, dari Bruges. Berdalih ingin berjumpa dengan Roseanne, dan akhirnya mereka bertemu dirumah cokelat Vhiere.

Vhiere menghidangkan dua kue cokelat, dua dessert dan dua susu putih hangat, untuk mereka. Tawa lepas terdengar dari kedua gadis itu hingga tanpa sengaja pandangan mata Lalice dan Vhiere saling bersinggungan yang sontak membuat tawa Lalice perlahan mereda, mereka saling menatap untuk waktu yang lama, sampai akhirnya Lalice memilih memutuskan kontak mata mereka.

Gadis 16 tahun itu berpamitan pada Roseanne untuk ke toilet, dan letaknya harus melewati dapur. Lalice mempercepat langkahnya untuk menuju toilet, hingga akhirnya ia sampai. Gadis itu menatap dirinya dipantulan cermin sambil mendesah panjang, setelah itu Lalice membasuh tangannya dengan sabun entah apa tujuannya padahal tangannya tak kotor sama sekali.

Usai itu Lalice segera keluar.

Dan omong-omong soal dapur, Vhiere mempunyai tiga dapur, yang satu berfungsi untuk menghias serta pengemasan cokelat, kue, dessert, cookies, dan lain-lain. Dapur yang satunya berfungsi untuk pengadonan dan mencetak cokelat. Sedangkan dapur yang satunya lagi, tempat dimana pengadonan, pencetakan dan pemanggangan kue, dessert, cookies dan sejenisnya.

Dapur pertama atau dapur penghias dan pengemasan kue terlihat kosong, tak ada orang karena mereka sibuk dengan adonan cokelat dan kue. Lalice berjalan sendirian disana sembari memindai perlengkapan milik Vhiere. Toko cokelat itu terlampau besar.

Lalice sempat mengambil hasil potongan dari kue dan cokelat yang tersisa disana, untuk ia makan. Ia terlalu asyik disana hingga tak menyadari kalau seseorang membuka pintu, sampai akhirnya ia terperanjat ketika Vhiere berdiri disampingnya.

"Sedang apa disini?" Lelaki itu menatap datar pada Lalice, seakan malas untuk berekspresi. Tangannya bergerak meraih tangan Lalice, lantas membersihkan jemari lentik yang kini kotor karena cokelat, dengan serbet.

"Hei, mengapa kau membersihkannya? Aku ingin menjilatnya tahu!" Gerutu Lalice dongkol, gadis itu menukik alisnya tajam menatap Vhiere yang menghentikan gerakan tangannya untuk membersihkan jemari Lalice.

Lelaki itu menatap lekat kedalam manik beriris perak milik Lalice, seperti ada kabut yang melingkupi matanya, Vhiere mengangkat pinggang Lalice untuk mendudukkannya diatas meja pantry. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung saat Vhiere menarik jemarinya dan menjilat sisa cokelat disana. Mata Lalice dibuat membola, jantungnya memompa cepat dan perutnya terasa menegang.

SchokoladenhausTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang